ABC

Ayam Silkie Bantam Pencegah Uban Bagi Warga China Australia

Masyarakat China akrab dengan resep turun temurun untuk menghindari rambut uban: makanlah unggas berbulu dan bertulang hitam maka rambut anda akan terus hitam berkilau. Di Australia sekarang mereka melihat ayam Silkie Bantam berwarna hitam bisa membantu usaha mengurangi tumbuhnya uban.

Masalah yang kerap dihadapi masyarakat Asia yang tinggal di Australia adalah ‘unggas hitam’ yang digunakan untuk masakan seperti sup, yakni unggas jenis Silkie Bantams, sangat jarang diolah karena daging mereka yang unik berwarna hitam.

Unggas Silkie Bantam dikenal karena perilaku mereka yang tenang serta bulunya yang tebal dan halus, unggas ini sering ditampilkan dalam acara-acara pertunjukan unggas di Australia.

Namun unggas jenis Silkie Bantam yang dikembangbiakan oleh seorang produsen di Victoria, Steven Brickell diproduksi untuk alasan yang jauh dari tujuan glamour.

“Ketika unggas ini disembelih, bagian kepala dan kakinya akan dibiarkan,” kata peternak asal Nhill ini saat menunjukan unggas berbobot 700 gram.
“[Orang-orang China] akan menempatkan semacam bulatan dibagian kaki dan kepalanya di dalam sup.

Brickell saat ini tengah melakukan penawaran untuk memperluas pabriknya di Hindmarsh Shire, Ia mengaku “ada permintaan yang tidak ada hentinya ” dari warga China di Australia.
“Terkadang saya sangat lelah melayani pertanyaan, ‘apakah anda masih punya unggas silkie bantam, apakah masih ada lagi?,’ katanya.
“Berapa banyak orang China di Australia dan akan bertambah berapa banyak lagi dimasa depan? Jumlahnya terus berkembang sepanjang masa.”

Ceruk pasar bagi peternak

Sejumlah juru masak China memastikan keyakinan Brickell mengenai ceruk pasar unggas Silkie Bantam – jika mereka bisa mendapatkan unggas ini di Australia, maka banyak juru masak China yang bersedia memasukan unggas yang satu ini dalam menu mereka.
“Kami hanya membuat sup, terutama bagi wanita yang baru saja melahirkan dan bagi mereka yang habis menjalani operasi,” kata Kepala Juru Masak Dragon Inn, Sung Chung Wen.

Seekor Silkie Bantam, dengan daging dan tulang hitam setelah diolah.
Tidak hangus terbakar, Silkie Bantams memiliki daging berwarna hitam dan juga tulang hitam. Konsumen China lebih menyukai mempertahankan kepala dan kakinya.

“Daging unggas ini bagus untuk darah dan bagus untuk pemulihan tubuh,”
Sung Chung Wen juga meyakini daging unggas silkie bantam yang berwarna hitam akan mencegah rambutnya berubah warna.
“Kami memiliki rambut berwarna hitam di China jadi daging unggas ini baik untuk rambut,” katanya.
Juru masak asal Warrnambool ini tidak yakin warga Australia akan menyukai sup silkie bantam dalam waktu dekat, tapi jika dia bisa menemukan pemasok dia bersedia menjadi distributor.
“Saya akan memasak daging unggas ini untuk keluarga saya,” katanya.
“Setiap pekan saya akan memasak seporsi sup ini untuk keluarga saya.”

Tawaran untuk mengubah rumah potong yang terbengkalai menjadi peternakan unggas Silkie

Brickell telah mengujicobakan produksi unggas silkie bantam di rumahnya selama 4 tahun, tanpa memiliki izin.
Dia sekarang berhadapan dengan dewan kota Hindmarsh Shire untuk mengubah rumah potong hewan yang terbengkalai di dekat Nhill menjadi rumah peternakan 1000 ekor Silkie Bantams, tapi permohonannya sudah dua kali ditangguhkan oleh anggota dewan.
Sebuah peternakan terdekat telah menimbulkan kekhawatiran mengenai biosekuriti dan masalah penyakit, sementara anggota dewan mengakui mereka belum cukup tahu tentang sistem produksi yang unik untuk menyetujui rencana ini.
Brickell mengatakan rumah potong hewan, yang tidak digunakan selama 23 tahun itu merupakan tempat yang sempurna untuk mengembangbiakan “burung yang sangat rentan ini”.

“Orang yang belum pernah mencobanya pasti akan sangat khawatir mengenai proses menternakan unggas ini,” katanya.
“Unggas ini dibesarkan didalam ruangan dibawa suhu yang terus menerus hangat. Mereka punya perilaku yang buruk suka memanjat satu sama lain dan menginjak-injak unggas yang berada dibawahnya.”

Brickell mengatakan tantangan ini menjelaskan mengapa produsen unggas Australia lainnya tidak berlomba-lomba untuk memanfaatkan permintaan yang tinggi ini.
“Bisa jadi karena mereka belum pernah mendengar tentang permintaan tersebut,” katanya.
“Dan orang-orang yang telah mencobanya merasa terlalu sulit untuk menternakan unggas yang satu ini.”
Diterjemahkan pukul 21:35 WIB, 28/9/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.