ABC

Australia Pertimbangkan Untuk Kurangi Jumlah Kedatangan Internasional

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan jumlah orang yang boleh memasuki Australia dari luar negeri mungkin akan dikurangi, untuk mengurangi beban setiap negara bagian saat melakukan karantina hotel.

Pembatasan kedatangan internasional

  • PM Morrison akan mengusulkan membatasi kedatangan internasional dalam rapat kabinet nasional
  • Upaya ini untuk mengurangi beban mengurusi karantina hotel
  • Beberapa negara bagian sudah membatasi jumlah kedatangan internasional setiap harinya

Jumlah kedatangan internasional sudah jauh menurun sejak bulan Maret lalu, namun PM Morrison mengatakan akan membawa usulan pengurangan tersebut ke rapat Kabinet Nasional, Jumat besok (10/07).

PM Morrison tidak menyebut dengan jelas berapa jumlah kedatangan yang akan dikurangi, namun mengatakan yang akan dilakukan adalah “mengurangi jumlah”, bukan menghentikan sama sekali kedatangan internasional.

“Masalahnya adalah berapa jumlah warga Australia yang kembali dan itulah sebabnya saya membawa usulan ini hari Jumat untuk pengurangan jumlah,” katanya.

“Saat ini kita tidak mau semakin memberi tekanan kepada sistem yang ada, bila memang hal itu bisa dhindari.”

Sejauh ini beberapa negara bagian di Australia sudah menetapkan pembatasan mengenai berapa jumlah penumpang internasional yang diperbolehkan mendarat.

Bahkan negara bagian Victoria sudah tidak lagi menerima penerbangan internasional sampai 14 Juli dan meminta kepada pemerintah Federal agar diperpanjang.

Penutupan kedatangan internasional di Victoria, dengan ibu kota Melbourne, diperkirakan mempengaruhi kedatangan 65 penerbangan internasional.

Kedatangan para penumpang yang kemudian menjalani karantina di hotel menjadi salah satu sebab meningkatnya kasus COVID-19 di Melbourne dalam sepekan terakhir.

Di Sydney, pemerintah negara bagian New South Wales sudah menerapkan pembatasan hanya 450 penumpang yang bisa mendarat di Bandara Sydney setiap harinya.

Denda tanpa kompromi di Melbourne

A group of police in high-vis vests on a city street photographed from the rear
Sekitar 500 polisi dikerahkan untuk memantau pelaksanaan lockdown di Melbourne mulai hari Rabu (8/7/2020) tengah malam.

ABC News: Andrew Altree-Williams

Di negara bagian Victoria dilaporkan ada 134 kasus baru, hari Rabu (8/07), di saat polisi memperingatkan jika mereka akan hadir di seluruh kawasan metropolitan Melbourne yang akan mulai lockdown tengah malam nanti.

Ini adalah hari keempat berturut-turut dimana kasus baru COVID-19 di Victoria di atas angka 100, dan kasus 134 merupakan angka harian terbesar kedua, setelah kemarin mencatat sebanyak 191 kasus penularan.

Premier Daniel Andrews, yang mnejadi kepala pemerintahan Victoria, mengatakan dari kasus baru tersebut, 11 terkait dengan wabah yang sudah ditangani, dan 123 lainnnya masih dalam penyelidikan.

Di kawasan apartemen tinggi milik pemerintah yang sudah dilockdown di Melbourne sekarang ada 75 kasus di sana.

Menurut Premier Daniel ada 41 orang yang dirawat di rumah sakit dengan tujuh diantaranya berada dalam perawatan intensif.

Secara keseluruhan sudah ada satu juta tes corona yang dilakukan di Victoria sejauh ini, dengan 29.424 tes dilakukan dalam 24 jam terakhir, angka terbesar dalam sehari.

Kepala Kepolisian Victoria, Shane Patton mengatakan polisi akan dikerahkan untuk mengawasi ‘lockdown’ yang diberlakukan di Melbourne.

Polisi mengatakan sejauh ini sebagian besar warga sudah melakukan hal yang benar, namun masih ada sedikit yang bertindak “bodoh, egois dan ceroboh”.

“Hari Minggu malam ada pesta di sebuah Airbnb di Soutbank, dimana ada sekitar 15 orang berkumpul dan pesta di sana. Kami memberikan denda bagi mereka semua karena ini tidak diizinkan,” kata Shane Patton.

Mereka yang melanggar aturan lockdown dikenai denda Rp 1.6 juta untuk individu, sementara untuk pemilik bisnis dendanya Rp 100 juta.

Warga Victoria ditolak di Tasmania

Visitors walk under Hobart Airport sign
Warga Victoria sekarang juga tidak boleh datang ke Tasmania.

ABC News: David Hudspeth

Setelah beberapa negara bagian di daratan utama Australia menutup perbatasan dengan Victoria, sekarang Tasmania juga menerapkan hal serupa.

Mulai hari Rabu malam, warga Victoria dan mereka yang pernah berada di Victoria selama beberapa pekan terakhir tidak diizinkan bepergian ke Tasmania.

Sebagai sebuah pulau, Tasmania hanya bisa dicapai dengan kapal ferry dan pesawat dari daratan utama Australia.

Premier Tasmania, Peter Gutwein mengatakan yang hanya boleh kembali adalah warga Tasmania.

“Saya tahu ini sulit namun akhirnya kita harus punya kebijakan jelas mengenai apa yang terjadi di perbatasan kita dan mereka akan dipulangkan dengan biaya sendiri.”

Dia juga mengatakan warga Tasmania yang kembali dari Victoria tidak bisa lagi menjalani karantina di rumah sendiri.

“Warga Tasmania yang berada di Victoria selama 14 hari sebelumnya akan ditempatkan dalam karantina di salah satu hotel yang ditunjuk pemerintah,” katanya.

Sementara itu di ibukota Canberra hari Rabu (8/7/2020), tiga warga yang berasal dari satu rumah dinyatakan positif tertular virus corona.

Ini adalah kasus pertama di Kawasan Ibu Kota Australia (ACT), setelah sebulan tidak mencatat angka penularan.

Ketiga kasus tersebut terkait dengan penularan virus corona yang ada di Victoria.

Premier ACT Andrew Barr mengatakan ketiga orang tersebut berusia 20 tahunan, sudah menjalani karantina mandiri setelah mereka menunjukkan gejala.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia