ABC

Australia Kini Miliki Fasilitas Pelatihan Operasi Bedah Robotik

Australia kini miliki fasilitas pelatihan operasi berbasis robot untuk para dokter bedah yang terdapat di RS Royal Prince Alfred Sydney, New South Wales.

Institut Pelatihan Bedah dan Robotika ini memiliki kapasitas melatih 400 ahli bedah setiap tahun serta menawarkan akses terhadap prosedur pengobatan kurang infasif dengan biaya rendah atau bahkan tanpa membayar sama sekali.

Bagi para ahli bedah masa depan, melakukan operasi dari jarak beberapa meter dari pasien sambil memgendalikan lengan robot akan menjadi norma baru. Namun masih muncul pertanyaan apakah robot dapat melakuan tugas ini dengan lebih baik.

“Kami ingin tahu bagaimana mengajarkan bedah robotik dan bagaimana metode pengajaran yang lebih baik. Kami ingin tahu apa manfaatnya bagi pasien,” jelasnya.

Selama lebih dari satu dekade, mesin robotik telah digunakan di berbagai rumah sakit swasta untuk operasi seperti prostatektomi untuk mengobati kanker prostat dan operasi katup mitral untuk pasien gagal jantung.

dokter bedah robot
Professor Banner (kiri) berbincang mengenai teknik robotik bersama dengan pelatih lainnya.

ABC News: Antoinette Lattouf

Selama ini para ahli bedah di Australia terpaksa harus ke California, Amerika Serikat, untuk mengembangkan keterampilan robotika mereka. Fasilitas ini nantinya akan menjadi yang pertama di belahan selatan yang menawarkan pelatihan komprehensif.

“Kondisi seperti ini membuat sangat sulit bagi ahli bedah lokal dari Australia ke California karena jadwal mereka yang sibuk,” kata salah satu pelatih di lembaga ini, Urolog Dr Scott Leslie.

“Pusat-pusat pelatihan seperti ini hanya tersedia di Amerika Serikat,” tambahnya.

Gratis bagi para pensiunan

Pada Desember 2016, Terry Lagogiane menjadi pasien pertama di New South Wales yang menjalani operasi robotik untuk kanker prostatnya.

Lelaki berusia 69 tahun itu sangat lega karena tidak perlu menjalani kemoterapi dan bisa pulang ke rumah dalam waktu 24 jam.

“Saya sangat senang. Tidak ada bekas luka besar. Hanya satu, dua, tiga, empat titik lubang kunci. [Luka] yang kelima sudah hilang,” katanya.

Dengan tiga robot yang saat ini tersedia di Sydney, pensiunan itu sekarang mampu mengakses prosedur ini secara gratis.

“[Operasi robotika ini] menelan biaya $28.500 (lebih dari Rp.287 juta). Sebagai pensiunan Anda tidak punya uang sebanyak itu. Bahkan jika saya punya, saya akan berpikir dua kali untuk menggunakannya,” katanya.

Menjalani operasi robotika di rumah sakit swasta menelan biaya $5.000 (Rp 50 juta) lebih mahal dibandingkan operasi normal.

Biaya yang mahal itu meliputi $2.000 (Rp20 juta), untuk tambahan waktu di ruang operasi, sementara biaya $3.000 (Rp30 juta) adalah tagihan yang harus dibayar karena menggunakan instumen robotika yang tidak bisa digunakan kembali.

Para pasien dapat juga menghadapi biaya diskresi dokter bedah hingga $15.000 (sekitar Rp 152 juta) yang mungkin mencakup penggunaan mesin-mesin robotika premium.

Apakah lebih baik?

Sebuah penelitian di Australia pada tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi ‘The Lancet’ mempertanyakan nilai penggunaan teknologi robot yang mahal untuk mengobati pasien kanker prostat.

Kajian ini membandingkan antara pasien yang sebelumnya telah menjalani operasi robotika dan yang tidak. Hasilnya tidak ditemukan da banyak perbedaan, termasuk fungsi kemih dan usus pasien atau semasa pemulihan.

operasi dengan tenaga robot
Dokter belajar menggunakan robot untuk mengikat jahitan selama sessi latihan operasi dengan tenaga robot.

ABC News: Antoinette Lattouf

Robot yang digunakan untuk melatih para dokter Australia ini memakan biaya sekitar $ 4 juta. Hingga kini belum terlihat manfaat kesehatan jangka panjang maupun jangka pendek dari fasilitas ini untuk membenarkan penggunaan biaya sebesar itu.

“Tidak diragukan lagi ada semacam nilai tambah terhadap operasi robotika, bagi pasien yang telah menjalani operasi robotika ini. Tapi gambaran secara keseluruhannya masih perlu disempurnakan,” kata Profesor Bannon.

Institut Pelatihan Bedah dan Robotika ini akan mengumpulkan data hasil pasien dan menyajikan temuannya kepada Pemerintah NSW dan Pemerintah Australia.

Simposium bedah robotik akan digelar akhir Juni 2017. Para dokter akan mendiskusikan pendataan nasional bagi para ahli bedah yang memberikan pengobatan robotika. Pertemuan ini juga akan membahas biaya dokter bedah diskresioner untuk prosedur tersebut.

Diterbitkan Selasa 18 April 2017 oleh Iffah Nurarifah dari artikel berbahasa Inggris.