ABC

Australia Kekurangan Guru Matematika dan Sains

Menurut survei Serikat Pekerja Pendidikan Australia, kelas matematika dan sains diajarkan oleh sejumlah guru yang tak terlatih dalam mata pelajaran itu di lebih dari setengah sekolah di seluruh Australia, dan di lebih dari tiga-perempat sekolah di Queensland. 

Pada (1/4), Serikat itu merilis Laporan Perkembangan Sekolah 2016, yang menawarkan gambaran terbaru dari sekolah-sekolah di seluruh Australia.

Survei itu mengungkapkan, 51% dari kepala sekolah yang merespon secara nasional – dan 76% dari kepala sekolah di Queensland -melaporkan bahwa kelas matematika dan sains mereka diajarkan oleh guru yang tak memenuhi syarat di kedua bidang tersebut.

Laporan, yang mensurvei lebih dari 9.000 profesional pendidikan dari seluruh Australia pada berbagai isu, itu mengungkapkan, 37% dari kepala sekolah mengalami kekurangan guru, naik dari 28% di tahun lalu.

Presiden Serikat Pekerja Guru di Queensland, Kevin Bates, mengatakan, ia khawatir dengan hasil survei itu.

"Di Queensland, masalahnya sangat akut, yaitu, 76% kepala sekolah melaporkan bahwa mereka memiliki kelas matematika dan sains di sekolah yang diajarkan oleh orang-orang yang tak terlatih dalam bidang itu," sebutnya.

Ia mengutarakan, "Bila Anda seorang guru yang berdedikasi, Anda ingin memastikan bahwa Anda melakukan yang terbaik setiap harinya kepada setiap siswa dan itu benar-benar mengharuskan Anda berupaya besar untuk melatih diri dalam konten yang anda ajarkan konten sebelum Anda benar-benar melangkah ke kelas untuk bertemu siswa."

Kevin mengatakan, ia tahu bagaimana rasanya berdiri di hadapan kelas penuh siswa dan mengajar subjek di luar spesialisasinya.

Saat ia mengajar sebagai guru sejarah dan geografi di Queensland, ia mengatakan, ia diminta untuk masuk dan mengisi kekurangan untuk mengajar matematika.

"Ada siswa di kelas itu yang kemampuan matematikanya begitu jauh di depan saya, bahkan mereka baru kelas 2 SMP," pujinya.

Tak banyak guru sains yang tersedia

Peter Darbin, seorang guru spesialis sains di Brisbane, mengatakan, ketika ia pertama kali mengajar pada tahun 1998, ia diberi beasiswa yang bertujuan untuk mendorong lulusan matematika dan sains berkarir sebagai guru.

"Jadi hampir 20 tahun yang lalu, itu sudah diakui sebagai masalah," sebutnya.

Tapi Peter mengatakan, guru selalu diminta untuk mengisi bidang studi lain ketika kekurangan jumlah guru muncul.

Meski demikian ia berpendapat, kurangnya spesialis matematika dan sains sungguh sangat bermasalah.

"Ini sekarang sampai ke titik di mana tak ada cukup guru sains untuk mengajar," keluhnya.

Peter mengatakan bahwa dalam bidang studi alam, hal yang bisa sangat sulit bagi seseorang yang tak terlatih atau berpengalaman dalam disiplin itu, untuk mencoba dan mengajarkannya.

Ia mengemukakan, bahkan ketika guru itu datang dari latar belakang sains, yang sejalan dengan matematika, ketika ia harus mengisi sebagai guru matematika, itu sungguh sulit.

"Saya mengerti matematika tapi saya tak percaya saya memiliki kemampuan seorang guru matematika yang berkualitas atau seseorang yang berpengalaman dalam matematika untuk membuat pelajaran itu menarik dan relevan kepada siswa," akunya.