Banyak Warga Australia Pertanyakan Komitmen Indonesia Tangani Terorisme
Dari sebuah jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Lowy Institute ditemukan hanya 32 persen warga Australia yang percaya jika pemerintah Indonesia telah bekerja keras untuk memerangi terorisme.
Lowy Institute adalah lembaga kajian politik dan sosial di Australia yang sudah 14 tahun membuat jajak pendapat tahunan.
Mereka bertanya kepada 1.200 orang warga Australia soal cara pandang mereka melihat hubungan Australia dengan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, China, Indonesia. Lembaga tersebut juga meminta pandangan mereka mengenai masalah-masalah global dan kebijakan internasional.
Pada survei tahun ini hanya 24 persen warga Australia yang setuju jika Indonesia adalah negara demokrasi dan 26 persen tidak tahu atau tidak mau memberikan pendapatnya.
Angka ini telah turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana di tahun 2017 dan 2016, secara berturut-turut ada 27 dan 34 persen warga Australia yang tidak yakin jika Indonesia adalah negara demokrasi.
Tapi ketika ditanya apakah menurut mereka Australia menjaga hubungan baik dengan Indonesia, 52 persen menjawab ya dan nilai ini turun dari 61 persen di tahun 2013.
Sementara pendapat mereka mengenai apakah Indonesia menjadi sumber terorisme Islam yang buruk terbagi rata, yakni 44 persen menjawab ya dan tidak.
Tahun ini pula ada pertanyaan baru, yakni termometer perasaaan, dimana mereka diminta memberikan nilai dalam skala derajat, layaknya suhu.
Skala 0 derajat untuk hubungan yang ‘dingin’ dan 90 derajat dengan hubungan yang ‘hangat’.
Hasilnya, responden rata-rata memberikan nilai 54 derajat soal suhu hubungan Indonesia dengan Australia, yang artinya tidak ‘dingin’ tapi juga tidak ‘hangat’.
Warga Australia merasa hubungan yang ‘hangat’ telah terjalin dengan Selandia Baru (86 derajat), Kanada (84 derajat), dan Inggris (82 persen).
Catatan positifnya adalah lebih dari 50 persen responden merasa Indonesia memiliki peranan penting bagi perekonomian Australia
Sementara suhu yang ‘dingin’ dirasakan Australia saat berhubungan dengan Korea Utara (25 derajat), Arab Saudi (40 derajat), dan Rusia (47 derajat).
Dari hasil jajak pendapat ditemukan pula tingkat kepercayaan Australia terhadap Amerika Serikat telah menurun dan tidak terlalu yakin dengan kepemimpinan Presiden Donald Trump, meski masih menunjukkan dukungan bersekutu dengan Amerika Serikat.
Mengenai hubungan Australia dan China yang sedang memanas, 72 persen responden merasa pemerintah Australia telah membiarkan terlalu banyak investasi China yang masuk.
Mayoritas warga Australia, yakni 54 persen mengatakan jumlah migran yang masuk ke Australia setiap tahunnya terlalu banyak. Presentase ini telah meningkat 14 poin dibandingkan tahun 2017.