Bagaimana Warga Merayakan Imlek di Pedalaman Australia
Sebuah keluarga generasi ketiga keturunan China di Bendigo, kota pedalaman Australia di luar Melbourne, merayakan tahun baru Imlek dengan penuh suka-cita. Ada barongsai dan larangan membersihkan rumah pada Hari-H.
Seekor naga hijau meliuk-liukkan tubuhnya menyusuri sebuah rumah di salah satu sudut kota Bendigo yang sepi. Seekor naga kuning tampak mengimbangi gerak naga hijau di rumah keluarga Lai tersebut.
Barongsai memasuki setiap kamar di rumah itu, dan penghuni rumah berharap agar mereka terus disinggahi keberuntungan dalam setahun ke depan.
Seekor naga hijau meliukkan tubuhnya diimbangi oleh naga kuning di salah satu halaman rumah warga Bendigo. (ABC Central Victoria: Larissa Romensky)
Gerak barongsai ini ditingkahi oleh tabuhan gendang yang khas menghentak. Bunyinya cukup keras dan nyaring.
"Itu dimaksudkan untuk mengundang keberuntungan serta mengusir segala kesialan tahun ini," ujar Sylvia Phan, sang tuan rumah.
Seusai menuntaskan liukan tubuhnya, sang naga pun diberi "makanan" berupa angpao, amplop merah berisi duit.
Ruth Chee-Welling, tamu yang juga kerabat tuan rumah, menjelaskan bahwa tahun baru Imlek menandai datangnya kesejahteraan. "Hany yang telah menikah yang memberi angpao," katanya.
Tahun monyet
Tahun baru kali ini menandai dimulainya Tahun Monyet untuk setahun ke depan.
Menurut Phan, sifat dasar monyet biasanya digambarkan sebagai "tidak bisa diprediksi, liar, namun dipandang membawa keberuntungan.
"Monyet tidak begitu cocok dengan ular, namun bisa sangat sejalan dengan naga," jelasnya.
"Makanya mereka yang kelahiran tahun naga akan mendapatkan banyak keberuntungan tahun ini," tutur Phan.
Family and food
Keluarga Lai merayarakan Imlek di Bendigo: (dari kiri) Sylvia Phan, Lucas Lai, Alyssa Lai dan Kelly Phan. (ABC Central Victoria: Larissa Romensky)
Bagi kebanyakan warga keturunan China, Imlek adalah momen berkumpul bersama keluarga.
Menurut Chee-Welling, momen seperti ini sama dengan yang dirasakan bagi warga yang merayakan Natal.
"Setiap anggota keluarga akan berusaha untuk pulang pada hari itu," ujarnya.
Saat itu pula makanan melimpah dengan hidangan khas Imlek seperti Nian Gao yang terbuat dari bahan tepung beras pulut dan gula merah.
Kue jenis puding ini, kata Chee-Welling, akan diletakkan di dapur sebagai persembahan kepada dewa yang selanjutnya akan menyampaikan perbuatan baik keluarga itu ke surga.
"Saat dewa itu ke surga, mulutnya akan lengket dengan kue pulut yang memang dibuat dari bahan tepung yang lengket, sehingga dia tidak bisa melaporkan perbuatan jahat keluarga ini kepada tuhan," jelasnya.
Hidangan khas Imlek lainnya adalah yee sang.
Ini adalah makanan jenis salada yang trbuat dari bahan sayuran dan buah yang beaneka warna. Anggota keluarga dan kerabat akan berkumpul di sekitar hidangn ini dengan sumpit di tangan, dan mulai beraksi begitu yee sang sudah ditaburi saus.
"Semakin tinggi anda bisa menyumpit makanan ini dari piringnya, maka semakin baik," ujar Albert Choo.
Semakin tinggi anda bisa menyumpit yee sang, maka akan semakin baik.
Tidak boleh membersihkan rumah
Sebenarnya tahun baru Imlek merupakan perayaan musim bunga yang digelar begitu musim dingin telah berlalu.
"Musim bunga artinya semuanya harus baru. Baju baru, dan anda bisa membersihkan rumah karena musim baru," katanya.
Namun kegiatan membersihakn rumah dilakukan hanya pada saat sebelum Hari-H. Pada Hari-H dan tiga hari berikutnya justru dilarang melakukan bersih-bersih.
"Karena anda akan mengusir keberuntungan dari rumah jika melakukan bersih-bersih," katanya.
Termasuk dilarang pula untuk membersihkan rambut.
"Tidak akan bersih-bersih, tidak ada cuci baju," ujar Phan, yang mengaku telah menyingkirkan semua sapu alat pembersih di rumahnya.
"Sebab pada tahun baru Imlek anda seharusnya dilimpahi kesejahteraan dan tentu tidak ingin semua itu bersapu dan menghilang dari anda," katanya.