ABC

Biaya Buruh Menurun, Australia Lebih Kompetitif

Bank Sentral Australia mengatakan, biaya buruh di Australia kini menurun dibandingkan dengan negara-negara lain, sehingga industri ekspor menjadi lebih kompetitif.

Dalam sebuah pidato yang dituan-rumahi oleh Wall Street Journal, Asisten Gubernur Bank Sentral Australia Christopher Kent mengatakan, pertumbuhan produktivitas yang kuat dan pertumbuhan upah yang rendah belakangan ini menyebabkan biaya buruh masih tetap sama.

Selama satu-setengah tahun terakhir, pertumbuhan upah nominal dibarengi dengan pertumbuhan produktivitas buruh, menurut pengamatan Kent.

"Akibatnya, tidak ada kenaikan biaya buruh untuk memproduksi suatu unit output."

Dr Kent mengatakan, biaya buruh Australia tidak lagi mengalami kenaikan dibandingkan dengan mitra-mitra dagang utama Australia, dan bahkan menurun sedikit sejak pertengahan 2012, setelah mengalami kenaikan besar selama 10 tahun sebelumnya.

Namun Dr Kent mengatakan, periode pertumbuhan upah rendah ini mungkin tidak akan lama, karena banyak generasi "baby boomers" memasuki masa pensiun.

Ia memprediksi, pada gilirannya, yang menjadi masalah mungkin kurangnya tenaga kerja yang tersedia, bukan kurangnya pekerjaan.

Menurut Dr Kent, dampak dari populasi lanjut usia sudah terlihat dari penurunan tajam proporsi orang-orang berusia diatas 15 yang bekerja atau aktif mencari pekerjaan – angka partisipasi.

Dikatakannya, kurangnya permintaan akan pekerja di banyak bidang mengakibatkan sejumlah orang berhenti mencari pekerjaan, tapi ini bukan penyebab merosotnya partisipasi.

Banyak dari mereka yang tidak bekerja mungkin sedang belajar atau memutuskan untuk pensiun lebih dini.

Kata Dr Kent, itu berarti prospek jangka pendeknya adalah pertumbuhan upah tetap lamban, dengan Bank Sentral memprakirakan pertumbuhan pekerjaan sedikit naik, tapi tidak cukup untuk menurunkan angka pengangguran secara signifikan sampai 2015.