ABC

Australia Krisis Staf Peneliti Iklim

Sebuah organisasi ilmuwan ternama Australia merekomendasikan dilakukannya perombakan dalam sistem penelitian iklim di negara mereka. Hal ini diungkapkan setelah riset yang mereka lakukan mendapati Australia kekurangan staf penting di sejumlah bidang utama seperti pemodelan iklim.

Lembaga Akademi Ilmu Pengetahuan Australia (Australian Academy of Science) mengatakan pemodelan iklim merupakan salah satu bidang yang sangat penting bagi Lembah Murray-Darling – aliran sungai terpanjang di Australia sejauh 2.508 kilometer yang merupakan salah satu daerah penghasil makanan paling penting di Australia.

Lembaga tersebut melakukan peninjauan ulang atas kemampuan Australia di masa depan, yang didorong oleh restrukturisasi tim iklim yang besar di lembaga penelitian ilmiah Australia -semacam LIPI- CSIRO pada tahun 2016 lalu.

Kajian ini mendapati bahwa Australia saat ini secara kritis kekurangan tenaga dalam hal memproyeksikan dan melakukan pengukuran iklim.

“Kami telah mencapai kemajuan selama beberapa dekade terakhir mulai dari [tingkat] percaya diri terhadap prediksi [iklim] untuk skala Australia hingga mencapai [tingkat] hampir yakin terhadap beberapa prediksi iklim [di tingkat negara bagian].”

Tapi tanpa adanya peneliti ilmu iklim lagi, lembaga tersebut mengatakan bahwa Australia tidak akan bisa [memiliki prediksi iklim] yang lebih tepat lagi dari itu.

Penting untuk keputusan kebijakan

Sungai Murray
Pola iklim di Murray-Darling Basin berdampak pada ketersediaan sumber makanan dan keuntungan.

 (ABC News: Jake Sturmer)

Pemodelan iklim yang akurat dapat berpotensi menghindari investasi yang mahal dan tidak perlu dengan membantu mengatasi perbedaan variabilitas iklim alami dan perubahan iklim itu sendiri.

“Di negara bagian Queensland mereka lebih maju dan membangun pabrik desalinasi [penyulingan air dan garam sehingga bisa dikonsumsi] dengan biaya $ 2 miliar namun kenyataannya, itu lebih sebagai tanggapan terhadap [peristiwa] kekeringan milenium, yang sebenarnya bukan merupakan indikasi dari perubahan iklim sama sekali, tapi hanya variabilitas iklim biasa, “kata Profesor McDougall.

Jika Anda tinggal di dekat pantai, Anda mungkin ingin mendapatkan prediksi yang lebih terlokalisasi – namun model pengukuran iklim global dari AS dan Eropa tidak dapat menjelaskan hal-hal spesifik Australia, menurut para ilmuwan.

“Banjir di daerah pesisir adalah masalah kompleks yang melihat interaksi antara permukaan laut, yang meningkat, intensitas badai, yang juga cenderung berubah di planet bumi yang semakin menghangat, dan juga struktur garis pantai,”papar Dr. Graham Pearman, seorang konsultan swasta Yang membantu kajian tersebut.

“Ini adalah sesuatu yang sangat spesifik dan ini bukan sesuatu yang dapat anda gunakan dalam model global – anda harus memiliki informasi rinci tentang area pantai tertentu.”

Mendesak penambahan staf

Kajian tersebut mendesak sebanyak 77 posisi tambahan – 27 di antaranya sangat dibutuhkan tahun ini – untuk area seperti observasi iklim, pemodelan dan pemahaman.

Kajian ini tidak menentukan di mana staf tersebut harus berbasis tetapi menawarkan saran, seperti di dalam Biro Meteorologi atau CSIRO, atau bahkan sebuah lembaga penelitian iklim baru yang serupa dengan Australian Institute for Marine Science.

CSIRO berencana untuk secara signifikan mengurangi tim pengukuran dan pemodelan iklim mereka tahun lalu yang memicu kecaman nasional dan internasional.

Ketika staf menyuarakan keprihatinan mereka secara terbuka, CEO CSIRO, Larry Marshall membuat mereka semakin marah saat mengatakan kepada ABC bahwa ada begitu banyak emosi dalam perdebatan yang hampir terdengar “lebih mirip agama daripada sains”.

Dikhawatirkan sampai 100 orang staf iklim akan dirumahkan namun Pemerintah Federal melakukan intervensi, memerintahkan CSIRO untuk memfokuskan kembali pada kajian iklim dan menciptakan sebuah pusat penelitian baru yang berbasis di Hobart, Tasmania.

Menurut Akademi Ilmu Pengetahuan Australia, hanya sekitar 30 orang staf iklim yang akhirnya meninggalkan agensi tersebut.

Salah satunya adalah Profesor John Church, seorang ahli kelautan terkemuka di dunia yang dirumahkan setelah hampir empat dasawarsa bekerja di CSIRO.

Professor John Church
Professor John Church mengatakan perlu dilakukan kajian ulang untuk menyikapi situasi minimnya staf di bidang penelitian iklim saat ini.

 (ABC News: Angela Ross, file photo)

Dia sekarang bekerja di Universitas New South Wales dan ia juga mendukung temuan kajian ini yang menyebutkan bahwa beberapa kelompok riset di tingkat universitas pada umumnya memiliki sumber daya yang baik.

Profesor Church menyambut baik kajian ini namun mengatakan bahwa rekomendasi ini perlu segera ditindaklanjuti.

“Kita benar-benar perlu melakukan implementasi, ada berbagai rencana yang dikembangkan sebelumnya mengenai ilmu iklim yang dibutuhkan, namun belum pernah diterapkan,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Lingkungan Hidup, Josh Frydenberg berterima kasih kepada akademi atas kajian yang mereka lakukan.

“Laporan [akademi] tersebut mengakui bahwa Australia memiliki ‘kemampuan sains iklim yang substansial’ dan infrastruktur ilmu pengetahuan iklim yang didanai dan mendapat dukungan dengan baik,” katanya.

Menteri Lingkungan Hidup Australia, Josh Frydenberg menunjuk pada komitmen pendanaan senilai puluhan juta dolar untuk pemantauan sains iklim jangka panjang dan pusat perubahan iklim, namun tidak berkomentar mengenai desakan dari laporan tersebut mengenai pentingnya staf tambahan.

Diterjemahkan pukul 11:40 AEST 4/8/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini