ABC

Badai Melanda Kota Brisbane, Terburuk Dalam 10 Tahun

Badai disertai angin kencang dan hujan es melanda Queensland Tenggara, Kamis sore (27/11). Sekitar 68 ribu warga mengalami pemadaman listrik, penundaan transportasi umum, termasuk warga Indonesia yang sedang bekerja dan kuliah di Brisbane.

Pemerintah Queensland memperkirakan kerusakan akibat badai disertai hujan es mencapai lebih dari 1 triliun rupiah.

"Kerusakan yang cukup parah di Brisbane, terutama di kawasan pusat bisnis," ujar Menteri Transportasi Queensland Scott Emerson.

Menurutnya badai yang menerjang menjadi yang terburuk yang pernah ia lihat selama 30 tahun.

Badai menerjang kota Brisbane dan sekitarnya. Foto: Kai Linkerhof

Sementara itu Sam Campbell dari Biro Meteorlogi Australia mengatakan jenis badai yang mengakibatkan tornado ini menjadi yang terburuk dalam satu dekade.

"Kemarin kita melihat hujan badai yang luar biasa di Queensland, badai ini menghasilkan angin kencang yang terstruktur, turun es yang besar-besar, dan hujan yang lebat, yang pernah kami lihat dalam sepuluh tahun," ujar Campbell.

Campbell menjelaskan kecepatan angin mencapai 141 kilometer disertai hujan es yang besarnya mencapai ukuran bola softtball.

Sejumlah orang mengambil foto dari bongkahan es.  Foto: AAP, Dan Peled

Pemerintah Daerah Queensland dan Menteri Untuk Urusan Pemulihan, mengatakan layanan kereta api di Brisbane sebagian besar tetap berjalan normal, meski sebagian, seperti jalur Ipswich, hanya beroperasi setengahnya pada Jumat pagi (28/11).

David Crisafulli mengatakan layanan bus juga dan berjalan tetapi pertukaran King George Square di CBD akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Dia mengatakan pelayanan darurat, militer dari angkatan darat, dan lembaga lainnya telah bekerja sepanjang malam.

"Transportasi umum tetap berjalan, mayoritas tidak ada gangguan. Tapi pastinya akan tetap mempersulit bagi banyak orang."

Sebuah unit apartemen di kawasan Toowong yang rusak akibat badai.  Twitter: James Marriott

Sementara itu, Feby Gebiance, warga yang tinggal di kawasan Newstead Brsibane mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Saat badai terjadi ia sedang berada di kantornya.

"Badai terjadi sekitar pukul 4:30 sore, saya sedang berada di dalam gedung. Awalnya merasa aman karena tidak ada di luar, tapi tetap saja mengerikan mendengar es batu yang menghujam gedung," ujar Feby.

Feby yang sudah enam tahun tinggal di Brisbane mengaku kalau badai yang terjadi hari Kamis adalah yang terburuk yang pernah dilihatnya, bahkan dibandingkan dengan banjir bandang yang pernah menerjang Brisbane di tahun 2011.

"Usai badai beberapa orang yang biasanya bisa pulang ke rumah selama 30 menit, kemarin bisa mencapai dua jam setengah," jelas Febi soal kemacetan dan kekacauan jalur transportasi yang terjadi.

Febi yang tinggal di sebuah apartemen merasa beruntung karena tidak mengalami pemadaman listrik. Ia pun melihat bongkahan es yang belum mencair di menjelang malam, karena besarnya es-es. 

Hujan es yang besar telah menyebabkan beberapa kaca gedung pecah.  Foto: Adrian Peake

Lain halnya dengan Pan Mohammad Faiz yang tempat tinggalnya mengalami listrik sejak hari Kamis sore.

"Listrik masih padam hingga saat ini (Jumat, pukul 08:30 pagi), di beberapa kawasan, termasuk St Lucia, Indooroopilly, dimana sebagian besar mahasiswa Indonesia beserta keluarganya berdomisili."

Ada kemungkinan pemberian ganti rugi akibat pemadaman listrik, namun perlu dilihat kembali ketentuan dan pengumumannya secara resmi dari pemerintah Queensland.

"Saat terjadi banjir besar yang melanda tahun 2011, aliran listrik pernah terhenti selama tiga hari, dan semua warga yang terkena dampaknya mendapat kompensasi ganti rugi, tanpa tekecuali," ujar Faiz yang sedang mengambil program Doktor di University of Queensland.

Satu warga Indonesia lain, Alue Dohong mengatakan Jumat pagi telah tampak upaya pembersihan akibat kondisi yang sangat berantakan setelah badai.

"Banyak pohon-pohon besar di sekitar rumah dan di Guyatt Park yang tumbang, dan pagi ini mulai dibersihkan oleh petugas dari dewan kota Brisbane," katanya,

Alue juga mengalami listrik yang pada sejak Kamis sore, sehingga tidak bisa melakukan apa-apa di rumah.