Australia Kekurangan Mahasiswa yang Mau Belajar Ilmu Pertanian
Semakin timbul kekhawatiran di Australia bahwa negeri ini tidak mampu memproduksi hasil pertanian guna mencukupi kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor karena kurangnya minat mahasiswa untuk belajar ilmu pertanian.
Wakil Rektor Universitas Sydney Michael Spence mengatakan bahwa para lulusan pertanian ini sangat penting bagi Australia sebagai salah satu negara besar dalam memproduksi hasil-hasil pertanian.
"Dalam jangka panjang saya kira ini akan menjadi masalah bagi Australia karena di abad mendatang isu pokok adalah makanan." kata Dr Spence.
"Kalau kita bicara dengan para pemimpin kawasan seperti misalnya Cina, mereka mengatakan masalah bagi mereka adalah makanan, makanan dan makanan, entah dari sisi ketersediaan pasok, maupun keamanannya di tengah isu perubahan iklim." tambah Spence.
Namun Spence mengatakan semakin sedikit mahasiswa yang mau menekuni ilmu-ilmu pertanian.
"Kita mungkin gagal menarik perhatian anak-anak kita untuk menekuni ilmu-ilmu pertanian. Dan bilapun mereka terlibat, mungkin ketrampilan yang mereka miliki belum tentu sangat bermanfaat untuk kebutuhan industri pertanian di masa depan." kata Spence lagi.
Menurut laporan ABC Internasional, kekuarangan tenaga insinyur pertanian sangat terasa di bidang industri holtikultur.
Simon Coburn dari kelompok industri sayur-sayuran Ausveg mengatakan beberapa perusahaan sangat kesulitan mencari para lulusan di bidang pertanian untuk ditempatkan di perusahaan mereka dengan utamanya keahlian di bidang agronomi (lmu tanah).
Ini membuat para petani di tingkat bawah kesulitan mendapatkan informasi terbaru.
"Informasi ini sangat penting bagi petani guna mengoptimalkan produksi mereka, misalnya bagaimana mengatasi hama penyakit, menggunakan pembasmi hama yang benar, dan berbagai cara lain guna mencapai produksi yang optimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif." tambah Coburn.
Juga kurangnya para lulusan di bidang penelitian, pengembangbiakkan tanaman dan ahli ilmu tanah di industri biji-bijian.
"Ini akan menjadi masalah besar bagi industri karena Australia sekarang sedang memfokuskan diri untuk menjadi "periuk nasi" bagi Asia." kata Tim Edgecombe, direktur eksekutif Pulse Australia yang membawahi industri di bidang biji-bijian.
"Kita harus memastikan bahwa cukup banyak mahasiswa yang terjun di bidang pertanian karena dalam 10 atau 15 tahun mendatang, kita harus memastikan Australia tetap menjadi garda terdepan dalam semua bidang pertanian." kata Edgecombe.