Australia Tetap Tolak Zona Pertahanan Udara China
Menteri Luar Negeri Julie Bishop membantah sikap pemerintah Australia menentang Zona Pertahanan Udara China akan berdampak pada perdagangan kedua negara.
Awal pekan ini Menlu Bishop memanggil Dubes China untuk menyampaikan penolakan Australia terhadap zona yang ditetapkan sendiri oleh China tersebut. Zona ini mencakup pulau-pulau yang dikuasai Jepang namun diklaim oleh China.
Menurut Bishop, waktu dan cara China mengumumkan penerapan zona tersebut tidak membantu stabilitas regional.
China langsung membalas sikap Australia ini dengan menyebutnya "tidak bertanggung jawab" dan "keliru" dan memperingatkan risiko "rusaknya hubungan kedua negara".
"China memandang Australia sangat keliru mengeluarkan penyataan tidak bertanggung jawab tentang Zona Pertahanan Udara Laut China Timur," demikian pernyataan jurubicara Deplu China Qin Gang. Ditambahkan, "China mendesak Australia untuk mengoreksi kesalahan itu guna menghindari rusaknya hubungan kerjasama kedua negara".
Namun Menlu Bishop membela sikap Australia Kamis (28/11/2013), dan membantah kemungkinan adanya dampak terhadap pembicaraan perdagangan bebas kedua negara.
"Pemerintah China sudah merespon, namun secara umum hubungan kita terus berlanjut," katanya kepada wartawan di Canberra.
"China adalah mitra dagang kita yang utama, namun pantas juga jika masing-masing pihak menyatakan keberatan satu sama lain dan melakukannya dengan cara yang mungkin ditanggapi dengan baik," kata Bishop.
Menlu Australia membantah sikap Australia ini adalah akibat adanya tekanan dari Amerika Serikat. "Kita bukan satu-satunya negara yang mengajukan keberatan," katanya.
Sementara itu Pemimpin Oposisi Bill Shorten mengatakan Pemerintah Koalisi mengalami awal yang sulit dalam hubungan luar negeri. "Kami ingin agar pemerintah bisa menyelesaikan hal ini dengan tepat. Kami tidak mau mengganggu. Kepentingan nasional sangat penting," katanya.