ABC

Banyak Warga Australia Palsukan Data Saat Ajukan Pinjaman KPR

Lebih dari sepertiga pinjaman hipotek warga Australia berpotensi sebagai ‘pinjaman fiktif’ yang didasarkan pada informasi yang secara factual tidak akurat. Demikian kesimpulan dari hasil survey terbaru yang dilakukan oleh Bank Investasi UBS.

Raksasa perbankan global ini menindaklanjuti survei dikalangan para kreditor perumahan atau hipotek yang pertama kali mereka lakukan tahun lalu, dimana berhasil ditemukan bukti kecurangan hipotek yang meluas.
Survei terperinci terbaru yang dilakukan terhadap lebih dari 900 orang kreditor hipotek pada tahun 2017 ini menemukan bahwa hanya 67 persen kreditor yang bersedia merespon dan memberikan pernyataan kalau hipotek yang mereka ajukan “benar-benar faktual dan akurat”.

Angka ini turun dari 72 persen di kalangan kreditor hipotek tahun 2016 lalu.

Sebagian besar dari pernyataan yang bukan sebenarnya itu tampaknya lebih berupa tindakan kebohongan kecil ketimbang benar-benar upaya penipuan, dimana seperempat dari total responden dalam survey tahun 2017 ini mengaku kalau permohonan pinjaman mereka “sebagian besar faktual dan akurat”.

Hanya 8 persen saja yang mengaku informasi yang mereka berikan hanya “sebagian yang faktual dan akurat”, dan 1 persen menolak untuk memberikan pernyataan.

Jika demikian adanya, UBS meyakini bahwa survei mereka kali ini akan menggambarkan prevalensi pemberian kredit yang tidak tepat sasaran karena sejumlah kreditor enggan mengakuinya, sekalipun secara anonim.

“Sangat tidak mungkin responden menyatakan bahwa mereka keliru mengisi permohonan pinjaman mereka ketika pada faktanya mereka tidak jujur.” tulis laporan dari bank UBS tersebut.

Berkaca pada rata-rata tingkat pengembalian hipotek di Australia, UBS memperkirakan bahwa ada sekitar $500 miliar dana pinjaman hipotek atau KPR yang sedang berjalan saat ini mengandung pernyataan yang salah mengenai pendapatan, aset, hutang dan /atau beban yang ada.

Dimana kurang dari $ 1,7 triliun dari  hipotek yang belum dilunasi itu, itu berarti pinjaman rumah berdasarkan informasi yang tidak akurat atau curang menyumbang 29 persen dari total pinjaman hipotek, dan 18 persen dari semua hutang sektor swasta di Australia.

Dampak bagi bank

Kebohongan yang paling umum diutarakan para kreditor adalah memperkecil biaya hidup (30 persen), sementara memperkecil utang lain atau memperbesar atau melebih-lebihkan pendapatan atau aset masing-masing menyumbang sekitar 15 persen dari kekeliruan pernyataan tersebut.

Mengingat temuan tersebut maka skala rata-rata kekeliruan pernyataan dari keseluruhan informasi seputar pendapatan, pengeluaran, aset dan biaya hidup adalah antara 10-12 persen, UBS telah memperingatkan bahwa hal itu menjadikan bank-bank di Australia bahkan semakin rentan terhadap penurunan harga perumahan daripada yang diperkirakan kebanyakan orang.

perumahan di Australia
Ada banyak perkiraan seputar pasar perumahan di Australia tahun 2017 dan hanya sedikit yang bernada positif.

“Survei ini juga menunjukkan banyak orang telah menyikapi inflasi harga rumah sebagai sesuatu yang demikian adanya dan telah bersiap untuk bersikap tidak menyampaikan informasi mengenai diri mereka apa adanya saat mengajukan permohonan KPR demi memastikan mereka mendapatkan akses terhadap kredit perumahan,” demikia diperingatkan oleh UBS dalam laporannya tersebut.

Bank investasi ini memberi peringkat “underweight’ alias ‘kurang bagus kinerjanya” atau ‘menganjurkan untuk menjual’ pada bank-bank Australia dan telah memperingatkan kalau kerugian pinjaman mungkin lebih besar dari yang diperkirakan mengingat banyak peminjam berada dalam posisi keuangan yang jauh lebih lemah daripada yang diyakini oleh regulator maupun bank.

Baca juga:

Harga Rumah di Kota Besar Australia Menurun Akibat Lonjakan Apartemen

Tren Perumahan Islami dan Keprihatinan Toleransi

Hal ini akan membawa konsekuensi yang lebih buruk lagi bagi perekonomian Australia daripada yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan jika pasar perumahan anjlok.

UBS juga memperingatkan bahwa bank-bank mungkin rentan terhadap proses litigasi jika harga rumah berhenti mengalami peningkatan dan  konsumen yang memiliki rasio otang berlebihan mulai mengalami kesulitan membayar atau default.

Bank UBS mengatakan perlu upaya lebih banyak dilakukan oleh bank-bank Australia untuk memverifikasi permohonan pinjaman, dimulai dengan persyaratan untuk memperlihatkan besaran pajak penghasilan mereka.

ANZ dan NSW peringkat tertinggi

Tahun ini, UBS juga memaparkan data temuannya hingga ke institusi keuangan.

pinjaman KPR
cari tahu mana pemukiman dan kota yang paling rentan meningatnya tingkat suku bunga tingginya.

Dari empat bank besar di Australia, Bank ANZ memiliki proporsi hipotek tertinggi yang tidak “benar-benar faktual dan akurat”, dan 45 persen dari data tersebut masuk dalam kategori “pinjaman fiktif” oleh Bank UBS, sebuah istilah yang dipinjam dari krisis hipotek di AS.

Angka itu jauh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya 33 persen, seperti juga halnya melampaui level atau tingkat toleransi persetujuan pinjaman yang mengandung pernyataan keliru atau ketidakakuratan yang ditetapkan oleh Bank Sentral Australia (NAB).

“Sebuah survei terhadap 907 orang yang mencakup semua bank besar adalah sampel yang sangat terbatas mengingat ANZ memiliki lebih dari 1 juta pinjaman rumah,” kata juru bicara ANZ, sebagai tanggapan atas temuan UBS ini.

“Kami memiliki alur proses persetujuan pinjaman yang dirancang untuk memastikan pinjaman rumah kami terus dinilai secara konservatif.

“Ini termasuk menerapkan tingkat suku bunga sebesar 7,25 persen dan menerapkan angka yang lebih tinggi dari biaya yang disebutkan pelanggan atau patokan berdasarkan data independen yang diberikan oleh Melbourne Institute.

“Survei tersebut memperkuat kebutuhan akan pengenalan Pelaporan Kredit Komprehensif yang sangat didukung oleh ANZ.”

Direktur Eksekutif ANZ,  Shayne Elliott mengatakan kepada para investor mengenai pembaruan pendapatan kuartalan terakhir mereka bahwa ANZ tumbuh sebagai pemberi pinjaman dengan tingkat pertumbuhan yang “jauh lebih cepat daripada pasar” dan “sangat nyaman dengan pencapaiannya tersebut”.

Keempat bank besar tersebut mencatat tingkat persetujuan hipotek yang jauh lebih tinggi daripada sektor keuangan lainnya (sebesar 23 persen).

Prosedur pinjaman makin mudah

Survey ini juga mengungkapkan kalau pinjaman yang diambil melalui pialang memiliki tingkat kekeliruan yang jauh lebih tinggi daripada yang diterapkan secara langsung melalui bank (39 persen kurang dari benar-benar jujur, berbanding 25 persen).

Yang lebih memprihatinkan, sebanyak 37 persen dari kreditor yang mendapatkan pinjaman melalui pialang dan berbohong dalam permohonan kredit mereka mengatakan hal itu dilakukan atas saran dari pialang – hanya 8 persen pelanggan bank yang mengatakan petugas bank yang menyarankan mereka untuk berbohong.

Temuan lain yang juga mengkhawatirkan bagi regulator adalah sebanyak 46 persen pelanggan bank menganggap permohonan pinjaman yang terakhir kali mereka ambil jauh lebih mudah daripada permohonan pinjaman yang sebelumnya, dibandingkan hanya 17 persen yang menganggapnya lebih sulit.

UBS juga memaparkan hasil temuan dalam survey ini berdasarkan negara bagian.

Mungkin tidak mengejutkan lagi, dua pasar properti paling mahal di Australia saat ini, New South Wales dan Victoria, ternyata juga merupakan pasar dengan aplikasi hipotek yang kurang maksimal.

Sepertiga dari kreditor di New South Wales dan ACT memalsukan setidaknya beberapa angka dalam permohonan pinjaman mereka, sementara 31 persen warga Victoria dan Tasmania melakukan hal yang sama.

Australia Barat memiliki tingkat ketidaktepatan yang sama seperti di Victoria, sementara sekitar tiga perempat warga Australia Selatan, Queensland dan Northern Territoriy (NT) benar-benar jujur dalam dokumen pinjaman mereka.

Diterjemahkan pada 11/9/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.