ABC

Berpikir Positif Saja Tak Cukup Untuk Wujudkan Resolusi Tahun Baru

Menyambut tahun baru, banyak dari kita telah menyusun rencana untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bugar, lebih ramping, lebih kaya, lebih terorganisir, dan lebih mau belajar. Bagaimana cara mewujudkan itu semua?.

Kita bertekad akan menurunkan berat badan, berhenti merokok dan akhirnya menghemat uang.

Bahkan ada yang bertekad lari maraton dan mendapat promosi di tempat kerja serta mendekorasi ulang rumah agar terlihat seperti foto-foto di Pinterest, dan tak ada yang akan menghentikan rencana itu.

Tapi tahukah anda?, penelitian ilmiah menunjukkan, pikiran positif Anda lebih mungkin gagal: 90% dari orang-orang yang membuat resolusi tahun baru tak akan pernah melihat ambisi mereka berhasil.

Dan walau gambar penyemangat serta kutipan motivasi yang memenuhi halaman Facebook Anda mungkin mendorong Anda untuk berlatih di pusat kebugaran atau membeli buku mewarnai untuk orang dewasa di awal-awal, pikiran positif yang berusaha mereka tuangkan mungkin benar-benar membuat Anda gagal mencapai resolusi.

Bahkan, semua slogan produk olahraga mungkin harus disertai dengan catatan: mencapai tujuan besar itu sulit, dan manusia pada dasarnya malas.

Banyak orang ingin langsing dan percaya diri untuk menuai kekaguman, tapi mereka tak ingin berusaha setiap hari untuk sampai ke sana.

Tapi jangan menyerah dulu! tak semua orang ditakdirkan untuk tetap gemuk dan cemas pada tahun 2016, tetapi cara kita mewujudkan resolusi mungkin perlu dirombak jika kita benar-benar ingin mencapai apa yang kita inginkan.

Apa yang salah dari resolusi tahun baru?

"Manusia benar-benar buruk dalam memegang teguh tujuan. Perubahan jangka panjang yang melibatkan penggantian pola pikir dan pola perilaku sulit untuk berubah," kata psikolog asal Brisbane, Lindsay Spencer Matthews-yang bekerja dengan ratusan klien baru setiap tahunnya.

Ia menambahkan, "Resolusi Tahun Baru jarang mencapai akhir Januari."

Jay Roberts, seorang spesialis bisnis yang bekerja dengan individu yang ingin meningkatkan praktek bisnis mereka, juga melihat sulitnya menerapkan perubahan hidup.

"Saya menemukan bahwa ketika orang mengatur sebuah rencana, biasanya dalam waktu tiga bulan, lebih dari setengahnya telah gugur," sebutnya.

Salah satu alasan mengapa tujuan gagal dicapai adalah karena orang-orang mencari  cara untuk mencapainya dengan cepat dan kecewa ketika mereka tak bisa mendapatkannya.

"Mereka mulai membuat alasan ketika itu menjadi sulit," ungkap Jay.

Jadi, apakah mereka yang gagal untuk menurunkan berat badan atau tetap boros benar-benar malas? Apakah mungkin tekad mereka kurang besar?.

Penulis situs populer ‘BrainPickings’, Maria Popova, sering menyesalkan "ketidaksabaran ekstrim" orang-orang atas proses pembelajaran.

"Kita ingin memiliki pengetahuan, seolah-olah itu benda statis, tapi kita tidak ingin melakukan pekerjaan untuk menggapainya," tulis Maria.

Dalam konteks yang lebih luas, prestasi yang dituai biasanya lebih banyak dipuji ketimbang usaha yang susah payah dilakukan.

Budaya kepuasan instan yang dihasilkan oleh internet –tempat di mana informasi, hiburan dan hasil bisa diakses sesuai permintaan -sangat berkontribusi pada kecenderungan ini.

'Fitspo' misalnya, yang mengacu pada foto orang-orang berbodi langsing dan bugar yang diunggah ke media sosial.

Usaha yang terlibat dalam menciptakan tubuh seperti itu -yakni diet ketat, olahraga, kemauan dan tekad keras -tak pernah terungkap, tetapi foto itu sendiri digunakan untuk menjual olahraga atau  program diet, atau untuk menyampaikan gagasan bahwa tubuh seperti itu bisa didapat.

Kekuatan ‘positive thinking’

Internet juga berisi dengan konten-konetn afirmasi -pernyataan positif yang diyakini menjadi kenyataan jika dilakukan cukup sering; teknik visualisasi di mana seseorang membayangkan masa depan yang indah dan instruksi yang sama untuk "mewujudkan" hal-hal yang mereka butuhkan dari "alam semesta" (misalnya tempat parkir); dan "cinta kepada diri sendiri" yang berlebihan, di mana untuk memecahkan masalah emosional orang-orang seperti ini menulis daftar kebaikan mereka dan belanja sepuasnya.

Pesan dari inisiatif ini adalah bahwa hidup Anda bisa berubah melalui kekuatan berpikir positif saja. Tapi benarkah bisa begitu?.

Gagasan bahwa kita memiliki kekuasaan atas situasi kita sangat membantu ketika itu menyangkut rencana untuk mengubah hidup kita, tetapi itu hanyalah langkah pertama.

Di titik tertentu, pikiran harus dituangkan ke dalam tindakan untuk melakukan perubahan. Tujuan yang sebenarnya mungkin dilakukan -yang terhubung dengan nilai-nilai kita dan sadar bahwa perubahan itu benar-benar susah – jauh lebih realistis dan bisa dicapai ketimbang sekedar menggilai potret kehidupan orang lain.

Karena – hadapi saja – meski Anda benar-benar ingin terlihat seperti itu, sejarah dan gen yang anda miliki menunjukkan bahwa anda tak akan pernah mendapatkan perut bikini.

Tapi Itu tak berarti Anda tak bisa menjadi positif tentang usaha pergi ke pusat kebukaran dan menetapkan tujuan yang realistis.