ABC

Bali Ingin Akhiri Perdagangan Daging Anjing

Lembaga perlindungan binatang Animals Australia (AA) menyatakan sejumlah instansi pemerintahan di Bali telah menyerukan diakhirinya perdagangan daging anjing di propinsi itu. Lembaga ini pekan lalu mensponsori pertemuan untuk membahas pembunuhan anjing untuk konsumsi manusia di Bali.

Pertemuan tersebut digelar menyusul laporan ABC News yang menayangkan investigasi AA selama empat bulan yang menunjukkan wisatawan sedang makan daging anjing, yang telah ditangkap dan dibunuh secara brutal.

“Semua yang hadir menyadari bahwa kekejaman mengerikan terhadap anjing tidak memiliki tempat dalam budaya Bali dan tidak dapat dibiarkan berlanjut,” direktur investigasi AA Lyn White.

Perwakilan Dinas Kesehatan Hewan Bali, Departemen Pertanian, dan Dinas Pariwisata Bali sepakat menyusun rekomendasi untuk mengakhiri perdagangan daging anjing.

Rekomendasi tersebut mencakup penegakan hukum untuk mencegah penjualan daging anjing, dan penekanan pada pendidikan masyarakat tentang perdagangan daging anjing dan potensinya untuk menyebarkan penyakit seperti rabies.

“Kami menyambut baik rekomendasi dari pertemuan ini,” kata White.

Rekomendasi tersebut belum mendapat dukungan dari Gubernur Bali I Made Mangku Pastika.

Biro Humas Pemprov Bali juga belum menanggapi permintaan wawancara dari ABC News.

Panel at Bali summit on the killing of dogs for human consumption.
Para pembicara dalam pertemuan di Bali membahas upaya mengakhiri perdagangan daging anjing.

Supplied: Animals Australia

“Jalannya masih panjang… Langkah selanjutnya serta momentum yang terjaga sangatlah penting,” kata Janice Girardi, pendiri Asosiasi Kesejahteraan Hewan Bali (BAWA).

“Setiap peraturan baru perlu dikomunikasikan secara luas. Harus menjangkau anak-anak dan warga desa, tidak hanya para pemimpin,” katanya.

White menambahkan bahwa tanggapan cepat tersebut mengindikasikan “keseriusan mereka menghadapi masalah ini”.

“Perhatian terhadap anjing-anjing cantik di Bali telah mendorong ribuan orang dari seluruh dunia menghubungi pihak berwenang Bali, meminta mereka menghentikan perdagangan daging anjing,” katanya.

Seminggu sebelum pertemuan itu, pihak berwenang Bali dengan tegas menolak apa pengungkapan perdagangan daging anjing di Bali.

Dalam sebuah email tanggal 4 Juli, pihak Humas pemerintah setempat mengatakan bahwa pejabat kesehatan tidak dapat menemukan “restoran yang menjual daging anjing”, meskipun ada bukti perdagangan seperti yang disajikan dalam laporan ABC News.

AA berharap pertemuan tersebut adalah titik balik.

“Kami sekarang memiliki harapan bahwa anjing unik Bali akan diselamatkan dari kekejaman ini. Rekomendasi dari pejabat terkait telah bulat. Karena itu kami sekarang menunggu tanggapan Gubernur,” kata White.

Meskipun pelan, namun Girardi mengatakan telah ada kemajuan dalam isu ini.

“Sangat menyenangkan bahwa isu dan kebutuhan akan perubahan telah mendapatkan pengakuan,” katanya.

Menurut Animals Australia, lebih dari 170.000 orang menandatangani sebuah petisi online yang meminta Gubernur Bali untuk mengakhiri perdagangan daging anjing di propinsi itu.

Diterbitkan Rabu 19 Juli 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.