ABC

Bagaimana Pandangan Agama dan Donasi Organ Tubuh di Australia

Kalau anggota keluarga anda meninggal dan anda ingin menyumbangkan organ tubuh mereka, apakah hal tersebut bertentangan dengan agama?

Bagaimana pengalaman mereka yang sudah melakukannya, dan juga organisasi yang bergerak mengurusi proses donasi organ bagi yang hendak melakukannya?

Monia Choudhary masih ingat ketika dia duduk di sebuah ruang tunggu di rumah sakit di India, dan kemudian mendapat pertanyaan mengenai kemungkinan untuk menyumbangkan organ tubuh dari ayahnya yang sedang sekarat.

“Saya waktu itu bilang ‘kamu bercanda?. Dia masih hidup, dia belum lagi mati. Mengapa anda bicara mengenai donasi organ?” kata Choudhary.

Monia, yang pindah ke Australia 15 tahun lalu, pulang ke India setelah ayahnya mengalami pendarahan otak.

Tidak lama setelah dia tiba, ayahnya dinyatakan mati suri.

Ayah Monia semula hendak menyumbangka matanya, namun keluarganya ragu-ragu, dan tidak tahu bagaimana aturan mengenai hal tersebut menurut keyakinan Hindu yang mereka anut.

“Kami tidak mau melakukan tindakan apapun yang bertentangan dengan agama kami, jadi kami bertanya kepada pendeta dan orang pintar lainnya.” kata Monia lagi.

Mr Vir Bhan Choudary
Di usia 77 tahun, Vir Bhan Choudhary meninggal karena pendarahan otak.

Supplied: Monia Choudhary

Inilah mungkin situasi yang dihadapi oleh banyak keluarga di dunia saat ini, mereka yang tidak tahu mengenai aturan agama dalam kaitannya dengan keinginan menyumbangkan organ tubuh mereka.

Monia, ibunya dan empat saudara perempuanya mendapat nasehat yang positif.

Agama Hindu percaya hanya jiwa yang abadi, bukan tubuh fisik.

“Tidak ada ayat dalam kitab suci yang menentang donasi organ, jadi kami lega dengan hal tersebut.” kata Monia.

Orang Hindu percaya dengan reinkarnasi, sehingga keluarga tersebut bertanya apakah donasi organ akan mempengaruhi kehidupan ayah mereka selanjutnya.

“Sekali lagi kami mendapat penjelasan bahwa yang berpindah dan menjelma kembali itu adalah jiwa, bukan tubuh.” kata Monia.

Namun donasi organ tersebut akan mempengaruhi ritual keagamaan yang terjadi setelah seseorang yang beragama Hindu meninggal.

“Dalam agama Hindu, sebelum dikremasi, jasad seseorang dibersihkan dulu, sehingga semuanya murni.” kata Monia.

“Dan dokter mengatakan ‘karena lukanya masih segar, hal tersebut tidak bisa dilakukan.”

Meski ada keberatan dari sanak keluarga, namun karena menyetujui donasi organ tersebut, keluarga Monia memutuskan untuk tidak melakukan ritual pemandian tersebut.

“Ini adalah tindakan berani, khususnya dari ibu saya, yang mengatakan ‘ok, kamu boleh hanya menyentuh kakinya dan itu sudah cukup.” kata Monia.

“Dia sudah meninggal, dan apakah tubuhnya sudah dimandikan atau belum, dia sudah meninggal.”

Ayahnya sudah meninggal tiga tahun lalu.

Menurut Monia, ayahnya menyumbangkan mata, ginjal dan hatinya dan secara keseluruhan organ itu dipindahkan ke tubuh lima orang.

Di saat dia menerima ucapan duka cita atas meninggalnya ayahnya, Monia juga secara aktif bercerita mengenai pengalaman keluarganya berkenaan dengan fonasi organ, dan mencoba meningkatkan kesadaran mengenai hal tersebut di kalangan Hindu.

“Ketika saya berbicara dengan mereka, ada begitu banyak mitos. Jadi penting sekali untuk menemukan mana yang mitos, mana yang fakta.”

Mempertanyakan mitos mengenai donasi organ

Di rumah sakit Sunshine di Melbourne Barat, Alysia Panopoulos bekerja untuk DonateLife, yang mengkoordinir proses donasi organ.

Dia juga menghadapi banyak kesalahpahaman dari banyak agama mengenai donasi organ.

“Ada banyak mitos berkenaan dengan sumbangan organ tubuh ini, dan salah satu yang terbesar adalah kalau seseorang menganut agama, dia tidak bisa menyumbangkan organ tubuhnya.” katanya.

“Padahal kenyataannya tidaklah begitu.”

Alysia Panopoulos
Alysia Panopoulos bekerja sebagai perawat donasi organ sebagai bagian dari tugasnya untuk membantu keluarga yang memiliki masalah dari sisi agama dan budaya.

ABC RN: Fiona Pepper

Pada dasarnya, DonateLife mengatakan bahwa seluruh agama besar mendukung donasi organ dan jaringan sebagai tindakan amal.

“Yang ingin kami katakan adalah, satu keluarga yang menganut agama A akan memiliki pandangan berbeda dengan keluarga lain.” kata Panopoulos.

Alysia Panopoulos baru-baru ini berhubungan dengan sebuah keluarga Yahudi yang memberikan beberapa persyaratan mengenai sumbangan organ.

“Keluarga menghendaki jenazah donor dimakamkan dengan cepat setelah meninggal.” katanya.

“Ini tinggal masalah bagaimana mengorganisir operasi dilakukan secepat mungkin sehingga memungkinkan keluarganya mempersiapkan pemakaman secepat mungkin.”

Alysia juga membantu satu keluarga Budha yang mendukung donasi organ, namun menghendaki operasi dilakukan pada tanggal tertentu.

“Keluarga sudah menghubungi orang pintar untuk menentukan tanggal terbaik sehingga pasien bisa meninggal dan operasi donasi bisa dilakukan.” kata Alysia.

“Mereka memberikan waktu yang ketat, saya kira waktu itu satu jam, antara ketika pasien dinyatakan meninggal dan operasi dilakukan.”

Hospital hallway
Keluarga kadang harus merundingkan kemungkinan dampak dari sisi agama berkenaan dengan donasi organ.

ABC RN: Fiona Pepper

Kadang menurut Alysia Panopoulos hal tersebut susah dilakukan, namun timnya selalu berusaha semaksimal mungkin mempertimbangkan dan mengikuti permintaan berkenaan dengan budaya dan agama tersebut.

Alysia Panopoulos mengatakan seluruh proses donasi ini ditentukan oleh keluarga yang akan menyumbang, termasuk pertimbangan budaya dan agama dari mereka.

“Apa yang kami lakukan adalah mengkaji apa yang penting bagi keluarga di akhir kehidupan seseorang, termasuk pertimbangan personal, agama dan budaya.”

“Kami hanya ingin membuka percakapan seawal mungkin, sehingga kami tahu apa yang penting dan mencoba menuruti permintaan itu semaksimal mungkin.”

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini