Bagaimana Ekonomi Jaringan Mengurangi Kriminalitas
Pada tahun 2014, polisi Swedia mengalami masalah yang umumnya dialami polisi di seluruh dunia. Mereka harus mengurangi kejahatan remaja, tetapi memiliki sumber daya yang sangat terbatas. Persoalan ini menarik minat pakar ekonomi jaringan, Profesor Yves Zenou.
Sebagai pendatang baru di dunia ekonomi tradisional, teori ekonomi jaringan adalah cara sederhana untuk menggambarkan bagaimana orang terkait satu sama lain dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain
Profesor Zenou asal Perancis-Swedia, yang merupakan salah satu pakar terkemuka di dunia dalam bidang ekonomi jaringan, telah mengembangkan konsep yang disebut ‘pemain kunci’ yang ingin diujinya. Bisakah dengan menarget pemain kunci, dan bukannya pelaku kejahatan yang paling sering berbuat, akan mendapatkan hasil lebih baik?
Seakan tampak jelas – untuk mengurangi kejahatan, kejar gembongnya. Tapi mengidentifikasi siapa gembong tidak selalu mudah. Polisi memiliki banyak data, tetapi tidak ada metode ilmiah untuk mengatasinya. Mereka cenderung berkonsentrasi pada kelompok utama, seperti imigran, atau orang-orang dengan catatan kriminal yang ada.
“Tapi fokus pada orang-orang ini bukan selalu yang terbaik,” kata Profesor Zenou. “Beberapa orang memiliki catatan kejahatan yang sangat rendah.”
Profesor Zenou mengambil pendekatan berbeda. Dia dan rekannya dari Universitas Stockholm, Matthew Lindquist, meminta akses ke daftar semua orang yang diduga melakukan kejahatan dan rekan mereka yang ada di Kepolisian Swedia.
Setiap kali dua orang melakukan kejahatan bersama-sama, kedua pelaku itu dikaitkan dalam sebuah grafik. Secara bertahap, mereka menciptakan sebuah jaringan dengan informasi ini, mencatat kaitan dan koneksi berbeda di antara semua pelaku kejahatan. Dengan demikian, Profesor Zenou bisa tiba pada ‘pemain kunci’ yang harus menjadi target polisi.
Yang penting, penelitiannya menunjukkan dengan menarget pemain kunci dapat mengurangi kejahatan 20-30 persen, dibandingkan dengan menarget para penjahat yang paling aktif.
“Ketika seseorang dihapus dari daftar, saya menganalisis dampak mereka yang masih tersisa,” katanya.
“Pemain kunci adalah mereka yang menunjukkan dampak terbesar. Orang bereaksi: mereka membentuk jaringan baru, atau melakukan kejahatan yang lebih banyak.”
Konsep ‘pemain kunci’
Topik seperti kejahatan terdengar lebih sebagai sosiologi dibandingkan ekonomi. Tetapi perbedaan utamanya adalah ekonomi jaringan menyediakan model matematika untuk menafsirkan perilaku dan menguji hubungan, sehingga memungkinkan dilakukan prediksi.
Ekonomi jaringan berkembang dari kesadaran bahwa teori ekuilibrium umum mengenai penawaran dan permintaan mengabaikan sebagian besar transaksi dalam suatu perekonomian, yang berkisar pada individu.
Ekonomi jaringan bukan hanya mengamati interaksi langsung antara dua orang, tetapi efek kaitan yang saling berhubungan antara teman-teman mereka, teman dari teman dan seterusnya.
Salah satu potensi kelemahan ekonomi jaringan adalah akurasi dari input. Tapi di era Big Data, informasi sering sudah tersedia: polisi tahu tentang geng, tingkat penangkapan dan hal terkait, misalnya. Batu sandungan utama adalah bagaimana menafsirkan semua itu.
Profesor Zenou mengatakan penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan dengan hanya 70 persen dari jaringan, masih tetap cukup dalam mengidentifikasi pemain kunci dengan kepastian memadai.
Aplikasi untuk pasar keuangan
Pasar keuangan merupakan aplikasi lain. Di tengah krisis keuangan global tahun 2008, Profesor Zenou mengamati sektor perbankan global. Di sini dia ingin menjawab pertanyaan: dalam krisis keuangan, institusi mana yang ingin Anda selamatkan, untuk menghindari penularan? Bagaimana risiko menyebar melalui neraca keuangan? Dan bank mana yang harus dibiarkan gagal?
Pemain kunci yang dianggap ‘terlalu besar untuk gagal’ – seperti bank investasi AS JP Morgan dan General Motors – dampaknya mungkin jelas bagi regulator dan pembuat kebijakan. Tapi Profesor Zenou justru ingin memahami lebih jauh tentang dampak pemain lebih kecil pada sistem. Dia menggunakan data bank sentral atas pinjaman antarbank untuk mengidentifikasi efek aliran yang awalnya tidak dipahami.
“Penelitian saya menunjukkan bank yang ingin Anda selamatkan belum tentu merupakan bank dengan pangsa pasar dan keuntungan tertinggi, melainkan bank dengan jumlah terbesar pinjaman antarbank,” jelasnya.
Kini di Monash Business School, fokus Profesor Zenou sekarang pada jaringan pengembangan penelitian, khususnya hubungan antara perusahaan, penelitian dan pengembangan (R&D) serta inovasi.
Dia meneliti bagaimana penghapusan suatu perusahaan berdampak pada persaingan. Tapi teori Profesor Zenou mengenai pemain kunci memiliki potensi diaplikasikan dalam memahami dampak dari kemunduran industri mobil Australia, begitu pula sektor lain seperti pendidikan, pertambangan dan jasa. Industri mana yang harus disubsidi dan apakah pendanaan harus disalurkan ke daerah atau kota-kota besar? Sektor mana yang bagi Australia paling tidak apa-apa jika ditutup?
“Pertanyaan di Australia berbeda, bukan yang mana yang ingin Anda tutup, tetapi perusahaan mana yang ingin Anda subsidi demi menghasilkan manfaat sebanyak mungkin,” kata Profesor Zenou.
“Sekali lagi, itu justru bukanlah perusahaan dengan pangsa pasar terbesar yang jelas.”
Yves Zenou adalah Professor of Economics pada Monash University. Bidang penelitiannya termasuk: social interactions and network theory, urban economics, segregation and discrimination of ethnic minorities, criminality and education.
Artikel ini diproduksi oleh Monash University.