ABC

Berkat Meja Bedah Virtual 3D, Otopsi Anatomi Tidak Lagi Tergantung pada Bedah Mayat

Mahasiswa kedokteran di pedesaan tidak lagi tergantung pada kegiatan bedah mayat untuk melakukan latihan otopsi. Semua ini dimungkinkan berkat perangkat otopsi canggih berupa meja pembedahan virtual dengan teknologi 3D.

Perangkat meja anatomi virtual buatan AS ini dipertunjukan di Universitas Flinders Selasa(5/4), dengan menggunakan teknologi 3D perangkat ini bisa mereplikasi semua otot, pembuluh darah dan tulang pada tubuh manusia.
 
Staff dan mahasiswa Universitas Flinders bisa melihat tubuh dari semua sudut yang mungkin dan menguliti lapisan kulit dan otot semudah menjentikan jemari tangan.
 
Universitas Flinders membeli 4 meja perangkat pembedahan tubuh virtual seperti ini dan akan ditempatkan di kampus mereka di Adelaide, Mount Gambier, Darwin dan Renmark, dilengkapi dengan teknologi konferensi video yang saling terhubung diantara ke-4 lokasi ini maka memungkinkan prosedur pembedahan dilakukan di 4 kampus.
 
Tubuh wanita dan laki-laki ditampilkan di meja anatomi virtual didasarkan pada ukuran manusia sebenarnya – yakni wanita berusia 26 tahun yang meninggal karena kanker perut, dan jenazah seorang pria berusia 33 tahun yang meninggal karena leukaemia, tubuh kedua jenazah ini dibedah dengan cara yang rumit dan direplikasi dengan pandangan 3 dimensi.
 
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Flinders, Paul Worley mengatakan teknologi baru ini akan memberikan mahasiswa kedokteran pemahaman yang lebih terintegrasi mengenai anatomi manusia.
 
Menurutnya teknologi ini terutama sekali akan sangat menguntungkan mahasiwa kedokteran di kawasan regional, yang dapat segera berpartisipasi dalam pelajaran pembedahan yang dilakukan oleh pakar di kota.
 
"Tirani yang berlaku sekarang ini adalah jarak yang jauh memicu isolasi, dalam arti siapa yang bisa menjadi guru mereka, tapi hal tersebut tidak akan terjadi lagi," kata Professor Worley.
 
"Dalam rangka melahirkan dokter-dokter terbaik, klinik dipedesaan perlu memiliki akses informasi yang terbaik juga dan kehadiran meja anatomi virtual ini memungkinkan mereka akses terbaik mengenai anatomi ditangan mereka,"
 
Asosiate Dekan di Sekolah Kedokteran Pedesaan, Jennene Greenhill mengatakan meja anatomi ini merupakan ujung tombak teknologi ilmu kedokteran.
 
"Hanya ada sekitar setengah lusin alat seperti ini di Australia," kata Profesor Greenhill.
 
"Sepertinya teknologi pendekatan jaringan ini  merupakan yang pertama kalinya ada di dunia,  kami berharap alat ini dapat tersambung dengan pengajaran anatomi di Adelaide dan kami bisa melakukan riset mengenai pengajaran anatomi juga,"
 
"Begitu mahasiswa melakukan kursus anatomi tahun pertama dan kedua mereka selesai, subjek anatomi menjadi pelajaran teori saja, tapi alat ini bisa benar-benar membantu mahasiswa untuk meninjau kembali semua anatomi dengan cara yang sebenarnya bahkan lebih dari yang mereka bisa lakukan seperti sekarang ini,"
 
Sementara itu Profesor Lucie Walters dari Sekolah Klinik Kedokteran Pedesaan universitas Flinders di Mount Gambier, mengatakan alat ini membantu melibatkan siswa jauh lebih baik dibandingkan dengan model kerangka yang diperlukan di sudut ruangan.
 
"Ini adalah bagian yang sangat keren dari teknologi dan sangat menyenangkan menggunakannya," katanya.
 
"Alat ini bisa menangkap imajinasi mahasiswa kami dan membuat mereka lebih bersemangat tentang anatomi dan belajar anatomi daripada hanya sekedar dari buku."Professor Lucie Walters.
 
Profesor Walters mengatakan keputusan untuk dua orang menyumbangkan tubuh mereka bagi ilmu kedokteran juga akan terdampak, karena pada dasarnya mereka akan dapat memberikan pengalaman belajar di seluruh dunia.
 
"Di banyak tempat yang berbeda di seluruh dunia, orang akan dapat ikut belajar secara virtual  dari tubuh-tubuh yang disumbangkan itu," katanya.
 
Tidak peduli berapa banyak kemajuan ilmu kedokteran yang akan terjadi, namun Profesor Walters mengatakan akan selalu ada model anatomi tubuh yang diperlukan di sudut semua kamar besar anatomi.
 
Di kampus Mount Gambier, model anatomi yang mereka gunakan diberi nama Yorick Bonaparte.
 
"Kami memiliki generasi berikutnya dari peserta didik yang jauh lebih IT-savvy dari yang pernah saya gunakan," kata Profesor Walters.
 
"Tapi saya pikir kami akan selalu memiliki tempat untuk Yorick kami."