ABC

Cara Inovatif Menghemat Listrik Untuk Hiasan Natal

Michael St Clair sedang memberikan sentuhan akhir pada salah satu hiasan lampu Natal yang paling megah di Darwin. Percaya atau tidak, untuk mengalirkan listrik ke hiasan tersebut harganya tidak lebih mahal dari selusin bir.

Padahal hiasan tersebut memiliki sekitar 25 ribu lampu dan butuh waktu 40 jam untuk membuatnya.

Keluarga St Clair, yang menganggap dirinya sebagai penggemar lampu Natal, baru-baru ini menambahkan perangkat lunak yang dikendalikan komputer untuk membuat lampu berkelap-kelip mengikuti irama musik.

Tapi yang menjadi tambahan hiasan tahun ini adalah kincir dengan beberapa bagiannya dibuat dari cetakan 3D.

“Biasanya kami sudah memulai sejak bulan September dengan memasang beberapa hiasan untuk Halloween, kemudian dilanjutkan dengan beberapa hiasan kecil selama Oktober dan November,” kata Michael.

Terlepas dari kemegahannya, ia memperkirakan hiasan ini hanya akan menambah sekitar Rp 300-400 ribu dari tagihan listriknya selama bulan Desember.

Seorang ayah sedang dibantu anak perempuanya membuat hiasan Natal
Michael sudah dibantu oleh anak perempuannya untuk membuat hiasan lampu Natal di rumahnya.

ABC Radio Darwin: Jesse Thompson

Rincian Tagihan

Tips pertama dari Michael untuk mengurangi listrik adalah dengan menggunakan lampu LED, yang 90 persen lebih sedikit menggunakan energi daripada lampu biasa.

“Ketika pertama kali membuat hiasan, kami lebih banyak menggunakan lampu biasa dan bola lampu yang sudah lama,” kata Michael.

Karena bola lampu yang lebih mahal semakin jarang ditemukan untuk hiasan Natal, keluargnya pun beralih ke lampu jenis LED yang jauh lebih murah.

Peritel energi di Kawasan Australia Utara, Jacana Energy memperkirakan hiasan Natal untuk bulan Desember bisa kurang Rp 100 ribu jika menggunakan LED.

Dengan memperhitungkan tarif listrik saat ini, yakni sekitar Rp 2.600 per kilowatt, maka satu tali lampu-lampu bisa dinyalakan seharga kurang dari Rp 5.000 selama 31 hari di bulan Desember.

Artinya, hiasan Natal yang menggabungkan kombinasi lampu-lampu hias bisa menghasilkan harga kurang dari Rp 100 ribu selama sebulan.

Apa lagi yang bisa dihemat?

Lampu yang banyak menghemat biaya adalah lampu bertenaga surya. Tapi tentu tidak bisa selalu diandalkan saat banyak awan di Darwin sepanjang tahun ini.

Michael juga menghemat biaya dari lampu-lampunya yang diatur tidak terus menerus berkelap kelip sepanjang malam.

“Jadi mungkin sekitar 40 persen lampu menyala di waktu bersamaan dan meredup ke tingkat yang lebih efisien,” katanya.

“Untuk meredupkannya, dengan menyalakan dan mematikan dengan sangat cepat, beberapa kali per detik.”

Tapi Jacana Energy mengatakan meski LED dipercaya hemat energi, justru menggunakan energi dua kali lebih banyak jika dipasang dengan aturan ‘flash’ yang berkelap-kelip cepat.

Tapi pada akhirnya hal ini hanya akan menambahkan beberapa dolar saja ke tagihan listrik.

Berdasarkan informasi pengecer, sangatlaj masuk akal untuk mengklaim jika kebanyakan lampu hemat energi menggunakan lampu-lampu dengan konsumsi energi rendah dan hanya beberapa hiasan lampu yang mengkonsumsi energi tinggi.

Michael mengatakan meski sudah melakukan penghematan dengan membuat hiasan dari barang-barang yang sudah ada atau membuatnya dengan cetakan 3-D, kebanyakan uang yang dikeluarkan adalah untuk mengimpor lampu khusus dari luar negeri.

Tapi upaya mereka berhemat untuk hiasan Natal tetap saja tidak membantu penghematan tagihan listrik secara keseluruhan karena penggunaan pendingin ruangan untuk suhu yang panas di akhir tahun, yang banyak dialami kebanyakan warga Darwin di musim jelang Natal seperti saat ini.

Artikel ini disunting dari berita aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa Anda baca di sini.