ABC

Australia Sesalkan Tindakan Sepihak China di Sengketa Laut China Selatan

Perdana Menteri Tony Abbott menegaskan sikap Australia terhadap aktivitas militer China di Laut China Selatan, memperingatkan bahwa pemerintahannya "menyesalkan" segala upaya dari negara manapun yang berusaha memperluas teritori di wilayah bersengketa.

Ini adalah pernyataan paling keras dari pejabat Australia mengenai sengketa diplomatik atas wilayah yang diperebutkan.

Tony Abbott mengatakan, Australia selalu memiliki posisi yang sangat jelas dan konsisten di Laut China Selatan.

"Kami tak memihak siapapun dalam banyak sengketa teritorial di wilayah itu tapi kami menyesalkan setiap perubahan sepihak atas status quo itu. Kami percaya bahwa sengketa harus diselesaikan secara damai sesuai dengan hukum internasional,” jelasnya.

PM Abbott mengatakan, Australia selalu memiliki posisi yang jelas terhadap sengketa Laut China Selatan. (Foto: AAP, Lukas Coch)
PM Abbott mengatakan, Australia selalu memiliki posisi yang jelas terhadap sengketa Laut China Selatan. (Foto: AAP, Lukas Coch)

Ia menerangkan, "Kami melakukan apa yang kami bisa untuk menegakkan kebebasan navigasi di laut dan di udara. Jadi itulah posisi kami, itu posisi kami sejak lama dan itu akan terus menjadi posisi kami."

Para pejabat AS mengatakan, China telah menambah beberapa area 800 hektar bagi lima pos terluar di Kepulauan Spratly, termasuk lebih dari 600 hektar sejak awal tahun ini.

Selama akhir pekan, Menteri Pertahanan Australia, Kevin Andrews, menggunakan pidatonya dalam sebuah konferensi keamanan di Singapura untuk menyerukan penghentian reklamasi laut yang diperebutkan di utara Australia.

"Australia telah menegaskan perlawanannya terhadap setiap pemaksaan atau tindakan sepihak untuk mengubah status quo di Laut China Selatan atau Timur," katanya.

Ia mengutarakan, "Ini termasuk kegiatan reklamasi lahan skala besar oleh para penuntut di Laut China Selatan, dan kami sangat prihatin akan prospek militerisasi dari struktur buatan itu.”

"Australia percaya bahwa semua mitra kawasan yang terwakili di sini memiliki kepentingan abadi dalam menjaga perdagangan maritim serta lalu lintas udara yang aman dan stabil,” sambungnya.

Ia menambahkan, "Oleh karena itu kami tetap prihatin dengan setiap perkembangan di Laut China Selatan dan Timur yang meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut."