ABC

Berubah Pikiran, Julia Gillard Kini Dukung Pernikahan Sesama Jenis

Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard mengakui dirinya telah berubah pikiran mengenai pernikahan sesama jenis. Julia Gillard yang dahulu dikenal menentang keras kesetaraan pernikahan kini menegaskan dirinya mendukung pernikahan sesama jenis.

Dalam pidatonya di College of Law and Justice di Melbourne, Julia Gillard  mengakui banyak orang mengenal dirinya sebelumnya adalah penentang pernikahan sesama jenis – sebuah keputusan yang digambarkannya sebagai '"idiosinkratik" atau mengambil keputusan berdasarkan lingkungan Ia dibesarkan.
 
"Mayoritas dari Anda yang berada di ruangan ini mungkin mengetahui kalau saya tidak mendukung pernikahan sesama jenis ketika usulan perubahan UU mengenai pernikahan sesama jenis belum sampai ke parlemen federal," katanya.
 
"Saya pastikan kalau partai politik Saya telah memutuskan semua anggotanya boleh memilih sesuai hati nuraninya dan Saya tidak bermaksud mempengaruhi suara siapapun didalam partai politik saya mengenai UU itu sendiri,"
 
"Saya sadar bahwa pilihan saya sekarang untuk mendukung pernikahan sesama jenis mungkin akan dipandang aneh oleh banyak orang, tapi Saya menyadari kalau posisi saya ketika itu sangat idiosinkratis,"
 
Gillard mengatakan seiring dengan semakin banyaknya negara yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis, sekarang dirinya menyadari sudah waktunya dilakukan perubahan,"
 
"Di masa saya menjabat dulu, ketika sejumlah negara besar telah memilih untuk mengakui pernikahan sesama jenis, saya menyadari kalau arah reformasi yang saya inginkan utamanya adalah tidak memenangkan hati dan pikiran mengenai pernikahan sesama jenis," katanya.
 
Gillard mengkritik keras rencana Perdana Menteri Tony Abbott untuk melakukan referendum mengenai pernikahan sesama jenis.
 
Dia berpendapat referndum tidak diperlukan dalam masalah ini dan politisi malah seharusnya diberikan kebebasan untuk memilih sesuai hati nuraninya setelah pemilu berikutnya.
 
"Memungkinkan pemilih untuk mengekspresikan pandangan mereka melalui kotak suara tidak perlu melalui cara plebisit atau referendum," katanya.
 
"Jika semua partai politik memberikan mekanisme pilihan sesuai hati nurani, maka hal itu sejalan dengan kerja demokrasi kita seperti biasanya di Australia, dan masyarakat harus bertanya pada kandidat politisi mengenai pandangan mereka terhadap pernikahan sesama jenis,  pada pemilu berikutnya mereka harus memutuskan untuk memilih kandidat yang merefleksikan pandangan mereka,
 
Gillard mengatakan jika masih berada di parlemen dirinya pasti akan memberikan suara 'YA' pada pernikahan sesama jenis.
 
"Saya memang tidak akan memberikan suara dalam perdebatan ini, tapi seandainya bisa saya akan memberikan suara 'YA' pada pemungutan suara ini."
 
Kalangan pengacara menyambut baik keputusan Gillard mendukung kesetaraan pernikahan. Sikap Gillard ini menunjukan seorang tokoh publik juga bisa berubah pikiran mengenai isu pernikahan sesama jenis ini.
 
"Kami menyambut gembira keputusan Julia Gillard karena itu menunjukan kalau bahkan tokoh penentang utama kesetaraan pernikahan saja bisa membuka hatinya untuk sebuah perubahan," lata Direktur Kesetaraan Pernikahan Australia, Rodney Croome.
said.
 
"Tapi kita mendesak pemimpin politik yang lain untuk tidak menunggu sampai terlambat bagi mereka untuk menunjukan kepemimpinan mereka di parlemen seperti yang dilakukan Julia Gillard."
 
Para pendukung pernikahan sesama jenis mengecam keras keputusan Abbott untuk tetap membuka kemungkinan isu ini diputuskan melalui mekanisme referendum.
 
"Pengadilan Tinggi telah menetapkan masalah pernikahan merupakan domain konstitusi, jadi referendum jelas sangat tidak perlu," kata Croome.
 
"Melanjutkan pembahasan referendum itu sangat mahal dan opsi jalan buntu ini akan menjadi tamparan keras bagi Pengadilan Tinggi dan sistem pemerintahan kita."