ABC

Beda Merayakan Imlek di Sydney dan di Indonesia

Hari Senin (8/2/2016), di berbagai negara akan dirayakan sebagai hari awal Tahun Baru yang di kalangan warga China disebut Imlek, sementara di Vietnam disebut Tet. Bagaimana warga Tionghoa asal Indonesia merayakannya setelah mereka pindah ke negara seperti Australia?

Leo Lee adalah salah seorang di antaranya. Manajer sebuah perusahaan transportasi di Sydney tersebut sudah pindah ke Australia selama empat tahun, dan tinggal bersama isterinya Dewi dan kedua anaknya Nixon dan Abby.

Berikut perbincangan Leo dengan wartawan ABC Australia Plus L. Sastra Wijaya mengenai perbedaan merayakan Imlek ketika dia masih tinggal di Indonesia dengan sekarang di Australia.

Apa saja yang dilakukan menjelang Imlek. Apakah sebelum Imlek belanja khusus misalnya beli baju baru, gunting rambut, beli barang khusus yang harus ada di rumah pas Imlek?

Biasanya menjelang imlek kami akan belanja baju baru, potong rambut, beli hiasan imlek buat rumah, dan makan makan besar bersama keluarga menjelang Imlek, kebetulan keluarga kakak ipar di Sydney. Jadi biasa ya kami bareng merayakan imlek. Lumayan ada kerabat dekat untuk merayakan Imlek.

Makan malam pas malam sebelum Imlek apakah ada makanan khusus yang harus ada?

Makanannya yang pasti harus khusus dibandingkan hari-hari biasa jenis makanannya lebih mewah dan banyak dibanding makanan di hari-hari biasa, yang harus ada biasanya mie.

Kebiasaan kasih angpao, apakah masih dilakukan, kepada siapa saja diberikan, misalnya anak, atau ke orang tua atau saudara-saudara lain?

Kebiasaan kasih angpao masih kami lakukan terutama kepada orang tua dan anak-anak. Dikarenakan orang tua berada di indonesia biasanya saya transfer ke adik saya, kemudian minta tolong untuk dimasukkan ke dalam amplop merah (angpao) untuk diberikan kepada orang tua.

Untuk anak-anak kami berikan angpao pada saat hari Imlek, dan anak dari kerabat dekat yang kebetulan tinggal di Sydney. Setiap beberapa tahun sekali saya usahakan untuk pulang ke Indoneesia  merayakannya bersama orang tua.

Pengalaman Imlek di Indonesia apa yang paling berkesan soal angpao ini?

Pengalaman yang paling berkesan tentunya sewaktu masih kecil dulu, mungkin waktu SD/SMP menjelang Imlek kami selalu gembira karena akan ada baju baru, sepatu baru dan tentunya angpao yang melimpah dari sanak saudara. Keluarga papa dan mama saya keluarga besar, saya punya om dan tante 18 orang. Jadi minimal ada 18 angpao yang akan terkumpul, pengalaman ini sangat membahagiakan sebagai anak kecil.

Leo Lee (kanan) bersama keluarga merayakan Imlek dengan makan malam di restoran. (Foto: Kiriman/Leo Lee)
Leo Lee (kanan) bersama keluarga merayakan Imlek dengan makan malam di restoran. (Foto: Kiriman/Leo Lee)

Apa perbedaan perayaan Imlek di Sydney dibandingkan apa yang dirasakan dulu ketika di Indonesia?

Selama 4 tahun tinggal di Australia saya sempat pulang sekali untuk merayakan Imlek di Indonesia. Di Tanah Air, lebih gembira tentunya karena pada saat Imlek kita semua sailing bersilahturahmi, sailing mengunjungi rumah keluarga besar.

Kalau di Sydney kita paling ke rumah kakak ipar dan makan-makan bareng. Dan ke Chinatown untuk melihat parade dan barongsai dan biasanya sehabis sarapan dimsum. Suasana Imlek meriah di Chinatown Sydney, berbagai hiasan dan banyak barongsai dan petasan serta parade.

Kalo Imlek di indonesia sekarang hari libur nasional, jadi perayaan juga terasa. Di  Sydney tidak libur. Namun karena di sini banyak juga warga Indonesia yang tahu  akan hari raya Imlek dan tidak sedikit dari mereka yang memberikan selamat . Di Sydney menurut pengalaman saya hanya di Chinatown yang dirayakan secara luar biasa.

Perayaan Imlek di Star City di Sydney hari Minggu (7/2/2016) menyambut Tahun Monyet. (Foto: Ning Pan)
Perayaan Imlek di Star City di Sydney hari Minggu (7/2/2016) menyambut Tahun Monyet. (Foto: Ning Pan)

Apakah Imlek lebih sebagai perayaan budaya atau agama karena Imlek mengikuti tradisi Konghucu di China?

Bagi kami Imlek sudah menjadi budaya sebagai warga Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia, sejak kecil hingga sekarang masih kami rayakan secara simbolik dan lebih ke budaya silahturahmi antarkeluarga dekat.

Ada usaha untuk saling mengunjungi satu dan lainnya, dan bagi-bagi rejeki kepada anak-anak kecil. Jadi walaupun sudah pindah ke Sydney budaya ini masih melekat walaupun menjadi lebih terbatas mengingat jumlah kerabat dekat tidak banyak berdomisili di sini.

Yang menarik adalah apakah nanti anak saya akan merayakan Imlek jika mereka telah dewasa nanti. Semoga kebudayaan ini bisa terus berlangsung sebagai budaya turun-temurun sebagai bagian dari kebudayaan Tiongkok.

Sekarang sebagai orang tua apakah ada hal-hal yang pas Imlek harus  terjadi. Dulu saya pernah ingat tiap Imlek orang tua berharap turun hujan, karena merasa tahun itu akan jadi tahun bagus. Apakah kamu juga memilikirkan hal-hal seperti itu?

Menurut saya perayaan ini menadi peringatan untuk pergantian tahun, dan menjadi moment untuk membuat pengharapan baru, untuk tahun depan yang lebih baik dan semangat baru. Biasanya setiap Imlek di Indonesia turun hujan. Hari ini di Sydney kita akan lihat apakah akan turun hujan. Saya berharap turun hujan sebagai simbol rejeki atau kebaikan.

Sebagian warga Sydney menyambut Tahun Baru Imlek dalam perayaan hari Minggu (7/2/2016) di China Town. (Foto: Leo Lee)
Sebagian warga Sydney menyambut Tahun Baru Imlek dalam perayaan hari Minggu (7/2/2016) di China Town. (Foto: Leo Lee)