ABC

Bayi di Pesawat AirAsia Hembuskan Nafas Terakhir Setelah Dibacakan Doa

Seorang perempuan Perth yang menggendong bayi orang asing berumur dua bulan ketika ia meninggal dalam pelukannya dalam penerbangan AirAsia menggambarkan insiden itu sebagai “situasi paling menantang yang bisa dilalui seseorang”.

Poin Utama Kematian Bayi

Poin utama:

• Nadia Parenzee menawarkan bantuan kepada orang tua bayi itu setelah ia merasa tertekan

• Bayi itu, yang ia panggil Farah, meninggal dalam pelukannya ketika ia mencoba menenangkannya

• Ia mengatakan orang tua bayi yang berasal dari Arab Saudi itu tengah memulai kehidupan baru di Australia

Nadia Parenzee adalah penumpang dalam penerbangan AirAsia D7236 dari Kuala Lumpur ke Perth pada Senin (22/4/2019) pagi, ketika ia menawarkan diri untuk membantu pasangan yang bayinya “benar-benar gelisah” dan menangis terus menerus.

“Saya menawarkan bantuan kepada orang tuanya dan pramugari karena saya bisa melihat bahwa orang tua baru itu merasa stres,” tulisnya dalam postingan Facebook.

“Ketika saya menutup mata untuk tidur, pramugari AirAsia menepuk pundak saya untuk membantunya.”

“Orang tua itu menawarkan bayinya kepada saya dengan rasa putus asa di mata mereka, saya menggendongnya dan segera membaca Surah Al-Fatiha.”

“Saya segera tahu ada sesuatu yang salah dan berteriak kepada para penumpang untuk mengetahui apakah ada dokter di dalam pesawat.”

Parenzee mengatakan dua setengah jam berikutnya “kekacauan” terjadi, dengan upaya resusitasi (bantuan pernafasan) berlanjut sampai pesawat mendarat.

Mulai hidup baru di Australia

Ia mengatakan, orang tua bayi perempuan itu, yang merupakan pasangan asal Saudi, terbang ke Perth untuk “memulai kehidupan baru bagi keluarga mereka” di Australia.

“Hati saya mati rasa dan saya tak tahu bagaimana merasakannya, tetapi saya benar-benar merasa terhormat telah memeluknya dan membacakan doa sebelum ia meninggal,” tulis Parenzee.

“Kepada staf AirAsia yang menakjubkan, Anda luar biasa dan saya memuji profesionalisme Anda.”

Nadia Parenzee mengatakan ia mencoba untuk menenangkan si bayi perempuan itu namun ia berhenti bernafas.
Nadia Parenzee mengatakan ia mencoba untuk menenangkan si bayi perempuan itu namun ia berhenti bernafas.

ABC News: Frances Bell

Seorang juru bicara AirAsia mengonfirmasi ada kondisi “darurat medis” di dalam pesawat, yang ditemui oleh tim spesialis medis dan Kepolisian Australia Barat pada saat kedatangannya di Bandara Internasional Perth.

Petugas sedang menyelidiki insiden itu dan akan menyiapkan laporan untuk forensik.

“Kami tak bisa mengomentari lebih lanjut tentang situasi medis bayi tersebut, namun kami bersimpati atas kondisi bayi dan keluarga yang terlibat,” kata juru bicara AirAsia dalam sebuah pernyataan.

Penerbangan tertunda

Para petugas terlihat meninggalkan pesawat Senin pagi dengan membawa bukti dalam tas kertas cokelat besar.

Seorang staf bandara juga terlihat membawa kereta bayi turun dari pesawat.

Pesawat yang sama dijadwalkan berangkat pukul 6:50 pagi bersamaan dengan penerbangan AirAsia D7237 dari Perth kembali ke Kuala Lumpur, tetapi ditunda beberapa jam karena keadaan darurat itu.

Juru bicara AirAsia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh keterlambatan ini dan mengatakan maskapai akan membantu para penumpang untuk memesan kembali.

Ikuti berita-berita lainnya di situs ABC Indonesia.