ABC

Benarkah Helm Selamatkan Pesepeda?

Sebuah studi terbaru membuktikan kekeliruan pernyataan bahwa menggunakan helm justru bisa memperparah cedera dan juga membuat orang malas pakai sepeda.

Studi dari University of New South Wales (NSW) yang disajikan dalam sebuah konferensi pencegahan cedera di Finlandia pekan ini menunjukkan bahwa helm terbukti mengurangi cedera berat pada kepala hingga 65 persen.

Pakar statistik Jake Olivier yang menyajikan hasil studi itu menjelaskan kepada wartawan ABC Libbi Gorr bahwa hasil ini luar biasa.

“Kami mengoleksi data dari 40 studi berbeda dengan menggunakan data dari lebih 64 ribu pesepeda yang cedera,” jelasnya.

“Kami menemukan bahwa penggunaan helm berkaitan dengan 50 persen pengurangan cedera akut di bagian kepala, sekitar 70 persen pengurangan cedera berat dan keretakan tengkorak kepala serta cedera inter-cranial atau pendarahan pada otak,” jelasnya.

Menurut Dr Olivier, tak ada kaitan antara penggunaan helm dengan cedera leher.

"Kebanyakan ahli, kita sudah lama tahu bahwa helm sepeda itu efektif. Biasanya pendapat yang menentang berasal dari kelompok pinggiran," katanya.

Aturan Helm ‘Tak Hentikan Orang Pakai Sepeda’

Australia dan Selandia Baru termasuk di antara sedikit negara yang menerapkan aturan wajib mengenakan helm.

Belum lama ini, negara Austria di Eropa mewajibkan penggunaan helm bagi anak di bawah 12 tahun dan ditemukan adanya penurunan signifikan pada cedera kepala di kelompok usia ini.

Namun beratnya suara yang menentang aturan itu membuat Pemerintah Austria merasa tak bisa menegakkan aturan helm bagi orang dewasa.

Kebanyakan yang menentang itu berdalih bahwa helm menghentikan orang untuk pakai sepeda khususnya para komuter.

Dr Olivier mengatakan pendapat itu tidak terpecaya.

“Kami menerbitkan penelitian sebelum ini di Medical Journal of Australia dimana kami membahas kembali sejumlah studi terbaik … sebelum dan setelah aturan helm. Dan kami temukan tak ada perubahan jumlah pemakai sepeda,” jelasnya.

Diterbitkan Pukul 15:30 AEST 22 September 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.