ABC

Ayah sering lembur, anaknya jadi nakal

Sebuah penelitian mengungkapkan, seorang ayah yang bekerja dengan jam kerja yang panjang dapat mengakibatkan anak laki-lakinya menjadi nakal.

Studi tersebut, yang diterbitkan di Journal of Marriage and Family, mendapati korelasi antara pria yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu dan anak laki-laki yang cenderung bandel.

Ketua peneliti Dr Sarah Johnson dari Telethon Institute for Child Health Research di Perth menggunakan data dari 'Raine' cohort, yang mengikuti anak-anak yang lahir dari 2900 wanita di Perth antara 1989 dan 1991.

Dari informasi yang dikumpulkan ketika anak-anak itu mencapai usia 5, 8 dan 10 tahun, kemungkinan kaitan antara orang tua yang bekerja dengan jam kerja yang panjang dan perilaku anak mereka diteliti.

Sekitar 18 persen ayah dalam studi itu bekerja lebih dari 55 jam seminggu, dan anak laki-laki dari keluarga-keluarga ini ternyata rata-rata lebih nakal dibandingkan dengan mereka dari keluarga-keluarga dimana ayah bekerja dengan jam kerja yang lebih pendek.

"Harus diingat bahwa ini adalah anak-anak berusia lima sampai 10 tahun, jadi bukan kenakalan remaja," kata Johnson. " Kita bicara tentang nakal untuk mencari perhatian, agresif, tidak dapat mengendalikan emosi dan suka melawan."

Sejalan dengan riset lainnya, studi ini tidak mendapati kaitan antara ibu-ibu yang bekerja dengan jam kerja yang panjang dan perilaku nakal anak-anak mereka.

Juga tidak didapati kaitan antara ayah yang bekerja dengan jam kerja yang panjang dengan perilaku anak perempuan mereka, tapi Johnson tidak mengatakan hal itu tidak mungkin. Dampak pada anak perempuan mungkin saja terjadi kemudian, atau dengan cara yang berbeda, katanya.

Dan meskipun data yang digunakan dalam studi itu dikumpulkan di akhir 1990-an, namun Johnson mengatakan, mungkin saja para ayah Australia bekerja sama kerasnya sekarang.

Penting

Berkomentar mengenai temuan itu, Dr Jennifer St George dari University of Newcastle mengatakan, studi itu memperkuat bukti lainnya tentang pentingnya ayah dalam perkembangan sosial dan emosional anak mereka.

"Ini adalah pencerminan yang menarik dari kondisi kerja sekarang ini. Studi ini menunjukkan pentingnya dukungan bagi para karyawan di tempat kerja dan tingkat dukungan dari kebijakan mengenai keluarga," kata St George.

Ia berpendapat, para ayah yang bekerja terlalu keras mungkin tidak mempunyai banyak 'quality time' bersama anak-anak mereka, atau dampaknya mungkin dari hubungan yang buruk antara kedua orang tua.

"Kalau seorang ayah yang berada 55 jam seminggu di luar rumah, hubungannya dengan ibu sedikit banyak akan terpengaruh," katanya.