Bagaimana Pria Australia ‘Bugar’ Berumur 31 Tahun Meninggal Karena Serangan Jantung
Ketika Christine Handford terakhir kali melihat putranya yang ketika itu berusia 31 tahun, Kade tampak sehat dan mengatakan dirinya sangat sehat dan bugar.
"Terakhir kali saya makan siang bersamanya, dia memamerkan perutnya dan berkata "coba lihat Ibu, saya sehat sekali"," kata Christine.
Namun seminggu kemudian, pria yang tinggal di kota Toowomba di negara bagian Queensland tersebut meninggal karena serangan jantung sesaat setelah kembali ke rumah usai gym.
Meski sudah dibantu tiga orang petugas paramedis, Kade yang tingginya 193 cm tersebut meninggal di rumah sakit tanggal 25 Juli 2021.
Koroner yang menandatangani surat kematian resminya belakangan menemukan bahwa Kade meninggal karena adanya sumbatan di pembuluh darah ke jantungnya.
Dia adalah satu dari 17.331 warga Australia yang meninggal karena serangan jantung di tahun 2021.
Dari sekitar 160 ribu warga Australia yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, 16 ribu di antara mereka sekitar 10 persen berusia antar 15 sampai 44 tahun.
Bagi banyak orang, penyakit ini tidak memiliki gejala nyata dan kadang diagnosanya mengejutkan.
Namun Christine Handford mengatakan bahwa anaknya sebenarnya sudah pernah menunjukkan gejala, namun karena usianya yang begitu muda, tidak banyak orang menduga bahwa Kade menderita penyakit jantung.
"
"Dia kadang suka cepat lelah, kadang sesak napas, setelah latihan di gym," katanya.
"
"Saya bertemu dengan di satu hari dan dia mengatakan kepalanya pusing dengan penglihatannya terganggu.
"Namun sebagai orang muda, dia tidak terlalu mempedulikan hal tersebut."
Perlunya pemeriksaan kesehatan
Yayasan Jantung Australia mengatakan mereka sering kali harus berjuang untuk meminta orang-orang muda memeriksakan kesehatan mereka bila mereka merasa ada yang tidak beres dengan diri mereka.
"Kita semua tahu bahwa keadaan kesehatan kita biasanya relatif prima di masa muda," kata kepala bidang kesehatan yayasan jantung Professor Gary Jennings.
"Dan ada perasaan kita akan selalu sehat sampai kemudian kita mendengar sesuatu terjadi pada orang yang kita kenal."
Di Australia dan dunia, beberapa tokoh terkenal yang masih berusia 50 tahun seperti bintang kriket Shane Warne, Senator Kimberley Kitching dan putri Elvis Preslely, Lisa-Marie Presley meninggal tahun lalu karena masalah jantung.
Professor Jennings mengatakan pemberitaan mengenai kematian para tokoh terkenal tersebut membuat "peningkatan signifikan" mereka yang memeriksakan kesehatan jantung mereka namun momentum itu sekarang sudah berkurang.
Data dari Services Australia menunjukkan adanya 17.650 pemeriksaan kesehatan jantung di bulan November 2022 secara nasional namun angka tersebut menurun menjadi 12.092 di bulan Januari 2023.
Pemeriksaan kesehatan tersebut ditanggung oleh sistem layanan kesehatan Australia Medicare sejak April 2019.
Sejak itu sampai bulan Januari 2023, 9 persen dari 424 ribu pemeriksaan kesehatan secara nasional dilakukan mereka yang berusia antara 15 sampai 44 tahun.
Subsidi dari Medicare tersebut akan berakhir tahun ini dan Yayasan Jantung Australia sudah mendesak pemerintah federal agar membuat subsidi tersebut permanen.
Pemeriksaan kesehatan jantung tersebut dilakukan dalam pemeriksaan selama 20 menit dengan dokter umum yang akan menentukan potensi seseorang terkena serangan jantung atau stroke.
Mereka yang keturunan Aborigin dan dari Torres Strait yang berusia 30 tahun ke atas dan yang lainnya di atas 40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jantung.
Professor Jennings mengatakan penting sekali bagi warga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bila mereka sudah memenuhi syarat dan mengikuti nasihat pola hidup sehat.
Bagi Christine Handford, setelah kematian putranya, dia senang bahwa teman-temannya dan yang lain kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan.
"
"Ada beberapa orang yang menghubungi saya dan mengucapkan terima kasih yang membuat mereka sadar atas masalah kesehatan mereka," katanya.
"
Seruan setelah COVID
Yayasan Jantung Australia sudah meminta kepada pemerintah federal untuk membiayai pemeriksaan kesehatan jantung bagi siapa saja yang pernah terkena COVID atau masih mengalami gejala COVID, hal yang dikenal dengan nama long COVID.
Yayasan tersebut mengatakan infeksi COVID menyebabkan kondisi jantung akan memburuk, dan bisa meningkatkan kemungkinan terkena 20 kondisi jantung termasuk serangan jantung, penggumpalan darah, gagal jantung dan stroke.
Image: Peneliti dari University of Queensland Dr Arutha Kulasinghe. Supplied: University of Queensland
Peneliti dari University of Queensland dan Frazer Institute Dr Arutha Kulasinghe tahun lalu melakukan penelitian yang kemudian diterbitkan di jurnal Immunology yang menemukan COVID-19 merusak DNA di jaringan jantung.
Dia mengatakan ada kekhawatiran bahwa orang-orang muda yang sebelumnya sehat akan mengalami komplikasi jantung setelah terkena COVID-19.
"Kita melihat semakin banyaknya komplikasi yang belum pernah terjadi di pandemi sebelumnya seperti flu," katanya.
Dia mengatakan para peneliti sekarang mencoba menemukan sebab pasien mengalami komplikasi jantung di usia yang lebih muda setelah mereka terkena COVID-19.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News