ABC

Bangun Trotoar untuk Tingkatkan Kesehatan Warga

Mengikuti prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati, pemerintah lokal di Australia didorong membangun fasilitas seperti trotoar atau kebun sayur sebagai cara meningkatkan kesehatan masyarakat, sekaligus menurunkan anggaran kesehatan.

Dalam forum kesehatan masyarakat di Hobart, Tasmania, pekan ini, mencuat gagasan agar pemerintah menggeser fokus dari perawatan kesehatan reaktif, yang bersifat menyembuhkan, ke cara-cara yang cenderung mencegah penyakit.

Sharon Friel dari Australian National University, Canberra, mengatakan, agenda kesehatan preventif semakin menurun, sehingga dibutuhkan lebih banyak investasi di bidang itu.

Pakar lain, Fran Baum dari Flinders University menyatakan, penduduk Australia harus mencermati cara-cara memperbaiki kesehatan mereka.

“Layanan kesehatan penting saat anda sakit, tapi kalau ingin tetap sehat, penting untuk memiliki teman, memiliki rumah nyaman dan tidak stres akibat cicilan rumah,” ucapnya.

Negara bagian Tasmania memiliki angka kematian tertinggi di Australia. Menurut Friel, kondisi kesehatan buruk ini diakibatkan antara lain tingkat pengangguran tinggi, tingkat pendidikan rendah, dan populasi yang kecil.

Ia mengusulkan agar dibangun trotoar yang lebih baik di daerah-daerah pinggiran, untuk menurunkan tingkat penyakit yang terkait obesitas, atau kelebihan berat badan. “Ada banyak daerah hijau di Tasmania, tapi agak sulit untuk berjalan kaki,” ucap Friel.

Direktur Kesehatan Populasi Sydney Barat, Peter Sainsbury, mengatakan daerahnya tengah berfokus pada perubahan kecil yang bisa berdampak besar bagi kesehatan.

“Memiliki kebun-kebun komunitas, di mana masyarakat bisa menanam makanan sendiri, dan juga berinteraksi dengan sesame anggota masyarakat, dan seterusnya,” jelasnya.

Selain itu, dampak trauma masa kecil juga disorot. Cathy Kezelman, dari kelompok Adults Surviving Child Abuse, yaitu kelompok orang dewasa yang pernah mengalami kekerasan di masa kecil mereka, mengatakan ada sekitar lima juta penduduk Australia yang saat ini berusaha mengatasi masalah akibat trauma masa kecil.

“Mereka coba mengatasi dengan berbagai cara. Mereka sering makan berlebih, merokok, main judi, menenggak alkohol dan mengkonsumsi zat tertentu,” jelas Kezelman.