ABC

Bekap 2 Putrinya dengan Bantal, Pria Melbourne Dipenjarakan Seumur Hidup

Seorang pria Melbourne yang membunuh dua putri kecilnya dengan membekap mereka menggunakan bantal, telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Charles Mihayo, 36 tahun, membunuh putrinya Savannah, 4 tahun, dan Indianna, 3 tahun, di apartemennya, pada bulan April.

Pada bulan Agustus, ia mengaku bersalah atas pembunuhan itu dan hari ini, ia divonis oleh Mahkamah Agung dengan hukuman minimal 31 tahun penjara.

Indianna, 3 tahun (kiri); dan Savannah, 4 tahun, menjadi korban pertikaian hak asuh anak.

Jaksa mengatakan, saat itu, Charles terjebak dalam perselisihan sengit mengenai hak asuh anak dengan ibu dua gadis kecil itu, yakni mantan istrinya, dan telah bertindak seperti itu untuk balas dendam.

Dalam persidangan terungkap, Charles mengirim pesan ke mantan istrinya sesaat sebelum ia membunuh dua putrinya seraya menyebut bahwa sang mantan telah "menang", dan ia menyerah atas haknya untuk bertemu kedua gadis kecil itu.

Charles mengatakan kepada sang mantan istri bahwa ia ingin melihat mereka "untuk terakhir kalinya" dan ketika sang ibu membawa mereka untuk melihat Charles, pria ini mendandani dua gadis cilik itu dengan gaun baru yang sengaja ia beli untuk mereka.

Charles kemudian merekam Savannah dan Indianna yang tengah menari dengan iringan musik, sebelum akhirnya membekap mereka dengan bantal.

Setelah membunuh mereka, Mihayo memandikan keduanya, kemudian mendandani mereka dalam gaun balerina.

Ia kemudian menelepon nomor telepon darurat untuk melaporkan pembunuhan ganda dan ketika polisi tiba ia berkata: "Sudah terjadi, saya sudah membunuh mereka. Saya sudah membunuh anak-anak saya sendiri."

Charles ditangkap di tempat kejadian dan mengaku kepada polisi, bahwa ‘tak ada alasan yang baik’ untuk membunuh mereka, tetapi saat itu ia merasa tindakannya ‘masuk akal’.

Ketika polisi bertanya mengapa ia telah membunuh putrinya, ia mengatakan "Anda harus bertanya padanya," yang berarti mantan istrinya.

Dalam pembacaan putusan, Hakim Agung negara bagian Victoria, Lex Lasry, mengatakan, konflik dengan sang mantan istri telah memotivasi Charles untuk melakukan ‘kejahatan yang mengerikan’.

"Saya hanya tidak mengerti mengapa, ketika adu argumen tentang anak-anak ini berlangsung antara Anda dengan mantan istri Anda, Anda justru membuat kedua gadis kecil itu membayar dengan nyawa mereka, hanya untuk menyakiti dan melukai mantan istri Anda," katanya.

Hakim Lex mengatakan, Charles telah menunjukkan ‘naluri manusia yang paling dasar’.

"Anda memutuskan untuk menunjukkan kepada mantan istri Anda bahwa ia tidak memiliki kontrol atas anak-anak dan hubungan mereka dengan Anda yang selama ini ia pikir punya," jelas sang hakim.

Hakim mengatakan, walau Charles telah bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, ia tampaknya tidak menyesal.

"Saya sama sekali tidak yakin bahwa Anda memiliki rasa tulus atau keinginan untuk mengubah dosa atau kesalahan anda, yang bisa membuat saya menyimpulkan bahwa Anda menyesal," katanya.

Ia menyambung, "Anda tak nampak hancur atau sangat bersedih atas kesalahan Anda."