ABC

Bank Mulai Gunakan MedSos untuk Nilai Aplikasi Kredit

Tak hanya perusahaan yang melacak calon pegawainya lewat media sosial (medsos), kini, sejumlah bank-pun mulai menggunakan medsos untuk beri penilaian kredit yang diajukan calon nasabah.

Berlimpah ruahnya data, saat ini, adalah berita baik bagi Pemerintah Australia, mengingat mereka berencana untuk mengakses sejumlah data guna melindungi warga Australia dari serangan teroris.

Menurut pakar media sosial dari Universitas Sydney, Laurel Papworth, kumpulan data tersebut seharusnya disebut ‘data yang terlalu besar’ karena jumlahnya memang begitu banyak. Terlalu banyak untuk dibaca atau dipahami oleh manusia.

Pakar media sosial, Laurel Papworth, memperingatkan bahwa bank mulai menggunakan aktivitas internet untuk menentukan resiko kredit.

Namun komputer, menggunakan algoritma, bisa memahaminya dengan melihat puluhan ribu data tersebut dan mengurainya sehingga mudah dipahami.

Laurel mengatakan, Facebook, misalnya, bisa melihat di mana tempat tinggal anda, siapa teman-teman anda, dan apa yang anda bicarakan di internet atau Twitter, Linkedin, dan sejenisnya.

Ia menjelaskan, Facebook juga bisa mengetahui bagaimana bisnis anda dijalankan, apa yang anda beli, apa yang anda jual, apa yang anda lakukan dengan kartu kredit dan bahkan program hadiah yang anda gunakan, seperti ‘Fly Buys’.

Berdasarkan keterangan Laurel, Facebook akan membuat profil anda dan memutuskan siapa diri anda dan apa yang anda suka. Program seperti itu bernilai milyaran dolar jika dijual ke publik.

Hal yang umum bahwa perusahaan menggunakan kumpulan data untuk menarget penawaran produk pada klien mereka, dengan lebih akurat. Sebagai contoh, Westpac memiliki program yang disebut ‘Know Me’, sebuah fitur yang mencatat aktivitas berinternet pelanggan dan kemudian, berdasarkan rekam jejak itu, menawarkan mereka produk dan layanan jasa.

Namun Facebook, seperti lainnya, juga ingin membagi kumpulan data yang mereka punya (dengan biaya) dan inilah saat di mana masalah anda mulai datang.

Laurel Papworth percaya, dalam dunia komersil, kumpulan data berkembang dari alat pemasaran hingga manajemen resiko.

Ia mengutarakan,sejumlah perusahaan menggunakan kumpulan data untuk memutuskan apakah mereka ingin berbisnis dengan anda, misalnya seperti bank menggunakan laman Facebook anda untuk memutuskan apakah anda layak diberi pinjaman.

Pilih teman anda dengan bijak

Ia lantas menyebut, teman-teman anda di Facebook bisa memberi pengaruh besar terhadap keputusan bank.

Lebih lanjut Laurel menjelaskan, bank akan melihat profil teman Facebook anda dan mengirim pesan: “Apakah mereka sudah membayar pinjaman belakangan ini;” “Apakah mereka berlibur dengan mewah?;” “Di mana mereka tinggal?.”

Ia mengungkapkan, bank melacak teman-teman, keluarga, dan seluruh kolega anda dan kemudian mengatakan, ‘mmm mereka terlihat sedikit beresiko’.

Perusahaan kredit online di Australia ‘K24’, sebuah divisi dalam perusahaan Jerman ‘Kreditech’, terbuka dengan kebijakan kantornya untuk menggunakan kumpulan data dan algoritma kompleks guna memutuskan pemberian kredit yang lebih baik.

Menurut situs K24, teknologi mereka mengidentifikasi dan menilai individu dari manapun di dunia dalam beberapa detik saja, melalui penggunaan lebih dari 10.000 titik data untuk memutuskan status peminjaman.

Mulai tahun depan, perusahaan Mastercard akan membeli kumpulan data yang dimiliki Facebook, menganalisanya dan menjualnya ke bank.

Laurel menyebut, perusahaan kredit di 36 negara kini menggunakan data Facebook sebagai bagian dari sistem mereka untuk menerima atau menolak aplikasi pinjaman.

Ia mengatakan, bank di Australia tak akan bersuka rela menggunakan kumpulan data untuk tujuan ini.

Ketika kita mengontak eksekutif senior di Westpac untuk menanyakan pertanyaan itu, responnya adalah ia akan membatasi diskusi mengenai penjualan dan layanan jasa.

Laurel memperingatkan, dalam dunia data, jika teman Facebook kita tak membayar pinjaman, hal itu akan berdampak pada kita.

Ia menambahkan, hal tersebut bisa merumitkan sebagian orang dan bahkan mengganggu.