ABC

Burung Kolibri Lebih Banyak Miliki Persamaan dengan Lebah

Hummingbird, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama burung kolibri, mampu terbang dari satu benua ke benua lainnya. Tak hanya itu mereka juga tetap melayang dalam satu posisi dan terbang dalam keadaan terbalik. Para peneliti di Kanada melakukan penelitian soal burung kolibri ini.

Kolibri adalah penerbang yang luar biasa. Mereka bisa melayang saat menghirup sari-sari bunga. 

Nama 'hummingbird' sendiri diambil dari 'humming' suara dari kepakkan sayap mereka yang begitu cepat, mencapai 80 kali per satu detik! 'Humming' atau suara dengungan inilah yang membuatnya disebut 'hummingbird' di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris.

Ukurannya pun bisa dibilang kecil. Panjangnya sekitar 7.5 hingga 13 sentimeter. Tapi mereka bisa terbang ke segala arah, termasuk terbang dalam keadaan terbalik.

Burung kolibri memiliki kemampuan terbang dan bermanuver di udara seperti halnya lebah, meski memiliki otak yang berbeda. Foto: Flickr, Bill Garcey.

Profesor Douglas Altshuler dari University of British Columbia di Kanada dan kandidat doktor, Benny Goller, mencoba untuk mengetahui lebih lanjut soal kemampuan bulung Kolibri ini.

Mereka baru-baru ini melakukan penelitian dengan menempatkan burung-burung kolibri di laboratorium.

Hasilnya pun memberikan pengetahuan baru soal burung penghisap madu ini. Jika penelitiannya sebelumnya mengatakan bahwa burung kolibri lebih konsentrasi kepada apa yang berada di depan mereka, kini mereka menemukan sebaliknya.

Burung kolibri pun memiliki kepekaan dan fokus kepada apa yang berada di belakang mereka.

"Apa yang kita lakukan adalah melalui tes perilaku bagaimana burung ini menghisap madu dengan ada gambar bergerak di belakang mereka. Ini dilakukan untuk mengetahui seperti apa sebenarnya cara otak mereka bekerja," ujar Profesor Altshuler.

Dari penelitian inilah kemudian diketahui bahwa metode terbang burung kolibri memiliki lebih banyak persamaan dengan lebah, dibandingkan dengan burung lain. 

Lewat temuan inilah Profesor Altshuler dan Goller akan bekerja sama dengan Profesor Mandyam Srinivasan dari Queensland Brain Institute. Profesor Srinivasan telah mendapat pengakuan global untuk penelitiannya soal lebah.

'Bersama-sama kita sedang mempelajari spesies burung yang berbeda, "kata Profesor Altshuler. "Apa yang ingin kita pahami adalah bagaimana burung menggunakan pengelihatan mereka untuk memandu penerbangan dalam konteks yang berbeda."

Profesor Altshuler menjelaskan hal ini sama halnya seperti pesawat yang bergerak maju, dibandingkan dengan terbang melayang-layang ke segala arah. Penelitiannya nanti akan mencoba menjawab seperti apa posisi burung kolibri saat melakukan penerbangan yang berbeda-beda."