ABC

Cacing Gelang Bisa Bantu Ilmuwan Atasi Penyakit Parkinson’s dan Alzheimer’s

Seekor cacing gelang transparan yang kecil, yang hidup di kotoran, bisa membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana memperlakukan syaraf terluka dalam tubuh manusia.

Para peneliti telah mempelajari bagaimana makhluk nematoda berukuran satu milimeter yang transparan ini menyembuhkan luka sendiri.

Associate Professor Massimo Hilliard dari Institut Otak Queensland di Universitas Queensland berharap, cacing transparan ini bisa membantu para ilmuwan memecahkan penyakit seperti Alzheimer’s dan Parkinson’s.

"Kami tak mengerti bagaimana syaraf berdegenerasi, baik selama cedera atau menyusul berbagai penyakit. Cacing gelang ini adalah sistem model yang sangat sederhana yang digunakan orang untuk memahami masalah-masalah biologis yang berbeda,” jelasnya.

Ia menerangkan, "Alasan mengapa mereka sangat berguna karena mereka transparan, dan hal itu memungkinkan kami untuk melihat sel-sel saraf individu dalam hewan ini.”

"Di satu sisi, mereka menyediakan kaca pembesar untuk memahami apa yang terjadi pada tingkat molekuler dan seluler ketika syaraf rusak," tambahnya.

Penelitian bisa bantu sains pahami impuls otak syaraf yang rusak

Dr Massimo mengatakan, proses investigasi yang luar biasa terlibat dalam pemotongan syaraf di cacing gelang dengan laser "Microbeam".

"Apa yang kami temukan adalah bahwa ada komunikasi yang sangat penting dengan syaraf itu sendiri dan struktur yang ada di sekitar syaraf – dalam hal ini, kulit hewan," sebutnya.

Ia menjelaskan, "Syaraf ini adalah impuls otak (neuron) ‘mechanosensory’ -neuron yang memungkinkan kita untuk mendeteksi sentuhan ringan pada kulit -jadi kami menemukan bahwa cara neuron berdegenerasi tergantung pada interaksi dalam syaraf itu sendiri dan jaringan di sekitarnya."

Dr Massimo mengatakan, penelitian ini bisa membantu para ilmuwan memahami bagaimana neuron syaraf dirusak dalam kondisi degenerasi syaraf.

"Molekul-molekul yang memediasi komunikasi ini adalah molekul yang sama yang dilestarikan dalam sistem yang lebih tinggi seperti pada tikus dan manusia," ungkapnya.

Ia mengemukakan, "Jadi kami berpikir bahwa ini benar-benar bisa membantu kami untuk memahami lebih baik bagaimana syaraf mengalami degenerasi menyusul cedera atau penyakit degeneratif syaraf."

Dr Massimo mengatakan, cacing gelang kecil ini berbeda dengan cacing gelang yang ditemukan pada kucing dan anjing.

"Mereka berasal dari keluarga yang sama; mereka nematoda dan mereka non-parasit. Yang kami gunakan di laboratorium disebut ‘Caenorhabditis elegans’ (C. elegans) dan telah digunakan selama 40 tahun terakhir sebagai sistem model genetik,” utaranya.

"Mereka bisa ditemukan di mana saja di tanah dan mereka seukuran koma dalam sebuah buku teks, sehingga mereka benar-benar kecil," imbuhnya.