ABC

Belajar di Australia: Merantau Sebagai Pelajar SMA

Pindah ke Australia untuk melanjutkan pendidikan di universitas adalah hal yang sudah tidak asing lagi, tapi bagaimana bagi para pelajar internasional di tingkat sekolah menengah? Anson Chen adalah salah seorang diantara 18 ribu pelajar internasional yang terdaftar di sekolah menengah Australia.
Anson, berasal dari Kota Panyu di Provinsi, Guangdong,  Cina, Ia mulai terdaftar sebagai siswa di Sekolah St Paul di Brisbane, Queensland sejak April 2013.
 
Awalnya Anson mengikuti program persiapan Sekolah Menengah di sekolah tersebut dan masuk ke kelas umum di kelas 10 pada awal tahun 2014. Tahun ini ia sedang menyelesaikan kelas 11.
 
Anson tinggal bersama dengan keluarga angkatnya, Anton dan Lasika yang berasal dari Sri Lanka serta ketiga anak mereka di pemukiman yang terdapat di pinggiran Brisbane bernama Bracken Ridge.
 
Lasika dan Anton bermigrasi ke Australia pada tahun 1990 dan sangat tertarik untuk belajar tentang kebudayaan lain dan karenanya mereka secara teratur menjadikan kediamannya sebagai rumah tinggal bagi siswa internasional dari berbagai negara..
 

Anson berdiskusi mengenai tugas sekolah dengan keluarga angkatnya.
Anson berdiskusi mengenai tugas sekolah dengan keluarga angkatnya.

Pengalaman memiliki pelajar internasional di rumah mereka merupakan salah satu hal yang sangat dihargai keluarganya, Lasika mengatakan: "kesempatan ini telah memperkaya kehidupan kami,”
 
"Sebagai keluarga migran kami sudah tinggal di Australia selama lebih dari 20 tahun, kami menyadari ada dunia yang sangat luas di luar sana. Kami sangat tertarik pada anak-anak yang berasal dari kebudayaan berbeda, begitu juga makanan mereka, adat istiadat dan kehidupan mereka pada umumnya ."
 
"Ketiga anak saya merupakan pihak yang  sangat diuntungkan karena mereka bisa bermain dan berinteraksi dengan beragam anak-anak dari latar belakang berbeda."
 
Anson mengaku mendapat banyak pengalaman hidup dari keluarga angkatnya, “saya belajar untuk menjadi disiplin dan keras pada dirinya sendiri. Misalnya terkait pekerjaan rumah, saya harus mengatur diri sendiri dan mengelola waktu untuk memastikan saya berhasil memenuhi semua tenggat waktu dari pelajaran saya dan saya sekarang bisa melakukannya sendiri.
 

Anson menyiapkan makanan bersama dengan ibu angkatnya, Lasika dan anak perempuannya, Sewmi.
Anson menyiapkan makanan bersama dengan ibu angkatnya, Lasika dan anak perempuannya, Sewmi.

Pelajaran ini juga dirasakan pada anggota keluarga angkatnya karena Anson sering memasak makanan tradisional China untuk keluarga angkatnya serta menyajikan cemilan lezat dan sehat khas masyarakat China. 

Tapi pilihan makanan kesukaan  Anson selama berada di Australia sudah jelas, "makanan di Australia sangat  mengagumkan dan lezat dan itu merupakan salah satu manfaat besar tinggal di sini".
 
Kemandirian di rumah keluarga angkatnya telah mengajarkan Anson untuk menghargai komitmen dari orang tuanya di tanah kelahirannya. 'tinggal bersama keluarga angkat  telah mendorong saya untuk menjadi lebih kuat karena saya harus bertanggung jawab pada diriku sendiri ketika saya sakit dan saya harus belajar untuk memasak dan menjadi tangguh. Orang tua saya biasanya selalu menjadi orang yang membantu saya dengan hal-hal seperti ini di negara asal saya.

 

Anson dalam kegiatan lomba bersepada dengan ayah angkatnya, Anton.
Anson dalam kegiatan lomba bersepada dengan ayah angkatnya, Anton.

Sikap kemandirian ini merupakan sumber yang sangat penting bagi rasa bangga yang dirasakan orang tua Anson, Chen dan Li.

"Kami merasa sangat bangga karena Anson dapat belajar dengan baik di lingkungan yang benar-benar berbeda . ini merupakan hal yang sulit baginya untuk beradaptasi di lingkungan yang baru sebenarnya, tapi sekarang dia sudah berhasil melakukannya dan kami sangat bahagia dengan pencapaiannya dalam pelajaran Bahasa Inggris,”

Chen dan Li memilih Australia sebagai tujuan belajar anaknya dari sejumlah pilihan lain mengingat ‘Australia terkenak dengan kualitas pendidikannya dan memiliki lingkungan yang bersih. Juga Bahasa Inggris menjadi semakin penting di China saat ini, jadi kami pikir mengirim Anson ke Australia merupakan pilihan yang bijaksana.
 
Mereka mempertimbangkan soal berbagai jenis akomodasi yang bisa dipilih bagi Anson tapi akhirnya menjatuhkan pilihan pada kelurga homestay mengingat "Anson dapat belajar menjadi mandiri, kedua dia juga bisa belajar berkomunikasi dengan orang yang bertutur dalam Bahasa Inggris di rumah yang penting baginya untuk bisa bertahan hidup di Australia, dan akhirnya dia dapat belajar untuk mengurus orang lain juga dan bisa mempertimbangkan perasaan orang lain,”
 

Anson dan teman sekelasnya menikmati wisata ke pegunungan Glasshouse di Queensland.
Anson dan teman sekelasnya menikmati wisata ke pegunungan Glasshouse di Queensland.

Pada tahun 2014, ada lebih dari 18. 000 pelajar internasional berusia 14 hingga 18 tahun yang menimba ilmu di sekolah-sekolah menengah di Australia. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia, tapi China, Korea, Vietnam, Malaysia dan  Japan merupakan negara teratas.

Anson saat ini tercatat sebagai siswa kelas 11 di St Paul's School di Brisbane.