ABC

Banyak Taksi di Sydney Tidak Laik Jalan

Investigasi yang dilakuan ABC mendapatkan bukti kuat kalau sejumlah taksi di Sydney kondisinya tidak laik jalan dan beresiko membahayakan keselamatan penumpang.

Investigasi ini menindaklanjuti keluhan sejumlah pengemudi taksi, ABC menyewa montir berijin untuk memeriksa taksi secara acak dari beberapa operator berbeda.   Investigasi ini menyoroti sejumlah aspek keselamatan yang penting termasuk kondisi rem, suspensi, ban dan kondisi laik jalan kendaraan umum lainnya. Investigasi ini menemukan sejumlah pelanggaran.

Seorang pengemudi taksi di Sydney, Michael Hatrick yang telah menjalani  profesi ini selama 30 tahun mengaku beberapa tahun terakhir sangat khawatir dengan ketidaklaikan kendaraan yang dikemudikannya.

"Banyak sekali masalah terutama dengan rem, suspensi dan sering juga ada masalah dengan setir dan ban,” kata Hatrick.

Saking prihatinnya, Hatrick bahkan bersedia membiayai sendiri pengecekan taksinya di bengkel mobil berijin, meski beresiko dipecat jika ketahuan melakukan itu.

"Saya sudah mengemudikan banyak mobil taksi dan saya menyaksikan sendiri betapa banyak supir taksi sekarang mengemudikan mobil yang tingkat kelaikan jalannya sangat mengerikan,” katanya.

"Saya merasa banyak stasiun pemeriksaan taksi sekarang hanya melakukan pemeriksaan asal-asalan,terutama di depot pengelolaan taksi -.yakni operator yang mengoperasikan hanya sekitar 30 atau 40 taksi" tambahnya.

Ban tidak layak

Mekanik kendaraan berpengalaman Ray Tabone secara independen memeriksa tudingan yang dikatakan Hatrick dan setelah diperiksa kendaraan taksi Hatrick memang diakui tidak laik jalan.

"Faktanya – kendaraan itu tidak laik jalan dalam pemeriksaan saya menemukan dua roda depannya sudah sangat tipis dan itu seharusnya sudah diganti,” paparnya.

Dan yang lebih mengejutkan menurut Tabone taksi itu baru saja keluar dari bengkel.

"Olinya masih sangat bersih, jadi pasti mobil ini baru-baru ini diperiksa di bengkel,seharusnya kedua ban itu ikut diganti,"  kata Tabone.

Tabone juga mengaku menemukan cacat lain yang lebih serius di kendaraan taksi yang diperiksanya dan beresiko membahayakan keselamatan penumpang.

"Mesinnya rusak  ada bagian mesinnya yang mencuat dan bisa memicu kecelakaan,harusnya mesin itu juga diganti ketika mobil ini masuk bengkel,” katanya.

Hatrick mengatakan operator taksi sebenarnya mengetahui  kondisi tersebut namun tidak melakukan apa-apa. Tudingan ini diamini sejumla pengemudi taksi lain di Sydney. 

Seorang supir taksi yang tidak mau disebutkan namanya mengaku selama 3 tahun bekerja di beberapa operator taksi itu mengatakan semua taksi yang dikemudikannya memiliki masalah mesin serius.

"Suspensi dan rem adalah dua  masalah utama di taksi dan itu sangat berbahaya,” katanya.

"Orang bisa kapan saja melintas didepan taksi kita tanpa pemberitahuan – dan itu sering sekali saya alami. Dan tanpa rem yang baik dan klakson bisa saja terjadi kecelakaan,” katanya.

Dampak pemotongan anggaran

Di sela-sela pemeriksaan resmi, operator diminta untuk menjaga taksi mereka agar selalu  dalam kondisi laik jalan. Tetapi dengan meningkatnya jumlah taksi di jalan dan melonjaknya harga-harga, operator terpaksa melakukan pemotongan anggaran.

Salah satu operator, Kismet Taxi berkeras kalau armada taksi mereka seluruhnya laik jalan dan diperiksa oleh mekanik yang bersertifikat resmi dari pemerintah. Namun Kismet Taksi mengakui  kalau tekanan ekonomi memicu sejumlah masalah bagi industri operator taksi.

Mekanik di Kismet Taksi, Leon Kalerandes mengaku kalau sejumlah operator tidak selalu senang memperbaiki masalah pada armada taksinya.

"Beberapa operator memang selalu melakukan perbaikan seksama pada kendaraan taksi mereka, tapi ada juga yang tidak dan mereka memilih melakukan perbaikan dengan anggaran murah mungkin dan hanya pada satu masalah saja dan mengacuhkan masalah teknis lain,” katanya.

"Jadi banyak sekali instruksi dari operator dan ada yang memerintahkan tidak usah melakukan pemeriksaan dan perbaikan mesin mobil 100%,” tuturnya.

Kalerandes mengatakan dia yakin dengan kondisi kelaikan jalan armada taksi di operatornya, tapi tidak yakin dengan operator lain.

Pejabat Serikat Pekerja Transportasi, Michael Aird  menyalahkan kurangnya pengawasan dari pemerintah sebagai pemicu isu keselamatan ini.

"Para mekanik digaji oleh pemilik operator untuk memeriksa armada taksi milik mereka, dan pemilik taksi memiliki konflik kepentingan yang kuat untuk bisa  memerintahkan para mekanik tersebut menyatakan armada taksi mereka laik jalan,  jika mereka tetap ingin mempertahankan pekerjaannya,” kata Aird.
 
Menteri Transportasi menolak diwawancara. Sementara Otoritas Jalan dan Kelautan (RMS) tidak bersedia memberikan tanggapan namun menyatakan pihaknya tidak melakukan pemeriksaan langsung acak.
 
Tahun lalu lembaga ini menyatakan kalau pihaknya telah menarik ijin operasi lebih dari 7.500 taksi. Sebanyak 557  karena rusak, sebagian besar karena memiliki masalah ringan seperti lampu indicator yang rusak dan ada kerusakan karoseri serta mesin kotor.