ABC

Australia Segera Buka Museum di Bawah Laut Pertama di Belahan Dunia Selatan

Australia akan segera memiliki museum di bawah laut dengan harapan dapat meningkatkan kepedulian soal ekosistmen laut yang kini terancam, termasuk upaya merehabilitasi terumbu karang.

Museum of Underwater Art (MOUA) akan menjadi museum di bawah laut pertama yang ada di belahan dunia selatan.

“Rumah Kaca Karang” ini akan menampilkan lebih dari 20 karya seni yang terbuat dari baja tahan karat dan semen khusus di kawasan John Brewer Reef, sebelah utara negara bagian Queensland.

Seniman pahat, Jason deCaires Taylor, mengatakan butuh waktu lebih dari sembilan bulan untuk pemasangannya.

“Dalamnya sekitar 18 meter ke bawah, tingginya bisa mencapai sembilan setengah meter dan beratnya lebih dari 160 ton,” kata Jason.

Ia mengatakan museum ini terdiri dari sebuah bangunan dengan 20 patung dalam pose yang berbeda-beda.

Year 6 student Takoda Johnson standing beside artist Jason deCaires Taylor near an ocean construction zone in Townsville.
Takoda Johnson (kiri) bersama seniman Jason deCaires Taylor.

ABC News: Chloe Chomicki

“Akan ada juga karang laut dan tentunya ikan-ikan yang akan segera pindah ke sana.”

Termasuk tahap pertama adalah penempatan patung, yang modelnya adalah Takoda Johnson, seorang remaja keturunan suku Aborigin Wulgurukaba, yang kini duduk di Kelas 6.

Takoda terpilih sebagai model patung setelah sepupunya memberikan namanya kepada penyelenggara proyek.

Proses pembuatan patung tersebut melibatkan pemindaian seluruh tubuh Takoda.

Takoda Johnson sits on a chair with a man holding a computer that is scanning her.
Proses pemindaian tubuh Takoda Johnson sebelum dijadikan model untuk patung yang akan dipajang di Museum bawah laut.

Foto: Museum of Underwater Art

Jason mengatakan pentingnya melibatkan generasi muda dalam patung-patung yang akan ada di museum tersebut.

“Anak-anak ini akan menjadi penjaga karang di masa depan,” katanya, “mereka akan mengambil kepemilikan atas lingkungan dalam beberapa hal”.

Nantinya patung ini mengeluarkan cahaya yang menggambarkan dampak perubahan iklim dan suhu air laut terhadap terumbu karang.

A light sculpture in the shape of a person holding up an arm stands on a post in the middle of deep water.
Patung ini berada di atas gedung museum bahwah air dengan pantulan cahaya yang menggambarkan keadaan terumbu karang.

Foto: Museum of Underwater Art

Tahap pertama proyek ini didanai oleh Pemerintah Queensland dan dewan MOUA.

Sementara untuk fase kedua sudah mendapatkan dana dari pemerintah pusat Australia.

Pemasangan patung di kawasan Palm Island, sebelah timur laut Townsville akan menjadi bagian dari tahap kedua.

“Tahap kedua sudah melibatkan banyak konsultasi di Palm Island selama setahun terakhir, dengan menggelar sejumlah pertemuan, inspeksi lokasi, dan penilaian lingkungan,” kata Dr Adam Smith, wakil ketua MOUA.

Ia mengatakan proyek ini juga sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunitas, termasuk penentuan lokasi.

MOUA mengatakan museum akan dibuka untuk turis pada April 2020 mendatang dan diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung ke Queensland utara.

Artikel ini disadur dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.

Ikuti laporan menarik lainnya dari Australia hanya di ABC Indonesia dan bergabunglah bersama komunitas Facebook ABC Indonesia.