ABC

Bekas Tahanan Perang Australia Kunjungi Jepang

Tawanan Perang Dunia II dari Australia, Charles Edwards, mengunjungi kamp penjara Jepang dimana ia dulu ditahan selama lebih 1.300 hari dan sempat menyaksikan pemboman Hiroshima.

Charles Edwards ditahan di Parit Sulong di Malaysia di tahun 1942, seorang di antara 140 ribu tentara Sekutu yang tertangkap di Asia Tenggara dan Pasifik selama perang.

Selama puluhan tahun, Edwards tidak pernah menceritakan penderitaannya menjadi tahanan perang Jepang. Termasuk ketika harus kerja paksa membangun jalan kereta api Thai-Burma.

Edwards mengatakan pernah memberi ceramah yang salah satu pesertanya berasal dari Jepang. "Ia datang kepada saya dengan berlinang airmata dan mengatakan 'kami tidak pernah diberitahu tentang kekejaman terhadap para tawanan'," katanya.

Sejak Perang Dunia II, para pelajar di Jepang sering diberitahu tentang kehancuran oleh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Namun, mereka sedikit sekali diberitahu tentang kekejaman Jepang termasuk perlakuan terhadap para tawanan perang.

Karena ingin mengetahui lebih jauh, Professor Miyo Sakuma dari Tokyo, bergabung dengan Jaringan Riset Tawanan Perang Jepang, sebuah organisasi yang dibentuk 10 tahun lalu. Tujuannya,  menyampaikan informasi tentang tawanan perang kepada generasi muda, agar belajar dari kesalahan masa lalu. 

Bulan lalu, ia bertemu dengan Edwards, pada waktu veteran berusia 95 tahun itu kembali ke Jepang untuk pertama-kalinya.

Bersama dengan tiga bekas tawanan perang lainnya dan cucu perempuannya, perjalanan Charles Edwards dibiayai oleh pemerintah Jepang, sebagai bagian dari program "Pembinaan Persahabatan".

Mereka mengunjungi lokasi kamp penjara Ohama, 125 kilometer dari Hiroshima, dimana Edwards ditahan pada bulan-bulan terakhir perang.

"Sebuah mobil berhenti dan seorang pria tua keluar," katanya. "Dan ia memperkenalkan diri sebagai salah-satu petugas yang menjaga kami. Ia mengatakan, ini adalah hari terbesar dalam hidupnya karena ia berjabatan tangan dengan bekas musuh, yang kini menjadi temannya."

Cucu perempuan Edwards, Carolyn Archibald, mengatakan, kakeknya benar-benar ingin mengunjungi kamp penjara itu. "Semua berusaha mendapatkan pengalaman positif dengan kembali ke kamp itu," katanya.

Kamp itu juga mengingatkan kembali pada saat Charles Edwards dan temannya sesama tawanan, Burt Kelly, menyaksikan sesuatu yang tak terlupakan, ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945..

Miyo Sakuma dari Jaringan Riset Tawanan Perang mengatakan, pemerintah Jepang telah menjalankan program "Pembinaan Persahabatan" selama tiga tahun terakhir, dan juga telah menyampaikan permintaan maaf resmi kepada para bekas tawanan perang.