ABC

Berapa Jumlah Anak Yang Ideal Bagi Populasi Dunia

Dengan populasi Australia yang beranjak mendekati 40 juta jiwa pada pertengahan abad ini, dan angka populasi dunia yang tumbuh sebesar 80 juta setiap tahun, beberapa orang mungkin mendapati diri mereka bertanya-tanya apakah mereka seharusnya memiliki anak.

Dampak dari terus bertumbuhnya populasi kita terhadap  lingkungan – dari kota yang tercemar dan sungai yang hampir mati hingga penggundulan hutan dan spesies yang hilang – adalah sesuatu yang dapat membuat Anda terjaga di malam hari.

Jadi berapa banyak anak yang harus Anda miliki jika Anda peduli dengan planet ini?

Kami mencari lima perspektif tentang pertanyaan mengerikan ini.

Tapan Sarker, ekonom politik

Sebanyak yang Anda mampu – mungkin dua

Dr Tapan Sarker lahir di negara yang sekarang tercatat sebagai negara kedelapan di dunia dengan jumlah penduduk terpadat – Bangladesh. Dia menjadi pengungsi saat berusia tiga bulan saat ibunya melarikan diri bersamanya ke India, setelah ayahnya terbunuh dalam konflik.

Dia memulai karirnya di bidang kehutanan dan konservasi keanekaragaman hayati, namun sejak saat itu dia mempejari ekonomi dan menghabiskan waktu di negara-negara berkembang untuk menghadapi tantangan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Tapan Sarker dan anak-anak
Tapan Sarker mendapat sarapan di Hari Ayah.

Disediakan: Tapan Sarker

Dr Sarker memandang memiliki anak sebagai layanan penting: Anda menyediakan angkatan kerja yang akan membayar pajak yang diperlukan agar ekonomi tetap berjalan.

Menurutnya, tantangannya adalah untuk mengetahui cara terbaik untuk melakukan hal ini mengingat sejumlah kendala yang dihadapi negara seperti Australia, seperti terbatasnya sumber daya air.

Dr Tapan Sarker mengatakan ketika mempertimbangkan berapa banyak anak untuk dimiliki, penting untuk memikirkan masalah keterjangkauan yang lebih luas. Masyarakat membutuhkan warga negara yang berpendidikan dan terampil – dan ini menghabiskan jutaan uang untuk menyiapkannya.

“Ini tentang kualitas bukan kuantitas.”

Sementara Dr Tapan Sarker pernah menjadi penggemar seruan terkenal dari Peter Costello agar orang-orang memiliki “satu untuk ibu, satu untuk ayah dan satu untuk negara”, dia mengatakan bahwa waktu telah berubah dan sekarang berpikir, “dua anak mungkin adalah angka terbaik” (dengan asumsi kedua orang tua bekerja).

Ternyata wanita Australia rata-rata memiliki anak di bawah angka dua anak masing-masingnya.

“Negara-negara yang memiliki lebih banyak orang muda kondisinya sangat baik saat ini, dan mereka yang memiliki orang tua lebih banyak menghadapi banyak tantangan.”

Dia menunjuk contoh Jepang. Tingkat kesuburan yang rendah dan usia penduduknya yang terkenal panjang berarti populasi di negara itu condong ke penduduk lansia.

Hal ini tidak hanya berarti bahwa basis pajak negara Jepang telah terkikis, namun juga harus menggunakan robot untuk perawatan lanjut usia, kata Dr Tapan Sarker.

“Mereka tidak memiliki cukup banyak orang untuk merawat populasi mereka yang sudah lanjut usia,” katanya.

“Kami tidak ingin hal ini terjadi di Australia.”

Dr Tapan Sarker adalah Wakil Direktur, Pusat Usaha Berkelanjutan Griffith di Fakultas Bisnis Universitas Griffith

Sarah Perkins-Kirkpatrick: ilmuwan iklim

Tidak ada jawaban yang mudah

Bagi Dr Perkins-Kirkpatrick, yang baru-baru ini memiliki anak pertamanya, ini adalah pertanyaan yang sangat pribadi dan bukan pertanyaan yang mudah.

“Saya ingin memiliki tiga anak dan sangat sulit untuk meyakinkan diri saya sendiri, apakah itu ide yang bagus bagi lingkungan,” katanya.

Sarah Perkins-Kirkpatrick
Sarah Perkins-Kirkpatrick dan anak pertamanya.

Disertakan: Sarah Perkins-Kirkpatrick

Dr Perkins-Kirkpatrick, yang meneliti gelombang panas, teringat ketika hamil di musim panas terik dan berjuang untuk melakukan pencucian.
“Saya ingat pernah berpikir, ‘kehidupan seperti apa yang akan dimiliki anak ini?'” Katanya. “Masa depan sangat mengerikan, di mana-mana di seluruh dunia akan melihat peningkatan gelombang panas.”

Tidak hanya Dr Perkins-Kirkpatrick yang takut akan jenis dunia yang mungkin dimiliki anak-anaknya, namun dia memikirkan dampak lingkungan mereka – ketergantungan mereka yang lebih besar pada alat pengatur udara hemat energi, sebagai permulaan.

Di sisi lain, dia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dan senang menjadi anggota dari sebuah keluarga besar, dengan 17 keponakan dan keponakan.

“Sisi saya yang satu ini, menginginkan punya suasana seperti itu untuk keluarga kami sendiri.”

Pertarungan internalnya diperparah karena dia mendapati dirinya terkunci dalam gaya hidup yang tidak berkelanjutan karena keadaan.

“Saat ini kami menyewa rumah yang tidak terlalu hemat energi,” katanya. “Kami ingin memiliki panel surya tapi tidak ada insentif karena kami menyewa,” katanya.

“Dan kami akan senang sekali dengan mobil listrik tapi sayangnya dengan biaya hidup di Sydney, tidak layak untuk pergi keluar dan membeli sebuah mobil Tesla baru.”

Dr Perkins-Kirkpatrick adalah anggota ARC Future di Pusat Penelitian Perubahan Iklim di University of New South Wales

Don Clifton, pakar bisnis berkelanjutan

Ini bukan hanya soal berapa banyak anak yang Anda miliki tapi berapa banyak yang mereka konsumsi

Don Clifton
Don Clifton

Disertakan: Don Clifton

Dr Clifton menunjukkan sebuah batasan “dua atau kurang dari dua” anak per keluarga mungkin bagus, namun mengatakan Batasan ini tidak dapat dipertimbangkan tanpa dampak dari gaya hidup kita terhadap lingkungan.

“Sebuah keluarga bisa memiliki enam anak dan memiliki dampak yang lebih sedikit dari sebuah keluarga tanpa anak,” katanya.

Dia merekomendasikan orang bermain-main dengan kalkulator jejak karbon untuk mendapatkan ide tentang jenis perilaku apa yang dapat membantu mengurangi dampak mereka terhadap planet ini.

Namun dia mengatakan beberapa perubahan hanya akan mungkin dilakukan begitu pemerintah dan pelaku bisnis melakukan perubahan yang lebih signifikan terhadap transportasi, energi dan desain perkotaan yang berkelanjutan.

Dr Clifton mengatakan bahwa kita juga perlu menjadi bagian dari solusi global karena Australia tidak akan kebal terhadap migrasi massal yang tidak terkendali yang dapat terjadi akibat orang-orang yang melarikan diri dari kelaparan atau daerah dataran rendah yang terendam air laut yang semakin naik permukaannya.

Dr Clifton menantang gagasan bahwa kita perlu terus menumbuhkan populasi agar sistem ekonomi berjalan.
“Anda tidak bisa terus melakukan itu selamanya. Ini akan memusingkan di beberapa titik,” katanya.

Dr Clifton adalah dosen di Fakultas Bisnis Universitas Australia Selatan.

Lyn Bender, psikolog

Memiliki anak adalah tindakan harapan tertinggi

Beberapa saat yang lalu, Lyn Bender menanam sebuah pohon di halaman belakang rumahnya – dalam rangka untuk menghormati ibunya, yang sekarang berada di panti jompo. Dia berharap pohon itu akan tumbuh dan memiliki umur panjang.

Katanya, seperti menanam pohon, memiliki anak adalah ungkapan harapan.

“Ini adalah ungkapan kepercayaan bahwa mereka akan memiliki masa depan penuh sukacita, cinta dan kepuasan,” katanya.

Lyn Bender
Lyn Bender di depan pohon yang dia tanam untuk ibunya.

Disediakan: Lyn Bender

Dalam pekerjaannya, Lyn Bender melihat orang-orang yang merasa tertekan tentang masa depan karena berbagai alasan, termasuk masalah seperti perubahan iklim, begitu juga dengan pertanyaan tentang keterjangkauan, apakah pasangan mereka akan mendukungnya, dan apakah menjadi orang tua akan mempengaruhi prospek pekerjaan.

Dia percaya bahwa perubahan iklim menambah tingkat ketakutan lainnya tentang konsekuensi memiliki anak.

“Ketika Anda mendengar bahwa pada tahun 2050 akan terjadi kenaikan permukaan air laut sebesar X atau kejadian cuaca ekstrem, Anda secara mental akan menghitung berapa umur anak-anak atau cucu Anda nantinya,” katanya.

Dia mengatakan penting untuk diingat bahwa, walaupun kita mungkin lebih sadar akan hal itu daripada sebelumnya, manusia selalu menghadapi bahaya dunia – dari mulai perang dan kelaparan sampai bencana dan bencana lainnya.

“Anda harus terus melanjutkan hidup terlepas dari bencana-bencana itu,” katanya.

Manusia harus memiliki anak untuk menjaga agar masyarakat tetap berjalan, dan menyeimbangkan rasa bersalah apapun tentang dampak ekologi anak adalah kemungkinan bahwa mereka akan menciptakan planet yang lebih ramah lingkungan.

“Mereka mungkin tumbuh dan berjuang untuk mengurangi emisi atau menjadi pemilih yang lebih teliti atau politisi,” katanya.

Dan harapan, seperti rasa takut, bisa menjadi motivator penting bagi perubahan.

“Harapan sangat penting jika kita akan melakukan sesuatu tentang masalah lingkungan – terutama perubahan iklim,” katanya.

Lyn Bender adalah seorang psikolog dan penulis yang memiliki latar belakang dalam konseling trauma dan ketertarikan pada psikologi lingkungan.

Ian Lowe, ilmuwan lingkungan

Punya dua anak atau kurang dari itu; dan punya anak pada usia 30, bukan 18 tahun.

“Tidak mungkin Australia dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk memecahkan masalah dunia global [yakni kelebihan populasi] karena peningkatan populasi India secara tahunan jauh lebih besar daripada jumlah penduduk Australia,” kata Profesor Lowe.

Namun, menurutnya, ini sangat penting bagi Australia untuk menstabilkan populasinya untuk melindungi sumber daya alamnya.

Ian Lowe
Ian Lowe.

Disertakan: Ian Lowe

Untuk dapat melakukan ini Profesor Lowe mengatakan bahwa kita perlu membatasi jumlah anak yang kita miliki pada dua anak atau kurang dari dua anak. Tapi kita juga perlu mengurangi imigrasi menjadi kurang dari 170.000 setahun, dengan cara-cara yang berkemanusiaan dan non-diskriminatif.

Tapi, katanya, bahkan jika kita menghentikan imigrasi sama sekali hari ini, populasi Australia pada akhirnya akan stabil pada 30 juta jiwa, yang itu berarti dua kali populasi yang diperkirakan berkelanjutan, mengingat tingkat konsumsi sumber daya kita saat ini.

Jadi seperti orang lain, Profesor Lowe menekankan bahwa kita juga perlu mengurangi konsumsi kita – belum harus standar hidup kita – dengan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.

Kita perlu tinggal di rumah yang lebih kecil dan memiliki mobil yang lebih hemat bahan bakar dan kita perlu berhenti membuang banyak makanan melalui distribusi yang buruk dan penyimpanan yang buruk.

Seiring dengan orang -orang berusaha membatasi jumlah anak-anak mereka menjadi hanya dua orang, Profesor Lowe mengatakan bahwa layak dipertimbangkan untuk memiliki anak pada saat telah berusia di atas 30 tahun, bukan 18 tahun.

“Jika, rata-rata, orang memiliki anak pada usia 30 tahun … akan ada generasi yang lebih sedikit sekitar pada saat yang bersamaan,” katanya.

Wanita sudah cenderung melakukan ini karena keinginan mereka untuk berkarir.

“Ini adalah sebuah tren yang harus didorong,” katanya.

Dia tidak setuju angkatan kerja yang berusia lebih muda diperlukan untuk mendorong ekonomi pengetahuan saat ini, dengan alasan bahwa orang-orang ini akan mulai produktif sampai akhir 60-an, 70an dan bahkan tahun 80an.

“Alasan mengapa kita memiliki begitu banyak pengangguran kaum muda adalah karena ada sedikit lapangan kerja yang membutuhkan pemuda dan pengrajin, dan lebih membutuhkan usia, pengalaman dan kebijaksanaan,” katanya.

Profesor Lowe adalah penasehat Populasi Berkelanjutan Australia dan Profesor Emeritus Sains, Teknologi dan Masyarakat di Universitas Griffith. Dia juga penerima penghargaab Humanis of the Year pada tahun 1988 dan mantan presiden Yayasan Konservasi Australia.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.