ABC

Bom-bom aktif hantui perairan dekat ibukota Vanuatu

Seorang penyelam di  Republik Vanuatu menyatakan bahwa kapal-kapal pesiar yang menuju salah satu negara kepulauan pasifik tersebut terancam setidaknya lima bom aktif Perang Dunia II di gerbang jalur pelayaran Port Vila di negara tersebut. 

Penyelam bernama Fabrice Bilandong merupakan salah satu  penyelam yang pertama kali menemukan bom-bom yang terletak di Teluk Vila Bay, dekat Pulau Ilfira, dua tahun lalu.

Para penyelam tersebut telah memperingatkan pihak berwenang mengenai temuan mereka, tetapi sejauh ini belum ada usaha untuk meledakkan bom tersebut agar tidak lagi membahayakan.

Port Vila menjadi tempat berlabuh sejumlah kapal pesiar terbesar di dunia beberapa kali dalam seminggu.

Menurut Bilandong, mereka harus mengambil tindakan ketika sebuah kapal tempur menjatuhkan jangkar di dekat bom-bom tersebut.

“Beberapa kapal tempur datang ke sini, mereka meletakkan jangkar dekat bom-bom itu, jadi kami harus memberi tahu mereka untuk memindahkan kapal karena ada bom di situ,” katanya.

Kapal tersebut kemudian dipindahkan, dan para awak kapal tersebut kemudian meninjau bom-bom yang dimaksud.

“Karena [para awak kapal itu] angkatan laut, saya dan seorang instruktur mengajak mereka menyelam, dan mereka berkata ‘ya, ini sungguh-sungguh, ini bom-bom besar,” cerita Bilandong.

Menurutnya, awalnya Ia dan manajer toko alat selam tempat Ia bekerja, yang juga mantan anggota militer Selandia Baru, mencari peluru dari zaman perang dunia II.

“Di dekat lampu jaga besar, kami menemukan lima bom besar, sepanjang 1,3 meter, dengan lebar 40 sentimeter, terletak 17 meter di bawah laut,” cerita Bilandong.

Ia juga mengambil foto untuk ditunjukkan pada atasannya, namun foto-foto tersebut hilang saat toko selam tempat Ia bekerja berganti kepemilikan.

Sebelumnya, Bilandong menyatakan bahwa sejumlah pejabat dari Australia, Selandia Baru, dan pihak-pihak berwenang pelabuhan setempat telah bertemu dengan para penyelam yang menemukan bom tersebut. Ia dan satu instruktur lainnya kemudian menunjukkan lokasi penemuan bom di peta.

Para pejabat tersebut berkata pada Bilandong bahwa mereka akan berbicara dengan pemerintah Vanuatu untuk meminta izin meledakkan bom tersebut.

Kemudian, pada bulan Juli, awak sebuah kapal perang Selandia Baru menyelam bersama para penyelam setempat untuk melihat bom-bom tersebut.

“Mereka melihat bom-bom itu, bahkan mereka mengupas [karat] nya dan mereka berkata ‘Ya, ini sungguhan, ini masih hidup.’”

Bilandong bercerita bahwa Ia kemudian bertanya tim angkatan laut tersebut mengenai kapan bom-bom tersebut akan diledakkan. Jawabannya adalah bahwa meskipun mereka memiliki peralatan yang diperlukan, mereka belum diberi izin dari pemerintah sebelum misi mereka selesai.