ABC

Bravo, Varietas Apel Baru yang Sedang Populer di Australia

Petani apel varietas baru yang dikembangkan di Australia Barat kini menjajaki pasar internasional setelah panen pertama mereka ludes terjual, meski dibandrol dengan harga $13 atau sekitar Rp 129 ribu per kilo. Apel jenis baru baru dinamai Bravo yang warnanya merah kehitaman.

Putik bunga dari tanaman apel Bravo kini mulai bermekaran di perkebunan sebelah tenggara Australia Barat. Begitu pula di sejumlah tempat lain di Australia. Diharapkan, lonjakan panen akan meningkat signifikan dibandingkan panen tahun lalu.

Dengan warna kulit buah kegelapan yang menonjol dan tidak menjadi coklat, apel Bravo terbukti sangat populer di kalangan petani. Saking populernya, sampai persediaan bibit pohon tanaman ini juga habis terjual.

Petani di Manjimup, Australia Barat, Harvey Giblett yang memanen sekitar 15 ton buah apel Bravo awal tahun ini, mengatakan Bravo memiliki kemampuan dalam memberi nilai lebih bagi konsumen dan petani.

“Kami merupakan satu-satunya negara di dunia yang menanam apel Bravo saat ini. Dan ini memberi peluang besar dalam menetapkan harga yang sedikit lebih mahal dibandingkan harga apel lainnya,” ungkapnya.

“Inilah yang diperlukan agar kami bisa berhasil mengingat biaya produksi di Australia sangat tinggi,” katanya.

Giblett memperkirakan produksi apel Bravo akan meningkat 3 atau 4 kali lipat pada musim panen awal tahun nanti, karena sejumlah petani mengganti apel varietas lain dengan pohon apel Bravo, yang dikenal dengan ANABP 01, begitu bibit tanaman ini tersedia.

“Begitu pohon-pohon apel Bravo ini dewasa, produksinya akan meningkat,” kata Giblett. “Apel Bravo memang baru diluncurkan, tapi suatu saat ini bisa menyaingi apel Pink Lady sebagai varietas apel ekspor paling populer.”

Evolusi apel untungkan petani

bunga apel Bravo di Tenggara orchard
Tanda-tanda awal mengindikasikan musim yang bagus di masa mendatang bagi petani apel Bravo.

ABC Rural: Anthony Pancia

Asal-usul kehadiran apel Bravo sendiri telah dimulai sejak 20 tahun lalu menyusul dilakukannya perkawinan silang bibit varietas apel Golden Delicious dengan apel Cripps Reds. Persilangan itu menghasilkan bibit pohon yang dikembangkan lebih lanjut di pusat penelitian di Manjimup, kawasan yang sangat terkenal di kalangan petani apel.

Meskipun sangat tergantung pada kondisi musim, panen apel ini akan dimulai pada bulan April.

Nadia Stacy, pegawai di Fruit West Co-Operative, mengatakan sekitar 30 petani di Australia Barat saat ini telah memproduksi apel Bravo. Menurut dia harga jual yang dibandrol $2 atau $3 untuk sebuah apel Bravo merupakan harga pantas atas kerja keras mereka.

“Selalu beresiko menanam apel varietas baru,” katanya. “Mengingat proses pengembangan apel Bravo dan kerja keras yang dilakukan para petani, pantas jika mereka mendapatkan harga tinggi seperti itu.”

Stacy mengatakan percaya diri kalau harga rata-rata apel Bravo sebesar $13 per kilo akan bertahan dan konsumen akan menerima kehadiran apel jenis baru ini.

“Kami tidak mendengar hal lain kecuali laporan positif dari para petani mengenai hasil panen Bravo mereka,” kata Stacy.

“Karena tingkat penyerapan panen yang sangat baik, dipastikan jumlah produksi akan semakin meningkat pada setiap panen,” tambahnya.

Populer meski harganya mahal

bee pohon.jpg
Kotak sarang lebah di dekat pohon-pohon apel.

ABC Rural: Anthony Pancia

Apel Bravo diluncurkan juga di pasar-pasar di kawasan timur Australia Barat tahun ini. General Manager Batlow Fruit Co-operative, John Power, mengatakan apel ini terbukti sangat populer meski harga jualnya cukup mahal.

“Kami melakukan riset penjualan apel Bravo dengan serangkaian harga. Tujuannya untuk mengukur kesediaan konsumen membayar angka yang lebih tinggi,” kata Power.

“Kami dapatkan bukti kalau apel ini sukses dijual dengan harga di atas $11 per kilo. Penjualan apel ini lebih baik dibandingkan dengan varietas lain yang dijual dengan harga eceran lebih murah,” jelasnya.

Power mengatakan hal ini membuat pengiriman lebih banyak lagi bibit pohon Bravo dari Australia Barat untuk para petani di Victoria, New South Wales dan Queensland.

“Setiap petani pasti akan berusah menanam varietas yang dapat menghasilkan keuntungan,” katanya. “Sayangnya, banyak dari varietas apel kita yang terdahulu semakin kurang menguntungkan. Sementara kami juga melihat bukti kalau apel Bravo akan dapat membalik tren tersebut.”

Mengincar pasar ekspor

Giblett mengatakan penampilan, ukuran dan rasa apel Bravo akan mampu membuatnya tampil menonjol di pasar ekspor yang sudah lebih dahulu tertarik dengan buah-buahan segar Australia.

“Saya yakin buah ini akan berhasil di Inggris dan pasar Eropa lainnya,” kata Mr Giblett.

“Tapi idealnya, kita juga bisa memasarkannya ke Asia yang lebih dekat, dengan lebih sedikit risiko dan biaya pengiriman,” katanya. “Kami banyak berharap pada apel ini.”

Diterjemahkan pada pukul 17:05 WIB, 27/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.