ABC

Australia Studi Banding Peternakan Buaya ke Thailand

Kawasan Teritori Utara terkenal sebagai  penghasil kulit buaya berkualitas tinggi di dunia yang  banyak digunakan sebagai bahan dasar berbagai produk fashion oleh perancang terkenal di Eropa. Agar dapat mempertahankan reputasinya ini, peternak buaya di kawasan ini perlu memastikan ternak buaya mereka bebas penyakit.

Untuk alasan itulah maka Cathy Shilton, pakar penyakit ternak dari laboratorium ternak di  Berrimah, Darwin dikirim ke Thailand untuk mempelajari industri peternakan kulit buaya lokal di negara tersebut.

Dari hasil kunjungannya ini, Shilton menyimpulkan industri kulit buaya Australia dan Thailand punya sejumlah kesamaan, namun juga banyak hal yang dapat dipelajari dari satu sama lain.

"Inkubator yang digunakan peternak di Thailand modelnya sama dengan yang digunakan di Australia, jadi sudah ada sedikit transfer metode peternakan dan teknologi,” katanya.

Meski demikian Dr Shilton menilai industru peternakan buaya memiliki keunggulan tersendiri, karena telur yang ditetaskan kebanyakan dari hasil pembiakan buatan di kandang bukan pembiakan di alam liar seperti dilakukan kebanyakan peternakan buaya Australia.

"Menurut peternak Thailand, mereka berhasil meraih 80 persen keberhasilan menetaskan telur dikandang.

Dengan demikian, jenis buaya siamensis lebih mudah dibiakan di kandang ketimbang buaya air asin yang banyak diternakan di Australia.

Menurut Dr Shilton, perbedaan yang cukup signifikan terdapat pada kualitas air di lokasi buaya diternakan.

Peternak buaya di Australia sangat memperhatikan kebersihan kandang, mereka menggunakan desinfektan setiap kali membersikan kandang, dan kolam juga langsung dibersihkan setiap kali habis diberi makan.

"Tapi di Thailand, salah satu peternak yang saya tanya mengaku hanya membersihkan kandang sebulan sekali.

"Air dikolam mereka memang tampak keruh, tapi buaya mereka tetap bagus dan bebas stress.”

Di akui Dr. Shilton penggunaan air yang tidak terlalu ketat ini memang bisa menekan biaya produksi, namun ia mengaku perawatan yang detil ini justru yang membedakan kualitas kulit buaya Australia dengan peroduk sejenis dari negara lain.

"Saya tidak tahu seberapa tinggi kualitas kulit buaya yang mereka hasilkan, tapi Australia merupakan penghasil kulit buaya berkualitas terbaik di dunia saat ini,”

"Kita perlu memproduksi kulit buaya yang benar-benar bebas noda, untuk itulah peternak disini menggunakan air yang sangat jernih. Karena mereka tidak ingin ternak mereka menderita iritasi atau bahkan sedkit goresan,”

Meski kualitas kulit buaya Thailand mungkin tidak sebagus Australia, tapi menurutnya peternak di Thailand punya kesadaran yang tinggi mengenai praktek biosekuriti, karena banyak dari mereka mantan peternak unggas.

Selain itu air limbah dari peternakan buaya banyak digunakan untuk mengaliri perkebunan tebu karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.

Peternakan buaya di Darwin memiliki sekitar 73,000 ekor buaya dan saat ini menjadi pemasok bahan kulit buaya untuk sejumlah perancang terkenal Perancis dan Italia, termasuk Louis Vuitton dan Hermes.

Bulan lalu, otoritas peternakan buaya Kawasan Teritori Utara mengumumkan rencana mereka untuk memperluas operasinya demi meningkatkan kualitas kulit buaya mereka. Antara lain dengan cara memberi ruang gerak yang lebih leluasa bagi reptile yang mereka pelihara yang pada akhirnya akan menghasilkan kualitas kulit yang prima.