ABC

Bawang Putih Impor Mengandung Virus

Apakah Anda termasuk orang yang membiarkan bawang putih impor anda bertunas didalam ruangan? Jika ya, menurut pakar Anda bisa jadi turut berkontribusi menyebarkan virus beracun.

Peringatan ini dimuat dalam media PLOS ONE.

"Bawang putih bisa mengandung cukup banyak virus didalamnya dan ternyata begitulah temuan kami,” karat Virolog tumbuhan dari Universitas Murdoch, Dr Steve Wylie.

Bawang putih sangat rentan terhadap virus tanaman karena menyebar secara vegetatif dan tidak melalui tahap pembenihan.
 
"Benih punya banyak mekanisme untuk menyaring virus sehingga banyak virus tidak benar-benar mampu  melewati tahap pembenihan dan itu adalah cara tanaman membersihkan diri dari virus dengan melalui tahapan pembenihan," kata Wylie.

"Bawang putih tidak memiliki kemewahan ini," katanya. "Dan jika Anda adalah virus maka ini merupakah berkah dari Tuhan."

Tahun demi tahun, bawang putih mengumpulkan virus dan Wylie bersama rekannya bertanya-tanya virus apa yang kira-kira masuk ke Australia dengan menumpang bawang putih impor.

Impor meningkat

Perdagangan internasional dalam produk segar telah meningkat sejak pelunakan hambatan perdagangan dan bawang putih yang merupakan komoditas populer,  tidak terkecuali perdagangannya pun meningkat, kata Wylie.

Australia menurutnya mengimpor 85 persen dari bawang putih tersebut.
 
"Kami mengimpor 3.500 ton bawang putih per tahun, sebagian besar dari China."

Wylie dan rekan pergi ke supermarket dan mengumpulkan 11 umbi bawang putih termasuk dari Australia, Cina, Amerika Serikat, Meksiko, Argentina, Spanyol. Mereka kemudian menggunakan teknologi sekuensing berdaya hasil tinggi sebagai sarana untuk mendeteksi virus dalam setiap umbinya.

"Hasilnya setiap umbi ternyata mengandung virus," kata Wylie.
 
Dia mengatakan timnya menemukan 11 virus RNA, termasuk spesies dari Meksiko dan Argentina yang "sangat berbeda dengan apa pun yang pernah diteliti dan dilihat sebelumnya di dunia ".

Wylie mengatakan meski ada pemeriksaan karantina pada bawang putih yang dibawa ke Australia untuk ditanam para petani, namun umbi bawang putih yang diimpor untuk dikonsumsi tidak dianggap perlu untuk diteliti kelayakannya.

"Padahal umbi bawang putih itu tidak layak dan orang-orang menanam mereka di kebun," katanya, apalagi dalam membuat satu umbi bawang putih bertunas itu tidak perlu melakukan pengobatan radiasi gamma,

Dia mengatakan sekali siung bawang putih impor yang terinfeksi dengan virus eksotis ditanam maka ia akan menetapkan virus baru di negara itu.

"Kemudian kutu atau semacam serangga yang dapat menyebarkan virus itu hinggap di bawang putih tersebut, terpapar virus dan kemudian terbang lalu  menginfeksi sesuatu yang lain."

Meskipun virus itu tidak berdampak pada manusia, namun mereka dapat berdampak pada industri bawang putih lokal,” Wylie.

"Umbi bawang putih yang terinfeksi akan tumbuh bertunas lebih lama. Sehingga bentuknya lebih kecil dan kualitasnya juga rendah karenanya petani akan mendapat harga yang murah juga,” katanya.

Wylie menambahkan, anggrek asli Australia juga bisa terinfeksi oleh sejumlah virus yang menginfeksi bawang putih.

Wylie mengatakan penelitiannya ini bisa berdampak luas karena virus-virus eksotis bisa saja masuk ke Australia dengan menumpang pada kentang impor dan ubi kayu maupun tumbuhan lain yang tumbuh melalui mekanisme vegetasi.

Selain tanaman pangan, virus juga bisa terakumulasi dalam umbi bunga sehingga mengimpor bunga daffodil, tulip dan gladioli juga bisa membawa masuk virus yang tidak mampu terdeteksi oleh pemeriksaan yang berlaku saat ii.

Oleh karena itu menurut Wylie teknologi sekuensing bisa digunakan untuk mendeteksi virus, bahkan virus yang saat ini belum diketahui dalam sains, baik pada produk ekspor maupun yang diimpor.