ABC

Berkenalan Dengan Pemilik Rumah Bordil Tertua di Australia

Questa Casa, bahasa Italia yang artinya ‘Rumah Ini’, dimiliki oleh ‘Madam’ Carmel Galvin. Ia menjalani kehidupan yang tidak biasa dan diangkat ke sebuah film dokumenter berjudul ‘Rumah Merah Muda’.

‘Rumah Ini’ bukanlah rumah biasa, tapi rumah bordil yang dianggap sebagai yang paling lama beroperasi di Australia. Questa Casa berlokasi di kawasan Kalgoorlie, Australia Barat.

Berdiri pada tahun 1903, Madam Carmel, sudah menjadi pemiliknya sejak 25 tahun yang lalu.

Kepada Red Symons dari program Breakfast milik Radio ABC Melbourne, perempuan berusia 80 tahun ini mengaku jika ia tak sengaja masuk kedalamnya sebagai pemilik.

“Sepertinya ini memang takdir saya, karena biasanya kita bangun pagi mencoba mElakukan sesuatu, tapi tak berhasil. Lalu keesokan harinya mencoba lagi, gagal lagi, hingga akhirnya merasa membuang-buang waktu. Tapi bagi saya, di suatu pagi saya membaca sebuah kabar yang menyebutkan salah satu ‘Madam’ saat itu ingin menjual rumah bordilnya di Kargoolie,” ujar Madam Carmel.

Madam Carmel mengaku jika saat itu belum pernah mendengar kawasan bernama Kargoolie. Tapi karena rasa penasaran terus muncul dalam benaknya, ia pun menelpon kepolisian di kawasan Kalgoorlie.

“Mereka mengatakan kalau rumah bordil itu masih dijual. Tapi mereka bilang jika uang untuk membeli berasal dari penjualan narkoba atau kejahatan, maka saya tak boleh membelinya,” kata Madam Carmel.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Anda bisa menonton cuplikan dari film dokumenter The Pink House lewat saluran YouTube.

Singkat cerita, Madam Carmel mengunjungi rumah bordil tersebut. Tapi saat ia menginjakkan kakinya di Kalgoorlie, ia merasa tidak berkesan. Bahkan, keesokan paginya ia meminta untuk pulang.

“Mereka mengatakan, saya tak bisa pulang karena memiliki tiket promo spesial, mereka menawarkan saya untuk tinggal beberapa hari, dan saya pikir, ‘baiklah, saya akan melihat-lihat kawasan ini’.”

“Madam saat itu membawa saya jalan-jalan dan memperkenalkan saya pada beberapa keluarga yang sudah turun menurun tinggal di kawasan itu.”

Madam Carmel mempelajari sejarah kawasan Kargoolie yang dianggapnya memiliki sejarah luar biasa.

“Tiga hari kemudian… saya menelepon anak perempuan saya dan berkata, ‘sayang, saya ingin membeli rumah bordil’,” ujar Madam Carmel.

Keluarganya saat itu masih dalam keadaan berduka karena pasangan Madam Carmel baru saja meninggal dunia.

Carmel mengaku jika rumah bordilnya bukan saja seperti rumah bordil kebanyakan. Tapi ada juga unsur wisata dan sejarah, sehingga menarik pengunjung, seperti turis tanpa harus terlibat dalam aktivitas seksual.

“Saya mengajak mereka berkeliling, seperti tur, sekali dalam sehari. Usai tur mereka mendapatkan stiker dengan tulisan, ‘Saya menghabiskan $20 [sekitar Rp 200 ribu] untuk sejam di rumah bordil’,” jelasnya.

Film dokumenter The Pink House disutradarai oleh Sascha Ettinger-Epstein dan sudah diputar di Adelaide dan Sydney Film Festival 2017.

Simak wawancara Madam Carmel dan Red Symond lewat tautan berikut.