B2M Goyang Kupang dengan Musik Khas Australia
Kelompok band Bathurst to Melville (B2M) berasal dari Kepulauan Tiwi, sekitar 70 KM dari Darwin. Band yang sering mengusung permasalahan anak muda ini berkunjung ke Kupang, NTT, untuk memperkenalkan budaya khas Bumiputera Australia. Vokalisnya ternyata masih keturunan Makassar.
Ternyata dalam perjalanan ini mereka menemukan sejumlah kesamaan budaya dengan penduduk NTT.
Daniel Cunningham, vokalis B2M terlihat sangat takjub saat pertama kali menginjakkan kaki di kota Kupang, NTT.
"Saya merasa seperti pulang ke rumah, tempat inilah yang pernah disinggahi oleh orang-orang yang pernah berinteraksi dengan leluhur saya," ujar Cunningham, yang mengaku memiliki darah keturunan Makassar.
Daniel beserta empat rekannya, Jeffrey Thomas Simon, Greg Orsto, Shelton Murray, dan James Kantilla berada di Kupang selama dua hari pada akhir pekan lalu (21 dan 22 Maret 2014).
Selain sebagai konser pertama mereka di Indonesia, B2M juga ingin memperkenalkan budaya asli warga Bumiputera Australia.
"Indonesia dan suku Bumiputera di Kepulauan Tiwi telah berhubungan sejak lama jauh sebelum Australia terbentuk. Lewat kedatangan ini, kami berharap bisa menjalin kembali hubungan tersebut," ujar Simon.
Vicky Miller dari Deplu Australia memperkenalkan B2M kepada siswa-siswi SMKN 1 Kupang. (Foto: Erwin Renaldi).
Pengenalan budaya asli Australia ini dilakukan B2M dengan mengunjungi dua sekolah, yakni SMKN1 Kupang dan SMA Negeri 1 Kupang pada hari Sabtu (22/3/2013).
Di SMAN 1 Kupang, mereka disambut dengan penampilan tarian asal NTT. Simon mengaku terkesima dengan penampilan tersebut. "Ternyata ada kemiripan antara tarian dari NTT dan Tiwi. Gerakannya, banyak hentakan kaki dan tepuk tangan," jelas Simon.
Ririn Dwi Cahyani mengaku bangga sebagai siswi SMAN 1 dengan kunjungan ini. "Jarang sekali ada band-band yang mengunjungi sekolah kami, tapi sekalinya ada, ini malah dari Australia," ujar Ririn.
Sementara di SMKN 1 Kupang, B2M dibuai dengan lantunan alat musik khas NTT, sasando yang dimainkan oleh salah satu murid.
Usai memperhatikan petikan sasando dengan seksama, Simon dan rekan-rekannya pun menciptakan lirik lagu yang dibuatnya spontan.
Daniel Cunningham mencoba memainkan alat musik sasando. (Foto: Erwin Renaldi)
"Sasando ini alat musik terlihat unik, tapi suaranya sangat indah. Kami rasa bisa menyanyikan lagu-lagu tradisional dengan sasando," ungkap Cunningham.
Malam harinya (22/3/2014) kelompok B2M menggelar konser di Sabasuka Paradise bersama dengan sejumlah seniman asal Kupang dan sejumlah mahasiswa.
Malam harinya (22/3/2014) kelompok B2M menggelar konser di Sabasuka Paradise bersama dengan sejumlah seniman asal Kupang dan sejumlah mahasiswa.

Aksi panggung B2M di Subasuka, Kupang (22/3/2014). (Foto: Kedutaan Australia di Indonesia)
Dalam konser tersebut, B2M banyak menyampaikan pesan soal cinta dan semangat bagi anak muda. "Band ini dibentuk setelah banyaknya masalah alkohol dan hal-hal negatif lainnya di komunitas suku Tiwi. Kepada pemuda NTT pun kami ingin memberikan inspirasi untuk tidak terjerumus pada hal-hal yang buruk dan antusiasnya luar biasa," kata Simon usai konser.
Sementara itu seorang warga Australia yang sedang bersekolah di Kupang, Nicholas Metherall mengaku sangat senang melihat konser ini. "Ada kebanggaan tersendiri karena ada musisi lokal Australia yang lebih memilih pergi ke Indonesia bagian Timur untuk memperkenalkan kebudayaan asli suku Bumiputera," aku Metherall.
B2M telah beberapa kali mengisi festival-festival yang mempromosikan budaya asli Australia di dalam dan luar negeri, termasuk di China dan Timor Leste.
Kelompok B2M sebelum manggung (kiri ke kanan: Jeffrey, Greg, Daniel, Shelton, dan James). (Foto: Erwin Renaldi)