ABC

Bertentangan dengan Agamanya, Wanita Ini Tidak Bayar Pajak Selama 10 Tahun

Seorang wanita di Tasmania Utara terancam dipenjarakan lantaran tidak mau membayar pajak selama sepuluh tahun dengan alasan tidak sesuai dengan keyakinan agamanya.

Pengadilan Magistrasi di Launceston mendengarkan keterangan dari Clemencia Barnes dari White Hills yang tidak membayar pajak apapun sejak tahun 1996.
 
Hal itu dilakukan karena dia menolak membayar pajak lanatran tidak sesuai dengan keyakinan agamanya. Dia khawatir uang pajak yang dibayarkannya akan digunakan untuk membiayai perang dan konflik bersenjata.
 
Sejak Januari lalu, Barnes telah diperintahkan melunasi utang pajaknya mulai dari tahun 2000 hingga 2010.
 
Hakim Magistrasi, Reg Marron menyatakan Barnes bersalah atas 10 pelanggaran lantaran tidak memenuhi perintah pengadilan.
 
Hakim Marron mengatakan dirinya tidak membantah keyakinan agama Barnes tapi menurutnya keyakinan itu bisa dijadikan dasar alasannya untuk menolak membayar pajak.
 
Jaksa penuntut Megan Hickton dipersidangan mengatakan hukuman maksimum untuk setiap pelanggaran yang dilakukan oleh terdakwa adalah denda $5500 atau 12 bulan penjara.
 
Barnes bekerja sebagai konselor kesehatan mental antara tahun 2000 hingga 2010 tapi sekarang menerima pensiun dari pemerintah persemakmuran.
 
Marron juga membolehkan Terence Malaher, yang menggambarkan dirinya sebagai penasehat spiritual Barnes untuk mendampinginya selama menjalani persidangan.
 
Pengadilan Magistrasi bertanya kepada Barnes apakah kini dia bersedia membayar pajak, yang kemudian dijawabnya keyakinan dia masih tetap sama.
 
Pengadilan Magistrasi memperingatkan Barnes bahwa hukuman kustodian berpotensi diterapkan dalam kasusnya.
 
Persidangan kasus ini ditunda hingga 9 Februari tahun depan untuk membacakan putusan vonis bagi Barnes.
 
Di luar gedung pengadilan, Barnes mengatakan ia bersedia dipenjarakan karena keyakinannya.
 
"Jika itu yang terjadi, itulah yang akan saya lakukan, dan saya akan melakukannya," katanya.
 
"Saya tidak akan menyukainya, tapi aku akan melakukannya.
 
"Yang tidak bersedia saya lakukan adalah mengkompromikan kepercayaan saya,”
 
"Tuhan adalah bagian terbesar dari hidup saya dan selalu dan akan demikian adanya, dan Saya tidak bisa berhenti karena seseorang memerintahkan Saya untuk melakukannya,”