ABC

Bertangan Satu, Bethany Tetap Menjadi Peselancar Profesional

Sudah tiga belas tahun, atlet selancar Australia Bethany Hamilton hidup dengan satu tangan, namun dia sudah membuktikan bahwa dia bisa melakukan banyak hal, tidak sekedar dilihat korban yang selamat dari serangan ikan hiu.

Bethany sekarang menyebut dirinya sebagai “seorang ibu, seorang istri, seorang peselancar dan seseorang yang menjalani hidup dengan penuh gairah” yang bersyukur atas keluarganya, gairah untuk berselancar dan iman kepada Tuhan.

Bethany terkenal lewat otobiografinya berjudul ‘Soul Surfer’ dan sebuah film di tahun 2011 yang menceritakan serangan yang dihadapinya, pemulihan serta tantangan yang dihadapinya untuk kembali belajar berselancar.

“Hari itu arah kehidupan saya bisa bergerak ke banyak arah. Namun berbagai arah itu malah membuat saya kuat dan mendorong saya untuk maju,” tutur Bethany.

“Sebagai seorang Kristen, saya benar-benar percaya dengan janji-janji Tuhan tentang hidup saya. Janji-janji itu tetap ada dan benar, tidak akan berubah dan selalu bisa menjadi sandaran. Tuhan merangkul kita dalam iman di saat kita melalui masa sulit,” jelasnya.

"Sejak saya masih muda, itulah yang saya pegang dan kini saya tak melihat serangan hiu itu sebagai hal yang buruk. Begitu banyak baik muncul darinya dan membuatnya berharga," ujar Bethany.

Masih berlaga di sirkuit Liga Selancar Dunia, Bethany menjadi pemberitaan beberapa bulan lalu ketika dia mengalahkan unggulan utaama di lomba ‘Fiji Womens’s Pro dan akhirnya meraih tempat ketiga.

Bethany ikut lomba setelah mendapatkan ‘wildcard’ dan menyisihkan juara dunia saat ini, Tyler Wright, di babak kedua, menangkap ombak sebelum bermanuver empat kali di ombak berarus cepat yang dangkal dan mendapatkan skor 9,00.

Kedua peselancar ini mengatakan mereka saling mengagumi satu sama lain, dan Bethany menyatakan, ia senang Tyler akhirnya menjadi juara dunia.

“Tyler adalah seorang atlet yang luar biasa dan pribadi yang menakjubkan, jadi menyenangkan bersaing bersamanya dan saling memotivasi satu sama lain. Saya harap saya mendorongnya dalam cara yang baik dan saya gembira ketika ia melanjutkan kariernya.”

Bethany Hamilton
Bethany Hamilton berselancar di Maldives.

WSL

Adaptasi, kunci kesuksesan Bethany

Tekad dan kembalinya Benthany sendiri layak mendapat pujian, dan kemampuan tekniknya di dalam air juga mengesankan.

Kembali berselancar sebulan setelah kecelakaan terjadi bertahun-tahun lalu, ia mengatakan, Mike Coutts -yang belajar berselancar setelah kehilangan satu kaki dalam serangan hiu –banyak menginspirasinya untuk melanjutkan karir.

"Saya tak tahu bahwa berselancar dengan satu tangan benar-benar tak masalah dan akhirnya saya akan terus mengejar cita-cita dan impian awal saya untuk menjadi seorang profesional," sebut Bethany.

“Cara saya menangkap gelombang dan menempatkan diri di papan mungkin berbeda dari banyak peselancar dan biasanya saya tak mengambil lebih dari empat kesempatan untuk menangkap ombak –biasanya hanya 1-3 kali,” jelasnya.

“Jadi saya tentunya memiliki pendekatan yang berbeda dan mencoba menjaga tubuh agar benar-benar kuat dan prima sehingga jika ada kompensasi apapun, saya bisa menebusnya dengan mobilitas dan kekuatan tubuh yang baik,” sambungnya.

Bethany menyebut dirinya sendiri sebagai atlet yang “adaptif” dan karena itu, ia menolak sebuah nominasi penghargaan ESPY di Amerika Serikat tahun ini, setelah menyadari ia dimasukkan ke dalam kategori disabilitas.

Skip Souncloud Track

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

SOUNDCLOUD: Bethany Hamilton

Ia sebelumnya telah menerima penghargaan Atlet Berlaga Kembali Terbaik tahun 2004 di ajang yang sama, dan merasa canggung menerima penghargaan tersebut.

“Saya jauh dari kondisi disabilitas, saya bersaing dengan atlet terbaik di dunia,” ungkapnya.

Ia mengatakan, “Pada saat itu saya berselancar di kompetisi internasional dengan peselancar pria terbaik di dunia, jadi bagi saya ketika dimasukkan ke dalam kategori disabilitas, itu terasa aneh.”

“Dan jika memang ada, kategori itu harus dihilangkan atau diubah menjadi ‘Atlet Adaptif Terbaik’, karena begitu banyak atlet yang digolongkan disabilitas begitu sangat mampu bersaing,” tambahnya.

Bethany berujar, “Mereka melakukannya dengan kekurangan tubuh, begitu saya sebut, dan melakukannya sebaik orang-orang dengan seluruh anggota tubuh lengkap.”

Menjadi teladan generasi muda begitu tak ternilai

Saat ini di Sydney, Bethany akan mengumumkan pemenang kategori olahraga di acara Penghargaan Perempuan Tahun Ini dari Majalah Cosmopolitan, hari Kamis (17/11).

Yang masuk nominasi adalah Michelle Payne (balap kuda), Carmen Marton (taekwondo), Cate Campbell (renang), Melissa Tapper (tenis meja) dan Jordan Mercer (selancar).

Belum sepenuhnya mengetahui kehebatan para atlet tersebut, Bethany mengatakan, ia ingin agar penghargaan ini jatuh ke atlet yang memiliki kualitas teladan.

"Tentu saja, banyak dari apa yang mereka punyai masing-masing adalah aset dan bakat besar, tapi bisa menjadi panutan bagi generasi muda, sungguh tak ternilai harganya," sebut Bethany.

Ia mengungkapkan, “Saya merasa bersyukur bisa mengejar impian saya sekaligus memotivasi gadis-gadis muda di masa depan, mengejar cita-cita mereka sendiri, sehingga menjadi hari yang menyenangkan untuk bisa menyajikan sendiri penghargaan ini.”

Diterjemahkan pukul 10:40 AEST 15/11/2016 oleh Nurina Savitri dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini