ABC

Australia Lambat Cetak Dokter Bumiputera

Jumlah dokter praktek yang berasal dari kalangan warga bumiputera seperti Aborigin dan Kepulauan Selat Tores di Australia sangat terbatas. Diperkirakan hanya ada kurang dari 200 orang saja di seluruh benua Australia. 

Karena kondisi inilah pakar kesehatan di Australia sejak lama mendorong agar jumlah petugas medis profesional yang memiliki pemahaman budaya warga bumiputera diperbanyak. Kehadiran mereka diperlukan untuk membantu mengurangi kesenjangan angka harapan hidup maupun pencapaian kesehatan dikalangan masyarakat bumiputera dan non bumiputera di Australia.

Saat ini angka harapan hidup bumiputera Australia tercatat 17 tahun lebih pendek dari rekannya masyarakat non bumiputera. Sementara tingkat kematian bayi warga Aborigin dan Kepulauan Selat Tores juga diketahui 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi warga non bumiputera.  Warga Bumiputera Australia juga dua kali berpotensi dirawat rumah sakit karena penyakit jantung, kanker, gagal ginjal dan diabetes.

Profesor Lisa Jackson Pulver adalah wanita bumiputera dan Direktur dari Unit Kesehatan Muru Marri di Universitas New South Wales.  Dia mengatakan Australia sangat tertinggal dalam hal mencetak dokter praktek yang berasal dari warga bumiputera.

"Di Selandia Baru saja misalnya, mereka mulai mewisuda dokter Maori pertama mereka sejak tahun 1800-an, sedangkan Australia baru memulai program serupa pada tahun  70-an dan b0-an,” tegasnya.

Profesor Pulver mengatakan memiliki dokter yang asli warga Aborigin lebih memudahkan pasien-pasien Aborigin yang membutuhkan unit perawatan medis.

"Perumpamaannya seperti anda masuk ke sebuah lingkungan dan hanya anda satu-satunya wanita di kerumunan ratusan laki-laki, atau anda satu-satunya yang memiliki kategori berbeda dari yang lain dan itu membuat anda sedikit tidak merasa nyaman kan??,” katanya.

"Karenanya memiliki dokter yang berlatar belakang warga Aboirigin memungkinkan warga Aborigin mengenal dan memahami kalau ada warga di luar sana yang sama dengan mereka, yang paham dengan sejarah dan latar belakang mereka dan mengetahui betul pertolongan macam apa yang warga Aborigin perlukan,” katanya.

Alumni pertama

Dalam rangka menyambut seruan inilah, Universitas New South Wales (NSW) membentuk program  beasiswa 7 tahun lalu bersama organisasi philantropi swasta, Yayasan Balnaves yang dikhususkan membantu mendukung mahasiswa bumiputera yang menimba ilmu di fakultas kedokteran.

Dan Program itu  baru menghasilkan satu orang alumni yakni Andrew Julian berusia 24 tahun.

Laki-laki yang lahir dan besar di Sydney ini mengaku kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas NSW sangat terbantu dengan beasiswa itu.

Dan ia berjanji untuk kembali ke komunitasnya menolong warga bumiputera, dan bersedia ditempatkan di daerah pedalaman maupun perkotaan.