ABC

Banjir di Thailand renggut puluhan korban jiwa, ribuan mengungsi

Puluhan orang meninggal dalam banjir di Thailand yang mempengaruhi nasib hampir tiga juta warga dalam dua minggu terakhir, demikian dikatakan oleh pihak berwenang.

Kendati mempengaruhi jutaan warga dan merenggut korban jiwa, para pakar kurang sependapat dengan kekuatiran bahwa tinggi permukaan air dalam banjir tahun 2013 ini boleh jadi akan mencapai tingkat di tahun 2011, yakni yang terburuk dalam setengah abad. Saat itu lebih dari 800 orang tewas dan lahan pertanian dan industri hancur.

Puluhan orang juga tewas dalam banjir beberapa minggu terakhir ini di Kamboja, Laos dan Vietnam.

Pejabat-pejabat juga mengatakan, badai tropis Wutip telah melewati Thailand tanpa menimbulkan kerusakan serius, walaupun meninggalkan kehancuran di Vietnam.

Audio: Thailand Floods (ABC News)

Analis banjir dan Direktur Pusat Iklim dan Bencana pada Universitas Rangsit di Bangkok, Seree Supratid, mengatakan kepada Radio Australia, bahwa walaupun kerusakannya signifikan, tidak mungkin akan terjadi tingkat kerusakan sehebat yang dialami di tahun 2011. 

"Air sungai membludak dalam banjir bulan September 2011. Itu tidak kita lihat sekarang. Ini jauh dari kondisi banjir di tahun 2011," katanya.

Menurut para pejabat, 32 dari 77 provinsi mengalami banjir sejak pertengahan bulan September, mengakibatkan lebih dari 15-ribu orang terpaksa mengungsi. 

Seree Supratid mengatakan, tinggi permukaan air masih jauh di bawah tanggul sungai, jadi tidak ada kemungkinan terjadi banjir kiriman dari hulu seperti di tahun 2011.

Ia juga mengatakan risiko yang dihadapi lahan industri dan pertanian juga tidak terlalu besar.

"Saya jamin ini tidak akan berdampak pada zona industri seperti di tahun 2011," katanya.

Ia menjelaskan, karena air dalam sungai saat ini tidak sebanyak waktu itu, kita akan lebih bisa menahan aliran air dari lahan-lahan yang banjir.

Banjir tahun 2011 berdampak pada pariwisata dan angkutan, dan menggenangi banyak lahan industri di Thailand.

Ekspor suku cadang otomotif terganggu, demikian juga pemasokan hard drive untuk computer, mengakibatkan kekurangan stock di seluruh dunia.

Dikuatirkan banjir parah setelah tahun 2013

Akan tetapi Supratid memperingatkan bahwa banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan kerusakan seperti itu tidak terulang lagi di masa depan. 

"Keadaan tahun ini tidak terlalu parah. Tapi kalau kondisinya seperti tahun 2011, saya pikir pasti sangat sulit untuk menanggulanginya," kata Direktur Pusat Iklim dan Bencana pada Universitas Rangsit itu.

Ia mengatakan, akan diperlukan paling tidak dua tahun untuk merampungkan analisa dampak lingkungan dari perubahan-perubahan terhadap sungai yang bertujuan mencegah banjir. 

Ini berarti paling cepat baru tiga tahun lagi dilakukan perubahan.

"Kalau banjir besar datang (dalam 3 tahun ke depan) seperti yang dialami di tahun 2011, kami tidak akan mampu mengatasinya," katanya.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra telah meyakinkan kalangan bisnis bahwa peristiwa 2011 tidak akan terulang lagi.

Pemerintah mengatakan telah meningkatkan upaya untuk menangani banjir, diantaranya mengarahkan operasinya ke satu pusat komando yang terdiri dari berbagai pakar.

Pihak berwenang sudah dianjurkan agar bersiap-siap menghadapi musim angin muson yang diperkirakan akan membawa hujan lebat minggu ini.