ABC

Australia Perlu Antisipasi Dampak Teknologi pada Angkatan Kerja

Pelaku industri perawatan kesehatan hingga sektor hukum harus bersiap menghadapi kondisi yang sangat jauh berbeda akibat kemajuan terbaru di bidang robotika dan kecerdasan buatan (artificial Intelligence –AI).

Peringatan ini dilontarkan seorang pakar yang juga memicu peringatan baru menyusul fenomena kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS lalu.

Jon Williams, seorang analis dari firma layanan professional PwC, mengatakan pejabat pemerintah di Australia perlu melakukan pembahasan yang serius mengenai bagaimana mempersiapkan perubahan besar di kalangan angkatan kerja.

“Saya kira selama beberapa tahun mendatang, kalangan pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang memungkinkan mereka mampu mendukung pembangunan lahan pekerjaan baru dan industri-industri baru,” katanya.

“[Jika tidak] kita akan menyaksikan apa yang terjadi dalam Pemilu AS lalu, dimana jumlah kalangan yang kurang beruntung sangat besar. Mereka kehilangan pekerjaan di pabrik dan mereka belum mendapat ganti dari lapangan kerja tersebut.” kata William kepada ABC.

Tujuh bulan setelah setelah apotik obat robot terbesar di belahan bumi selatan dioperasikan di Rumah Sakit Stanley Fiona Perth, apoteker Ken Tam tertarik untuk berbicara mengenai keuntungan yang mereka dapatkan.

Penelitiannya menunjukkan bahwa robot yang memindai, bergerak dan menyimpan obat senilai $200.000 setiap hari jauh lebih aman dan lebih efisien daripada manusia.

Tan mengatakan seluruh staf yang sebelumnya bekerja di bagian farmasi dilakukan penempatan ulang dan hal ini memungkinkan staf, terutama para perawat memiliki waktu lebih banyak untuk merawat pasien.

Tan mengatakan kasus bangsal rumah sakit kehabisan stok obat telah menurun hingga 70 persen dan sistem ini bekerja jauh lebih cepat.

“Sistem penyediaan ulang obat secara manual ke bangsal biasanya membutuhkan waktu setengah jam untuk mengumpulkan semua stok secara fisik,” kata Tan. “Tapi dengan sistem baru ini, hal itu dapat dilakukan kurang dari 10 menit per bangsal.”

Tan mengatakan robot-robot ini membaca barcode obat-obatan, menghapus peluang kesalahan manusia atau human error.

Bukan soal menggantikan manusia

IBM Australia mengatakan sistem komputer Watson milik IBM saat ini digunakan untuk berbagai bidang mulai dari kesehatan, pendidikan hingga fashion dan perbankan.

“Kami meyakini kalau di masa depan, setiap keputusan yang dibuat oleh manusia akan diinformasikan oleh sebuah sistem seperti Watson,” kata IBM Australia dalam pernyataan.

Shaun Gregory
Petugas Kepala Teknologi Woodside, Shaun Gregory.

ANC news: Claire Moodie

Perusahaan minyak dan gas raksasa di Perth, Woodside Energy, juga sudah siap [menerapkan teknologi robotika], namun ia mengatakan mengatakan [penggunaan] teknologi robotika bertujuan untuk memperbaiki akses informasi, ketimbang menggantikan manusia.

Kepala Teknologi, Shaun Gregory mengatakan data senilai 30 tahun telah dimasukan ke dalam sistem Watson dan sekarang dapat menjawab pertanyaan kompleks dan teknis dalam waktu sekejap.

“Sistem ini tentu saja dapat membaca [data] lebih cepat ketimbang otak manusia,” kata Gregory.
“Bagi kami masalah-masalah semakin kompleks dan agar bisa menyelesaikan masalah tersebut, kami perlu memiliki akses informasi yang lebih baik,” katanya.

“Saat ini, kami mampu menciptakan lebih banyak pekerjaan. Kita mengembangkan departemen data sains pada awal tahun lalu dan saat ini ditenagai oleh 20 orang.”

Guncangan sistem hukum

Seiring dengan keputusan Woodside merangkul teknologi Kecerdasan Artificial (AI), industri hukum di Australia Barat juga bersiap menghadapi perubahan besar, dengan perusahaan IT memperkenalkan komputer super pintar kepada firma-firma hukum di Amerika Serikat.

Presiden Masyarakat Hukum Australia Barat, Elizabeth Needham, berharap akan ada pengaruh besar bagi banyak pekerjaan.

“Tentu saja memang terdapat kekhawatiran [berkurangnya lahan pekerjaan bagi manusia], pengacara junior dan paralegal yang mungkin akan melakukan penelitian dasar dan bekerja keras untuk menemukan pihak yang berwenang, perbandingan hukum dan lainnya dan jadi mungkin memang akan memiliki efek,” katanya.

Tapi Needham mengatakan dia skeptis mengenai klaim bahwa AI bisa membuat “pengacara artifisial yang cerdas”.

“[Sistem computer Watson] disebut-sebut sebagai akan diikutkan dalam ujian mendapatkan izin praktek di bidang hukum; tidak ada hal yang tidak mungkin dilakukan, namun pada saat ini yang terbaik dilakukan sistem Watson hanyalah bermain tanya jawab -Jeopardy,” katanya. “Saya skeptis tentang kemampuannya untuk berpikir seperti manusia.”

Kemampuan computer untuk berpikir seperti manusia saat ini dalam penelitian pelayanan kesehatan menunjukan bahwa sistem komputasi kognitif tampaknya akan memiliki manfaat besar.

IBM saat ini bekerja dengan Melanoma Institute untuk memajukan deteksi dini yang lebih akurat.

Dr Omar Korshid
Wakil Presiden Asosiasi Dokter Australia, Dr Omar Korshid.

ABC News: Claire Moodie

Dan Asosiasi Medis Australia cabang Australia Barat sepakat kalau diagnosis pasien di seluruh bidang kesehatan tampaknya memang akan dibantu oleh AI.

Tapi, Wakil Presiden AMA WA , Dr Omar Khorshid mengatakan dirinya tidak melihat kalau sistem ini akan menggantikan para dokter.

“Amat sulit untuk melakuka hubungan yang benar-benar penting antara dokter dan pasien jika digantikan oleh robot,” katanya.

Williams mengatakan profesi perawatan dan orang-orang yang fokus pada empati, intuisi dan kreativitas akan terus meningkat kebutuhannya, demikian juga halnya dengan keterampilan STEM (integrasi Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika).

Keterampilan masa depan

Sejumlah sekolah sudah mulai mengarah pada upaya membekali murid dengan keterampilan masa depan, termasuk Christ Church Grammar di Perth. Di sekolah ini siswanya telah dilibatkan untuk membantu menyempurnakan robot yang dioperasikan dalam situasi darurat, menggunakan perangkat yang dirancang oleh Curtin University Perth.

“Robot dan otomatisasi akan terus berlanjut [penerapannya] dan akan semakin umum menjadi bagian dari angkatan kerja,” ujarnya.

“Dan memiliki orang yang siap menyelesaikan masalah secara kreatif dan tidak takut dengan teknologi, saya kira ini akan menjadi amat berharga,” kata Patrick Louden, guru di sekolah tersebut.

Berdasarkan laporan nasional terbaru, hampir 40% pekerjaan di Australia, termasuk peran yang membutuhkan keterampilan khusus, bisa tidak lagi diperlukan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun karena kemajuan teknologi.

Seorang juru bicara dari Pemerintah Federal mengatakan mereka telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan Australia tetap dalam posisi baik dalam menghadapi dampak kemajuan teknologi, termasuk menerapkan strategi Pendidikan Nasional STEM.

Diterjemahkan pukul 01:00 WIB, 14/11/2016, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris di sini.