ABC

Belajar Bahasa Indonesia yang Menyenangkan di Canberra Grammar School

Sebuah sekolah menengah di Kawasan Ibu Kota Australia (ACT) mendapatkan pengalaman baru yang lebih menyenangkan untuk belajar bahasa Indonesia. Acara digelar di Canberra Grammar School, akhir Oktober lalu.

Setiap tahunnya Asosiasi Pemuda Australia – Indonesia, yang akrab dikenal sebagai AIYA di ACT menggelar acara 'Indonesia Day', dengan mengunjungi sekolah-sekolah.

Ada sekitar 300 murid dari kelas bahasa Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk lebih memahami negara tetangga terdekat kami.

'Indonesia Day' mengajak anak-anak dari sekolah menengah dari seluruh kawasan ACT untuk merayakan kekayaan budaya, sejarah, dan masyarakat Indonesia, sambil juga mendorong mereka untuk terus melanjutkan minat mereka dalam belajar soal Indonesia.

Para murid dihibur dengan pertunjukkan spesial dan sejumlah pelatihan dari para peserta Program Pertukaran Pemuda Australia Indonesia atau AIYEP. Mereka kebetulan sedang berada di Canberra, sebagai bagian dari program tinggal di kota besar di Australia. Kebetulan sejumlah peserta program pertukaran tersebut baru saja menyelesaikan magang di sekolah-sekolah.

Mereka dihibur dengan sejumlah lagu-lagu daerah dari Indonesia dan tarian yang sudah dianggap sebagai warisan dunia, yakni Tari Saman.

Myra Mentari memberikan pelatihan soal tarian Saman. Foto: Kirrilly McKenzie.
Myra Mentari memberikan pelatihan soal tarian Saman. Foto: Kirrilly McKenzie.

 

Sejumlah pelatihan juga digelar dengan melihat sejumlah aspek-aspek di Indonesia, dari drama dan sinetron Indonesia yang unik hingga kata-kata slang dari bahasa Indonesia yang cukup kompleks.

Tak hanya itu, para murid juga mendengar pidato dari mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty. Ia menceritakan pengalamannya belajar bahasa Indonesia hingga kesempatan-kesempatan yang terbuka dari bahasa Indonesia yang dipelajarinya.

Ada pula pemaparan dari Patrick Deegan, perwakilan siswa dari College of Asia Pacific di Australian National University dan Tony Mitchener, Duta Literasi dari Asia Education Foundation. Mereka menceritakan manfaat-manfaat yang mereka terima setelah belajar bahasa lain, terutama bahasa Indonesia.

Di saat pembelajaran bahasa Indonesia sedikit tertinggal dibandingkan bahasa-bahasa lain, tetapi hari tersebut menjadi bagian penting dari kalendar sekolah bagi para siswa untuk terus belajar lebih banyak soal Indonesia dan manfaat dari belajar bahasa Indonesia.

Di Kawasan Ibu Kota Australia, bahasa Indonesia telah dipilih sebagai salah satu dari delapan prioritas bahasa yang tercantum dalam rencana pembelajaran bahasa oleh pemerintah setempat.

Meskipun akses untuk mempelajari Indonesia sudah semakin lebar lewat perkembangan teknologi, dengan program seperti BRIDGE dari Asia Education Foundation, sekolah-sekolah di ACT masih kesulitan untuk berkunjung ke Indonesia, karena peringatan berpergian ke Indonesia yang masih dalam tingkat tinggi. Ini menjadi penghalang dari pentingnya dan signifikannya belajar bahasa.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Australia – Indonesia Institute, Program Pertukaran Pemuda Australia Indonesia (AIYEP), dengan tuan rumah Canberra Grammar School yang menggelar acara 'Indonesia Day' telah berperan penting bagi siswa-siswi yang belajar bahasa Indonesia. Terutama untuk mempelajari aspek-aspek budaya Indonesia yang tidak diajarkan di kelas-kelas. Dan terus mendorong murid-murid melanjutkan pembelajaran bahasa. 

*Tulisan ini adalah pendapat pribadi. Kirrily McKenzie adalah lulusan Australia National University, dimana ia mempelajari bahasa Jawa. Ia adalah alumni program Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP), dan juga member aktif dari Asosiasi Pemuda Australia Indonesia di ACT.