ABC

Australia Kekurangan Profesi Pembuat Jam

Profesi pembuat jam berada di bawah ancaman karena banyak dari mereka pensiun, hanya sedikit yang meneruskan profesi ini dan semakin banyak tekanan muncul dalam industri ini.

Pembuat jam asal Townsville, Barry Kalms, mengatakan, ia adalah satu-satunya pembuat jam yang tersisa di Queensland Utara. Sementara profesi ini menyusut, Barry mengaku, beban kerjanya justru meningkat bagi mereka yang masih bekerja.

“Saya dapat order perbaikan dari Selandia Baru, Papua Nugini, Inggris, semua bagian di Australia, daerah Barat, seluruh perusahaan,” akunya.

"Bisnis pembuatan jam menurun begitu cepat sehingga sangat sulit untuk benar-benar menemukan pembuat jam di daerah Anda," sebut Barry Kalms.

Barry mengatakan, hal-hal kecil seperti mengganti baterai atau kaca tak butuh banyak waktu tapi perbaikan lainnya bisa berubah menjadi proyek besar.

“Jam adalah pekerjaan besar. Mereka mengambil banyak waktu, sangat memakan waktu di mana mereka akan memakan waktu seharian, atau satu setengah hari untuk melakukannya,” jelas Barry.

Ia menyalahkan harga jam tangan yang murah dan masyarakat yang suka membuang barang rusak untuk penurunan jumlah tenaga ahli di bidang ini.

“Anda tak bisa mengajar anak-anak selama empat tahun dan mengajar mereka hal yang sia-sia,” katanya.

Barry Kalm Mengatakan Industri Pembuatan Jam Butuh Dorongan
Jari-jari cekatan Barry Kalms mengerjakan mekanisme jam.

ABC

Lebih banyak pembuat jam dibutuhkan di Australia

Thomas Habel, peserta magang tahun keempat di Adin -Brisbane, adalah salah satu dari segelintir orang Australia yang belajar bisnis pembuatan jam.

"Saya merasa bahwa kami adalah spesies yang cukup langka, dibutuhkan karakter yang langka untuk menjadi pembuat jam," sebut Thomas Habel.

Thomas bepergian ke Sydney setiap dua bulan untuk melatih di kampus TAFE (kejuruan) di Ultimo, yang merupakan salah satu dari dua tempat di Australia yang mengajarkan ilmu pembuatan jam.

“Ini tentu saja kursus yang sangat mahal untuk dijalankan sehingga mereka memotong jam mengajar dan mengatakan kepada kami bahwa kami perlu mencoba dan membuat jam di tempat kerja,” tuturnya.

Lembaga ‘Master Clock’ dan Pembuat Jam Se-Australia Barat juga menawarkan kursus di Perth, tetapi tak meliputi magang.

Thomas mengatakan, hal yang penting bahwa kursus TAFE (kejuruan) di New South Wales terus berlanjut.

“Satu-satunya pelatihan lain adalah pergi ke luar negeri dan melakukannya dan jelas bahwa itu, kurang lebihnya, akan membunuh pelatihan bagi warga Australia,” utaranya.

"Siapa yang ingin pergi ke luar negeri dan belajar sesuatu seunik membuat jam?," tanya Barry Kalms.

Industri butuh bantuan

‘Watch dan Clockmakers’ cabang Queensland mengatakan, pembuatan jam bukanlah bisnis umum.

Juru bicara lembaga itu, yakni Karl Anderson, mengatakan, kemajuan dalam teknologi telah mengurangi ketergantungan pada jam tangan dan jam untuk memberitahu waktu, yang berarti lebih sedikitnya perbaikan jam.

"Sungguh mengejutkan melihat jumlah orang yang mengatakannya, ketika saya memberitahu mereka saya adalah pembuat jam, mereka makin terkejut mengetahui ‘bahkan ada profesi pembuat jam," kata Bary Kalms.

Karl mengatakan, industri ini membutuhkan dukungan pemerintah untuk bertahan hidup.

“WCA (asosiasi pembuat jam) perlu menemukan cara untuk menarik orang, orang-orang muda, dan bahkan orang berusia dewasa untuk masuk ke bisnis ini dan melakukan magang dan bukan hanya menggunakannya sebagai hobi,” harapnya.

Tekanan internasional terhadap suku cadang

Beberapa pembuat jam independen mengatakan, mereka berjuang untuk mendapatkan suku cadang dari produsen besar asal Swiss.

Produsen jam Cartier, Swatch Group dan Rolex-pun dihubungi.

Cartier dan Rolex menolak berkomentar tetapi Swatch Group mengatakan, pihaknya membangun jaringan mitra layanan resmi yang akan bisa mengakses suku cadang jika mereka memenuhi standar tertentu.

"Setiap pembuat jam atau pusat layanan jam, jika ingin, bisa menandatangani komitmen layanan pelanggan kapan saja dengan merk kami," kata Swatch dalam sebuah pernyataan.

Barry mengatakan, bisnisnya bergantung pada ketersediaan suku cadang.

“Saya merasa frustasi karena mereka tak menjual suku cadang kepada kami para pembuat jam untuk melakukan perbaikan,” keluhnya.

Ia menuturkan, “Kami memenuhi syarat dengan cukup mudah untuk melakukan perbaikan tersebut tetapi produsen tak ingin kami para pembuat jam untuk mendapatkannya.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 17: 34 WIB 22/08/2016 oleh Nurina Savitri.