ABC

Bantuan Luar Negeri Untungkan Petani Australia

Sebuah studi dari LSM Crawford Fund menunjukkan petani Australia memperoleh manfaat besar dari sebaran bantuan luar negeri negara itu di bidang pertanian ke negara-negara kawasan Asia Pasifik.

Penelitian Crawford Fund yang dipimpin oleh mantan anggota Parlemen Australia Neil Andrew ini menyoroti nilai proyek bantuan asing untuk petani di negara berkembang dan Australia.

Andrew mengungkapkan petani Australia tidak perlu khawatir akan kebijakan pemerintahnya terkait pengeluaran belanja untuk penelitian pertanian di negara lain.

Kepada ABC, Andrew mengungkapkan apa yang dilakukan pemerintah menyangkut proyek luar negeri Australia justru memiliki manfaat secara langsung dan tidak langsung bagi petani negara itu.

Penelitian itu menguji keuntungan secara finansial dari 48 proyek yang didanai pemerintah Australia melalui Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR). “Uang bantuan AUD$ 2,5 miliar mengalir kembali ke Australia,” ujarnya.

Menurut Andrew, manfaat atau keuntungannya bahkan bisa lebih besar lagi karena ACIAR mendanai 600 proyek untuk selama 31 tahun dan total nilai bantuannya hingga kini mencapai AUD$ 2,5 miliar atau lebih dari Rp 25 trilyun.

Andrew mengatakan ada banyak contoh bagaimana petani Australia mendapat manfaat dari proyek-proyek bantuan luar negeri, khususnya di kawasan Asia Pasifik.

"Ada kasus penyakit pisang (banana skipper) di Papua Nugini dan merugikan produsen pisang, diperkirakan sekitar AUD$ 300 juta keuntungan melayang," jelas Andrew.

“Dan hasil penelitian yang didanai Australia oleh aktifitas peneliti internasional, sebuah metode kontrol biologi diperkenalkan dan diperkirakan para petani bisa menyelamatkan lebih dari AUD$ 200 juta pertahun,” lanjutnya.

Hal itu kata Andrew, menunjukkan manfaat buat Australia karena resiko penyakit banana skipper ke Australia bisa ditekan.

Laporan itu juga menyimpulkan Pemerintah Australia semestinya tidak hanya mengelola bantuan di ACIAR tapi juga meningkatkannya.