Bagaimana Polisi Australia Bisa Membongkar Plot Teror di Sydney?
Sydney tidaklah asing dengan aksi terorisme, tapi ketika polisi mendobrak pintu teras sebuah rumah di wilayah Surry Hills pada Sabtu (29/7/2017) malam, ada sesuatu yang berbeda.
Rumah di Cleveland Street, yang digerebek sebagai bagian dari operasi anti-teror, ini berada di salah satu wilayah yang paling banyak dicari di kota Sydney, New South Wales (NSW) -tempat di mana pemuja tren terdepan di sana bergaul dari bar ke bar.
Untuk operasi seperti ini terjadi di pinggiran kota yang berdekatan dengan pusat kota yang padat, begitu sangat mengerikan.
Tapi di sinilah, dan di empat lokasi lain di sekitar Sydney, polisi mengklaim telah menggagalkan salah satu rencana teroris paling canggih yang pernah ada di tanah Australia.
Pihak berwajib di Australia akan menduga mereka telah menghentikan dua rencana: yang pertama peledakkan sebuah pesawat penumpang dengan alat peledak rakitan (IED) yang disembunyikan di bagasi, dan satu lagi untuk pelepasan bom gas yang mematikan.
Penggerebekan dan penangkapan akhir pekan lalu telah memicu klaim dramatis dari polisi, termasuk kelompok ISIS yang mengirim peralatan pembuat bom ke Australia, dan rencana seorang pria untuk menyembunyikan sebuah IED di dalam koper saudaranya yang berhasil masuk ke bandara tersibuk di negara tersebut.
Kembali ke April
Polisi mengklaim Khaled Khayat, yang didakwa melakukan pelanggaran terkait terorisme, melakukan kontak dengan salah seorang petinggi ISIS lewat saudara laki-lakinya -seorang anggota senior kelompok tersebut di Suriah.
Antara 13 April hingga pertengahan Juli, polisi mengklaim sebuah operasi ISIS di Turki yang mengirim “peledak militer kelas tinggi” ke Australia, yang digunakan Khaled Khayat atau rekan sejawatnya -Mahmoud Khayat -untuk menciptakan IED.
Polisi akan menduga bahwa pada tanggal 15 Juli, IED dibuat dan dalam perjalanan ke Bandara Kingsford Smith, untuk dimasukkan ke dalam sebuah penerbangan Etihad ke Timur Tengah.
Pihak berwenang mengklaim bahwa bahan peledak itu tersembunyi di dalam alat penggiling daging yang ditaruh Khaled Khayat di koper saudaranya, yang tak sadar telah dijadikan tumbal.
Polisi menuduh bahwa rencana Khaled Khayat-lah untuk membawa IED itu ke pesawat, tapi tak lolos pemeriksaan bagasi, dan Khaled Khayat memindahkannya dari bandara dan membongkarnya.
Saudara laki-laki tersebut akhirnya meninggalkan Australia dengan penerbangan itu dan tetap berada di luar negeri.
Apa yang diyakini polisi akan terjadi berikutnya?
Setelah dugaan plot pertama dibatalkan, polisi mengklaim kelompok tersebut mengalihkan perhatiannya untuk menciptakan bom sulfida hidrogen beracun, setelah adanya petunjuk dari petinggi ISIS.
Polisi menduga, ada diskusi tentang cara membuat peledak itu, termasuk jumlah bahan kimia yang akan digunakan.
Diskusi pendahuluan diduga membahas tentang di mana dan kapan menggunakan bom itu, dengan ruang tertutup yang padat seperti yang biasa ada di angkutan umum sempat disebut menjadi target.
Meski demikian, pihak berwenang juga mengatakan tidak ada rencana konkret yang dibuat dan perangkat tersebut bahkan tak bisa disebut berfungsi.
Sulfida hidrogen, atau “gas telur busuk”, adalah senyawa kimia yang menyengat dan mematikan.
Aksi polisi
Pada tanggal 26 Juli, badan intelijen Inggris dan AS menginformasikan rekan-rekan mereka di Australia tentang dugaan plot tersebut, dan kemudian, Tim Kontra-Terorisme Bersama New South Wales (JCTT) diberitahu.
Polisi mengatakan, mereka menempatkan tersangka di bawah pengawasan.
Pada waktu itu, pihak berwenang mengatakan bahwa kelompok tersebut tengah membuat sebuah tiruan IED dan menguji apakah bisa melewati keamanan bandara. Ternyata tidak.
Pada hari Jumat (28/7/2017), JCCT, yang terdiri dari petugas dari Kepolisian Federal Australia dan Kepolisian NSW, siap untuk melanjutkan penggerebekan tersebut, dan pada malam berikutnya, tanggal 29 Juli, mereka beraksi.
Empat orang ditangkap sebagai bagian dari operasi tersebut, dan lima properti di Surry Hills, Lakemba, Punchbowl dan Wiley Park digeledah.
Polisi menduga, mereka menemukan komponen dari perangkat dispersi kimia dan bahan kimia pendahulu selama eksekusi surat perintah penggeledahan.
Kelanjutannya
Pada hari Minggu (30/7/2017), seorang hakim memberi waktu tambahan kepada polisi untuk menuntut para tersangka dengan menggunakan kewenangan terorisme khusus.
Mereka diberi waktu tujuh hari untuk menuntu empat orang tersebut, namun pada hari Selasa (1/8/2017), seorang pria berusia 50 tahun dibebaskan.
Pada hari Kamis (3/8/2017) malam, Khaled Khayat, 49 tahun, dan Mahmoud Khayat, 32 tahun, masing-masing dikenai dua tuduhan tindakan persiapan, atau perencanaan aksi terorisme.
Mereka tidak hadir di Pengadilan Negeri Parramatta, di mana jaminan tidak diajukan dan ditolak secara resmi.
Di luar pengadilan, pengacara mereka, Michael Coroneos, berkata: “Klien saya berhak atas praduga tak bersalah.”
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:15 WIB 04/08/2017 oleh Nurina Savitri.